Johann Zarco tidak mengajukan banding atas sanksi start dari ”pitlane” yang dijatuhkan Stewards FIM untuk balapan akhir pekan ini di Red Bull Ring. Zarco pun dinyatakan bugar untuk balapan setelah operasi ”scaphoid”.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
SPIELBERG, SABTU — Johann Zarco menghadapi tantangan baru di balap MotoGP akhir pekan ini. Ia akan menjalani balapan dari pitlane dan masih dalam kondisi pemulihan cedera. Dia pun berharap hukuman start dari pitlane menghentikan polemik yang berkembang setelah kecelakaan yang melibatkan dirinya dan Franco Morbidelli akhir pekan lalu.
Pebalap tim Esponsorama Racing itu dinilai Stewards FIM MotoGP membalap tanpa tanggung jawab saat melakukan manuver yang terlalu melebar saat keluar dari tikungan 2 yang langsung masuk zona pengereman tikungan 3 di Sirkuit Red Bull Ring. Akibatnya, pebalap tim Petronas SRT Yamaha, Franco Morbidelli, yang baru saja dia lewati, tidak bisa menghindari tabrakan pada balapan seri Austria akhir pekan lalu.
Motor Morbidelli menabrak bagian belakang motor Zarco hingga kedua pebalap terjatuh. Motor mereka lalu nyaris menghantam dua pebalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales dan Valentino Rossi.
”Saya akan menjalani penalti akhir pekan ini. Saya pikir itu solusi terbaik yang bisa diambil,” ujar Zarco kepada MotoGP.
”Saya akan berjuang dan melihat hasilnya saat balapan. Jelas, kondisi fisik saya tidak 100 persen. Meskipun start dari pitlane, saya masih ada peluang. Juga, jika hujan, meskipun start dari pitlane, saya bisa mendapat sesuatu yang bagus,” tutur Zarco.
Zarco juga sudah dinyatakan bugar untuk menjalani rangkaian pekan balapan mulai Sabtu (22/8/2020) ini oleh tim dokter MotoGP.
Zarco juga sudah dinyatakan bugar untuk menjalani rangkaian pekan balapan mulai Sabtu (22/8/2020) ini oleh tim dokter MotoGP. Dia tidak bisa mengikuti sesi latihan Jumat karena masih dalam pengaruh obat bius pascaoperasi scaphoid, salah satu tulang penyusun pergelangan tangan kanan, yang retak akibat kecelakaan pekan lalu. Berdasarkan aturan, pebalap baru bisa menjalani balapan setelah melewati 48 jam sejak pembiusan.
”Dokter menyatakan saya bugar untuk menjalani balapan akhir pekan ini. Saya sangat senang. Saya akan di atas motor dan mengetahui bagaimana rasa sakitnya, apakah saya memiliki cukup kekuatan dan bisa bertahan berapa lama. Saya senang bisa kembali di atas motor dan mendapatkan kembali kepercayaan diri setelah kecelakaan Minggu lalu. Saya terkejut dengan perkembangan pemulihan pergelangan tangan saya setelah operasi dan saya harap pada Sabtu dan Minggu semakin baik,” tegas pebalap asal Perancis itu.
Cedera tulang scaphoid juga pernah dialami pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow, saat kecelakaan pada sesi pemanasan menjelang balapan seri pertama di Jerez. Akibatnya, pebalap asal Inggris Raya itu absen pada seri tersebut dan menjalani operasi.
Cedera itu membuat Crutchlow kurang kompetitif karena mengalami rasa sakit saat pengereman keras yang memberi tekanan besar pada area yang cedera. Kondisi itu akan menjadi tantangan bagi Zarco pada sesi latihan ketiga (FP3), kualifikasi, serta balapan Minggu.
”Saya rasa, saat pengereman adalah hal yang terberat karena harus melakukan hampir semuanya dengan pergelangan tangan. Anda harus menekan setang saat pengereman keras, dan itu akan sulit. Namun, kita lihat saja nanti. Saya (merasa) bisa melakukan itu dan saya akan mencoba. Akan ada rasa sakit (saat pengereman) kemudian pemulihan sedikit di jalur lurus dan muncul rasa sakit lagi. Ini hal baru yang akan saya alami karena saya tidak pernah membalap dalam kondisi cedera sebelumnya,” ujar pebalap dua kali juara dunia Moto 2 itu.
