Demi mewujudkan cita-citanya menjadi pelatih Barcelona, Ronald Koeman rela melepas kariernya yang mengilap sebagai pelatih tim nasional Belanda. Padahal, tugas sebagai pelatih Barcelona saat ini sangatlah sulit.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·5 menit baca
BARCELONA, KAMIS — Ronald Koeman (57) bekerja bak seorang dokter ketika menjadi pelatih tim nasional Belanda. Ia datang untuk menyembuhkan tim “Oranye” yang sempat terpuruk. Kini, setelah timnas Belanda “sembuh”, Koeman dimintai tolong untuk mengobati Barcelona yang sedang sakit-sakitan.
Tanggung jawab dari tugas baru ini luar biasa besarnya. Koeman praktis mempertaruhkan reputasinya sebagai pahlawan di timnas Belanda untuk membantu Barcelona mengatasi penyakit kronisnya. Ia berhasil mengembalikan kejayaan Belanda yang gagal melaju ke Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018.
Di tangan Koeman, Belanda menjadi tim yang atraktif dan langsung menjadi runners-up Liga Nasional 2019. Tim Oranye juga menjadi tim favorit dalam ajang Piala Eropa 2020. Sayangnya, hajatan Piala Eropa itu ditunda akibat pandemi Covid-19 dan Koeman sudah keburu pergi ke klub impiannya.
“Ini adalah hari yang bahagia bagi saya karena Barcelona adalah rumah saya. Ini adalah tantangan yang tidak mudah untuk dijalani. Saya dituntut untuk mengeluarkan kemampuan terbaik saya di sini dan saya menyukai tantangan ini,” kata Koeman saat diperkenalkan sebagai pelatih baru Barcelona, Rabu (19/8/2020) petang waktu Spanyol. Ia datang menggantikan Quique Setien yang kehilangan jabatannya tidak lama setelah Barcelona kalah telak, 2-8, dari Bayern Muenchen pada laga perempat final Liga Champions, akhir pekan lalu.
Stadion Camp Nou, markas Barcelona, memang sudah seperti rumah bagi Koeman yang pernah menjadi pemain Barcelona selama enam musim dari tahun 1989 sampai 1995. Ia tampil sebagai pemain Barcelona dalam 264 laga dan mencetak 88 gol. Koeman adalah salah satu pemain dalam “skuad impian” Barcelona yang menjuarai La Liga selama empat musim beruntun pada periode 1991-1994 di tangan pelatih legendaris asal Belanda, Johan Cruyff.
Koeman sendiri adalah pelatih asal Belanda kelima yang menangani Barcelona setelah Rinus Michels, Cruyff, Louis van Gaal, dan Frank Rijkaard. “Sudah tertulis bahwa suatu hari, Ronald Koeman akan menjadi pelatih Barcelona. Momen yang ditunggu itu telah tiba,” ujar Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu.
Merancang perubahan
Kini tibalah momen bagi Koeman untuk mulai bekerja mengurai masalah di Barcelona yang sudah menumpuk. Masalah yang ada tidak menyangkut persoalan taktik semata, melainkan jauh lebih dalam menyangkut fondasi sebuah klub. Koeman akan berurusan dengan ego-ego di dalam manajemen maupun ruang ganti pemain.
Koeman mengatakan ada banyak perubahan yang harus dilakukan dan ia meminta komitmen para pemain yang masih ingin menunjukkan loyalitasnya kepada klub. “Saya hanya ingin bekerja dengan pemain yang benar-benar ingin berada di sini. Jika ada pemain yang tidak senang, mereka harus mengungkapkannya. Saya hanya ingin bekerja dengan orang-orang yang akan memberikan segalanya untuk Barcelona,” katanya.
Kekalahan dari Bayern di Liga Champions merupakan ujian terberat bagi para pemain untuk tetap mencintai Barcelona. Mereka telah dipermalukan dan merasa tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sang kapten Barcelona, Gerard Pique, bahkan menyebut perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan struktural.
Pique dan para pemain lainnya tidak tahu mengapa tim yang pernah dua kali menyabet gelar treble winner seperti Barcelona selalu sakit hati dalam beberapa musim terakhir. Sejak menjuarai Liga Champions pada musim 2014-2015, Barcelona sampai sekarang hanya mentok sampai ke babak semifinal.
