Kekuatan mental membawa Grigor Dimitrov melewati saat-saat kelam dan kembali ke lapangan tenis. Dia berpesan agar tidak menyepelekan pandemi Covid-19.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Dua bulan lalu, Grigor Dimitrov hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur, mencoba bertahan dari ganasnya infeksi Covid-19, dan tak yakin bisa kembali ke arena tenis profesional. Kini, tunggal putra Bulgaria itu tampil pada turnamen tenis ATP/WTA Cincinnati di Flushing Meadows, New York, Amerika Serikat, dan melewati babak pertama meski baru tiba di kota terbesar AS itu 36 jam sebelum bertanding.
”Saya tak pernah berharap bisa tampil di sini setelah banyak kendala dalam beberapa bulan terakhir. Namun, saya katakan kepada diri sendiri, saya harus mencoba. Sekarang, saya berada di sini,” ujar Dimitrov.
Tiba sekitar 1,5 hari sebelum babak pertama, Minggu (23/8/2020) waktu setempat, Dimitrov bertanding dalam kondisi jetlagged. Meski tak fokus pada hasil dalam turnamen pertamanya sejak ATP Acapulco, Februari, Dimitrov menang atas Ugo Humbert (Perancis), 6-3, 6-4, pada babak pertama. Di babak kedua, petenis peringkat ke-19 dunia itu akan berhadapan dengan Martin Fucsovics (Hongaria).
”Saya sangat bersyukur bisa mengikuti turnamen ini. Lupakan tentang pertandingan, saya bahkan tak ingin berbicara banyak dulu tentang pertandingan,” kata juara ATP Cincinnati 2016 itu.
Kondisi fisiknya belum fit seratus persen untuk tampil dalam turnamen berkategori ATP Masters 1000, 22-28 Agustus itu. Akan tetapi, semifinalis AS Terbuka 2019 tersebut menantang dirinya sendiri untuk tampil di New York.
Selain Cincinnati Masters, yang dipindahkan dari Cincinnati, Ohio, ke Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, Flushing Meadows, New York, Dimitrov juga akan mengikuti AS Terbuka, 31 Agustus-13 September. Dua turnamen itu diselenggarakan di satu tempat untuk memudahkan kontrol pada pergerakan semua partisipan pada masa pandemi Covid-19. Dengan mewajibkan partisipan berada di dalam ”gelembung” (lingkungan steril dan kontrol di wilayah pertandingan dan tempat tinggal), risiko penularan virus berusaha dikurangi.
Adria Tour
Dimitrov dinyatakan positif Covid-19 pada bulan Juni saat mengikuti turnamen ekshibisi Adria Tour, yang digelar Novak Djokovic dan timnya, di Serbia dan Kroasia. Petenis yang pernah menempati peringkat ketiga dunia pada November 2007 itu menjadi peserta Adria Tour pertama yang terinfeksi Covid-19. Setelah itu, ada Victor Troicki, Borna Coric, dan Djokovic. Jumlah ini belum termasuk pelatih dan keluarga sejumlah petenis.
Turnamen untuk tujuan amal itu digelar tanpa menerapkan protokol kesehatan meski diselenggarakan pada masa pandemi Covid-19. Tak ada yang mengenakan masker dan menjaga jarak di antara peserta, panitia, juga penonton.
Dalam penuturannya, Juli, Dimitrov bercerita penderitaannya akibat virus yang telah menginfeksi sekitar 23,5 juta orang secara global tersebut.
”Saya tinggal di rumah seorang diri, sekitar sebulan. Saya kesulitan bernapas, lemas, kehilangan indera pengecap dan pembau,” ujar Dimitrov yang berat badannya turun 3 kilogram akibat sakitnya itu.
Namun, dari semua gejala yang dirasakan, tantangan terbesar adalah mengatasi kondisi mental yang menurun. ”Banyak yang terlintas dalam pikiran, seberapa pun kuatnya mental Anda sebagai seorang manusia atau atlet. Pikiran buruk pun tak terelakkan datang,” ujarnya.
Dalam masa pemulihan, aktivitas sehari-hari dilakukan secara bertahap, dimulai dari berjalan secara perlahan. Tak ada latihan untuk kebugaran, apalagi berlatih di lapangan tenis seperti yang bisa dilakukan banyak petenis lain. ”Itu adalah momen gelap. Saya tak bohong,” kata Dimitrov.
Ketika masa latihan tiba, saat itu pun dijalaninya dengan tidak mudah. Dengan kondisi tubuh naik-turun, Dimitrov bisa berlatih selama 20 menit, tetapi ada kalanya dia pun kelelahan meski tak beraktivitas.
Dari pengalaman itu, Dimitrov pun berulang kali menyampaikan pesan agar orang tak menyepelekan efek Covid-19. ”Selain berpengaruh pada fisik, mental juga sangat terpengaruh. Jadi, jangan pernah menyepelekan kekuatan mental seseorang. Meski demikian, jika bisa bertindak dengan tepat, kita bisa sembuh,” ujarnya.
Setelah berada di New York, juara turnamen Final ATP 2017 itu tak akan menyia-nyiakan kesempatan bertanding dalam dua ajang besar. Kali ini, dengan lebih peduli kepada protokol kesehatan yang harus dilakukan pada masa pandemi Covid-19. (AP)