Balapan seri Styria ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi Morbidelli yang berjuang mengembalikan kepercayaan dirinya setelah kecelakaan. Dia memang belum terlalu kompetitif pada sesi latihan pertama (FP1) dan latihan kedua (FP2) pada Jumat. Dia berharap bisa semakin percaya diri memacu YZR-M1 pada sesi kualifikasi dan balapan.
”Saya berusaha memasuki tikungan 2 dengan secepat mungkin dan untungnya saya tidak mengalami kejutan (psikologis), juga karena ini bukan kesalahan saya, melainkan karena pebalap lain,” ujar pebalap asal Italia itu.
”Ketika Anda membalap di sana sendirian, semuanya mudah. Saya pikir, ini akan sedikit berbeda jika ada beberapa motor di dekat saya. Otak bekerja berdasarkan ingatan dan sudah pasti saya tidak memiliki memori yang bagus terkait tikungan itu dengan beberapa pebalap di sekitar saya,” ungkap Morbidelli seusai FP2.
”Saya tidak tahu bagaimana saya akan bereaksi saat itu terjadi. Namun, saya akan berusaha melakukan sejumlah lap dengan beberapa pebalap untuk mengetahui apa yang saya rasakan dan bagaimana saya merasakan tikungan itu berada di dekat motor-motor lain,” lanjut pebalap lulusan akademi pebalap VR46 milik Valentino Rossi itu.
Terkait dengan hukuman start dari pitlane yang diterima Zarco, Morbidelli mengaku menghormati keputusan Stewards meskipun dia sempat berharap ada sanksi berat. Dia juga menegaskan, polemik kecelakaan itu telah berakhir. Ia pun akan fokus pada balapan.
”Saya menghormati keputusan Stewards. Saya telah menyampaikan pendapat saya terkait insiden itu dan, menurut saya, dia layak mendapat hukuman. Namun, saya tidak memiliki hak suara dalam dimensi hukuman. Saya oke dengan keputusan mereka,” ujar Morbidelli.
”Kecelakaan telah berlalu bagi saya. Lembaran dibuka untuk panel Stewards dan itu tugas mereka untuk menganalisis jalannya balapan dan menjatuhkan sanksi atau tidak. Tugas kami adalah membalap dan memberi mereka pendapat sedetail mungkin,” tutur Morbidelli.
Tidak ada dendam
Ia pun menambahkan, tidak ada perasaan dendam atau sakit hati dengan Zarco. ”Saya tidak perlu dan tidak ingin melakukan pembalasan apa pun kepada Johann, seperti yang sebagian orang pikirkan. Saya mengenal dia sejak masih anak-anak dan kami pernah balapan bersama dengan pocketbike,” ucap Morbidelli yang juga sudah meminta maaf setelah melabeli Zarco pebalap ”setengah pembunuh”.
Terkait sanksi yang diterima Zarco, Rossi menilai, mengawali balapan dari pitlane merupakan kerugian besar bagi pebalap. ”Panel Stewards telah memutuskan hukuman. Jadi, itu keputusan mereka. Akan tetapi, dengan mengawali balapan dari pitlane, Anda akan kehilangan banyak dalam balapan. Jadi, mereka telah melakukan sesuatu,” tegas pebalap berusia 41 tahun itu.
Menurut Rossi, yang akan menjalani balapan ke-346 di kelas elite akhir pekan ini, persaingan saat ini semakin ketat juga semakin agresif. Seri Styria ini akan menjadi balapan ke-900 kelas elite sejak 1949 dan Rossi menjalani 38,5 persen di antaranya sejak 2002.
”Mulai dari Moto3, para pebalap muda sudah sangat agresif dan itu terus meningkat. Anda melanjutkan ke Moto2 dan ketika tiba di MotoGP semuanya sangat agresif. Ini wajar karena itu penting. Semua berusaha tampil maksimal untuk berada di depan, tetapi bagi saya kadang kita perlu membuat aturan menjadi lebih jelas. Jadi, Anda tidak bisa memotong jalur saat pengereman,” tegas Rossi.
Pebalap veteran asal Italia ini termasuk salah satu pebalap yang merekomendasikan perubahan tata letak tikungan 2 dan 3 Sirkuit Red Bull Ring, Austria, supaya lebih aman.