Dalam lima musim terakhir di Liga Champions, langkah Barcelona terhenti sebanyak empat kali di babak perempat final, termasuk musim 2019-2020. Mereka sempat melaju ke semifinal, tetapi dipermalukan oleh Liverpool pada musim 2018-2019 karena unggul 3-0 pada laga pertama, tetapi kalah 0-4 pada laga kedua.
Setien yang mulai melatih Barcelona sejak Januari 2020 juga berusaha melakukan perubahan. Ia berambisi mengembalikan karakter permainan Barcelona seperti pada era Cruyff dengan mengadopsi gaya permainan tiki-taka yang memukau. Namun, akhirnya Setien terjebak pada gaya pragmatis dan sering menundukkan kepala setiap timnya dikalahkan lawan-lawannya.
Merawat Messi
Penulis sepak bola Spanyol, Dermot Corrigan, dalam artikelnya di The Athletic menjelaskan bahwa kesalahan Setien adalah menurunkan standar yang sudah dimiliki tim. Setien menganggap tidak ada masalah jika tim mendapatkan hasil imbang. Namun, sang bintang Lionel Messi menginginkan kemenangan pada setiap laga. “Sepertinya Setien selalu memaafkan ketika tim bermain seperti layaknya tim medioker,” tulis Corrigan.
Setien pun memperlakukan Messi dengan cara yang keliru saat latihan. Ia menempatkan Messi dalam posisi yang setara dengan pemain lainnya. Ini merupakan kesalahan fatal karena sudah bukan rahasia umum lagi jika para pemain bintang Barcelona, terutama Messi, adalah pemilik kekuasaan yang sesungguhnya di Barcelona. Mereka harus dihormati, termasuk oleh mereka yang berada di manajemen.
Jika manajemen melakukan kesalahan dan Messi tidak senang, Messi akan berterus terang mengungkapkannya. Hal itu pernah terjadi saat Messi menyerang Eric Abidal yang pada Februari lalu masih menjadi Direktur Olahraga Barcelona. Sama seperti Setien, Abidal juga sudah dipecat sejak tragedi laga Bayern.
Oleh karena itu, tugas berat Koeman meliputi tugas untuk merawat Messi yang tetap menjadi tumpuan tim. Barcelona selama ini berusaha membuat Messi selalu senang agar ia tetap bisa bermain bagus. “Sebagai pelatih, saya menyukai ide melatih seorang Messi. Dia memenangi laga dengan caranya sendiri. Saya akan berbicara dengannya dan berharap Messi bisa bertahan lebih lama lagi,” katanya.
Koeman tidak punya banyak waktu untuk berbicara dengan Messi maupun untuk mulai membangun kekuatan Barcelona karena Liga Spanyol musim 2020-2021 akan berlangsung kurang dari satu bulan, yaitu pada 12-13 September. Memang menjadi pelatih Barcelona tidak akan pernah mudah. (AFP/REUTERS)
Biodata Ronald Koeman
Lahir : Zaandam, Belanda, 21 Maret 1963 (57 tahun)
Prestasi sebagai pelatih :
1x Juara Piala Spanyol 2007/2008 (Valencia)
1x Juara Piala Belanda 2001/2002 (Ajax)
1x Juara Piala Super Portugal 2004/2005 (Benfica)
3x Juara Liga Belanda 2006/2007 (PSV Eindhoven), 2003/2004 (Ajax), 2001/2002 (Ajax)
2x Juara Piala Super Belanda 2008/2009 (AZ Alkmaar), 2002-2003 (Ajax)
Pengalaman melatih :
- Barcelona, 19 Agustus 2020-sekarang
- Timnas Belanda, 6 Februari 2018-18 Agustus 2020
- Everton, 14 Juni 2016-23 Oktober 2017
- Southampton, 1 Juli 2014-13 Juni 2016
- Feyenoord, 25 Juli 2011-30 Juni 2014
-AZ Alkmaar, 1 Juli 2009-5 Desember 2009
- Valencia, 5 November 2007-21 April 2008
-PSV Eindhoven, 1 Juli 2006-31 Oktober 2007
- Benfica, 8 Juni 2005-8 Mei 2006
- Ajax, 3 Desember 2001-25 Februari 2005
- Vitesse, 1 Januari 2000-2 Desember 2001
- Barcelona, 1 Juli 1998-31 Desember 1999 (asisten manajer)