Tim-tim raksasa NBA masih belum panas di awal ”play off”. Hal itu berujung kekalahan dari tim non-unggulan. Jika itu dibiarkan, ambisi juara mereka hanya tinggal mimpi semata.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
ORLANDO, KAMIS — Gim-gim awal play off NBA seperti mimpi buruk bagi para kandidat juara NBA, Milwaukee Bucks serta duo Los Angeles, Clippers dan Lakers. Dengan penampilan di bawah standar, para raksasa itu diremukkan oleh tim-tim kuda hitam yang bermodal semangat dan intensitas.
Clippers menjadi korban terbaru keganasan tim kuda hitam. Mereka takluk kepada Dallas Mavericks pada gim kedua play off, 114-127, Kamis (20/8/2020) WIB, di Orlando. Calon juara NBA ini kewalahan menghadapi Mavericks yang hanya memainkan bintang muda, Luka Doncic, selama 28 menit akibat foultrouble.
Duo megabintang Clippers, Kawhi Leonard dan Paul George, tak bisa berbuat banyak. Mereka kalah berkilau dibandingkan pemain cadangan lawan, seperti Trey Burke, Boban Marjanovic, dan Seth Curry, yang total menyumbang 44 poin. Padahal, kelas para cadangan itu dua tingkat di bawah Leonard-George.
Pertahanan Clippers yang dikenal sebagai salah satu yang terbaik di liga tampak begitu rapuh. ”Penampilan hari ini bukan seperti yang kami mainkan sepanjang tahun. Jika bermain seperti ini, kami tak akan bisa menang. Mereka bermain lebih keras. Kami tidak meresponsnya,” ucap Pelatih Clippers Doc Rivers.
Nasib buruk ini tidak hanya dialami Clippers, tetapi juga Bucks dan Lakers yang kalah dari peringkat terbawah di gim pertama, satu hari sebelumnya. Keduanya diperkirakan menyapu bersih seri di babak playoff, 4-0. Namun, prediksi itu meleset total.
Bucks, dengan rekor kemenangan terbaik NBA, takluk kepada Orlando Magic yang turun tanpa tiga pemain inti akibat cedera. Sementara itu, Lakers, unggulan pertama Wilayah Barat, yang dipimpin megabintang LeBron James, kalah dari Portland Trail Blazers.
Fenomena ini pun mengundang tanda tanya. Tim-tim bertabur bintang mendadak jatuh performanya di awal play off. Sebaliknya, justru tim kuda hitam yang lebih mampu mengejutkan.
Menurut Pelatih Lakers Frank Vogel, kejutan itu terjadi karena lawannya sudah ”panas”. Blazers, misalnya, sudah melewati delapan laga musim reguler dan satu laga play in. Di laga-laga itu, mereka sangat serius bermain karena butuh merebut tiket play off. Ibarat mobil, mereka sudah melaju dalam kecepatan maksimal.
Situasi ini berbanding terbalik dengan tim-tim unggulan yang sudah memastikan tempatnya di play off. Baik Bucks, Clippers, maupun Lakers lebih santai karena tidak punya kepentingan di delapan laga tersisa musim reguler selama di ”gelembung” Orlando.
Alhasil, pemain bintang mereka lebih sering disimpan. Rotasi tim juga tidak dibuat sama seperti yang akan ditampikan di play off. Hal itu membuat mereka butuh waktu lagi untuk menyesuaikan atmosfernya.
Ketidakseriusan tim raksasa ini pun berdampak pada tren buruk. Di antara tiga tim, hanya Clippers (5 menang, 3 kalah) yang mencatatkan lebih dari 50 persen kemenangan. Bucks dan Lakers memiliki rekor sama (3 kalah, 5 menang). Tren itu terbawa hingga play off.
Pengaruh tren itu bisa dilihat di Lakers. Selain hasil, tren buruk dalam akurasi tembakan mereka, terutama tiga angka, terbawa dari musim reguler ke play off. ”Kami tidak membuat lemparan yang bagus. Kami pikir ini harus diperbaiki,” ucap Vogel.
Blazers pun memanfaatkan itu. Pelatih Blazers Terry Stotts menginstruksikan skuadnya untuk membiarkan Lakers melakukan lemparan di area luar. Terbukti, efektivitas lemparan yang sering tidak dijaga itu sangat rendah.
Problem para calon juara ini menjadi alarm jelang gim berikutnya. Mereka masih punya kesempatan untuk bangkit di seri berformat terbaik dalam tujuh gim tersebut. Namun, jika terlambat, mereka akan ditendang dari kompetisi oleh para kuda hitam yang sedang dalam motivasi tinggi.
Adapun tim-tim dengan unggulan lebih tinggi tidak punya keuntungan laga kandang di Orlando. Mereka tetap akan bertanding di satu tempat. Hanya logo tim di lapangan yang akan diubah sesuai tim kandang.
Menurut pengamat NBA, Jalen Rose, tanpa penonton dan keuntungan kandang, kans juara jadi lebih seimbang. Semua tim punya peluang yang sama untuk menang, tergantung motivasi mereka.
”Bisa saja pemenangnya di luar dugaan, seperti Denver Nuggets atau yang lain. Clippers dan Lakers bisa kalah jika mereka tidak tampil seperti biasanya,” ucap Rose kepada ESPN. (AP)