Inter Milan berhasil melaju ke final Liga Europa setelah mengalahkan Shakhtar Donetsk, 5-0, Selasa dini hari WIB. Duet Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez kembali tampil sebagai senjata utama Inter.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
DUESSELDORF, SELASA — Inter Milan hampir memiliki segala hal yang dibutuhkan sebuah tim untuk bisa melaju ke babak final Liga Europa. Mereka memiliki kekuatan, ketajaman, kecepatan, dan seni bertahan. Menu komplet itulah yang membuat Inter Milan mengalahkan Shakhtar Donetsk, 5-0, Selasa (18/8/2020) dini hari WIB.
Inter, pada laga itu, mencatat kemenangan terbesar dalam sejarah semifinal Liga Europa. Sebaliknya, Shakhtar mencatat kekalahan terbesar di Eropa sejak kalah dari Manchester City, 0-6, pada laga Liga Champions, November 2018.
Berkat kemenangan itu, Inter bakal menghadapi Sevilla pada final, Sabtu (22/8/2020), pukul 02.00 WIB mendatang. Sevilla sebelumnya mengalahkan Manchester United 2-1 pada laga semifinal. Inter menjadi tim pertama asal Italia yang mampu menembus final kompetisi itu dalam kurun 21 tahun terakhir.
Pelatih Shakhtar Donetsk Luis Castro mengakui superioritas yang ditunjukkan Inter. ”Kami telah menempuh perjalanan hebat hingga sampai pada laga ini. Kami tahu tekanan yang diberikan Inter sangat besar dan kami tidak bisa melakukan apa-apa. Kami kalah dari tim hebat yang memang layak untuk menang,” ujarnya dikutip UEFA.com.
Shakhtar seperti memiliki wajah berbeda ketika bertemu Inter. Mereka tidak lagi ganas seperti pada laga-laga sebelumnya ketika menyingkirkan Malmo dan Wolfsburg, masing-masing dengan jumlah agregat gol, 5-1. Pada babak perempat final, Shakhtar bisa dengan mudah melibas Basel, 4-1.
Ketika bertemu Inter, gawang Shakhtar langsung bobol sejak menit ke-19 berkat sundulan Lautaro Martinez yang menyambar umpan Nicolo Barella. Empat gol Inter lainnya tercipta pada babak kedua, yaitu satu gol lagi dari Martinez, dua gol lainnya dari Romelu Lukaku, dan satu gol dari Danilo D’Ambrosio.
Ketika mendapat kesempatan untuk menyerang, para penyerang Shakhtar tidak bisa melewati ”benteng” Inter yang dijaga Diego Godin dan Stefan de Vrij. ”Saat Inter mencetak gol yang kedua, kami mulai hancur. Setelah gol itu, kami mulai banyak melakukan kesalahan,” kata Castro.
Dua gol pertama Inter tercipta dengan pola serupa, yaitu melalui umpan dari sisi kanan. Pada gol kedua, D’Ambrosio menyundul bola dari tendangan pojok. Dua gol inilah yang menjadi titik awal petaka yang lebih besar bagi Shakhtar.
Faktor pembeda
Pada menit-menit berikutnya, Inter memamerkan kecepatan, kekuatan, dan ketajaman yang tampak dalam duet Martinez dan Lukaku. Duet kedua penyerang ini sekali lagi menjadi pembeda. Baik Martinez maupun Lukaku masing-masing mencetak dua gol dan satu asis. Martinez melakukan asis untuk Lukaku dan sebaliknya.
Penampilan Martinez mulai membaik lagi sejak kompetisi dilanjutkan di tengah pandemi dan Lukaku makin menggila. ”Inter memiliki dua striker fantastis. Sungguh sulit untuk menghadapi mereka dalam situasi satu lawan satu,” kata bek Shakhtar, Davit Khocholava.
Lukaku adalah definisi kengerian bagi bek-bek lawan yang mencoba menghentikannya. Buktinya terjadi pada menit ke-83 ketika striker asal Belgia itu mendapat bola dan berlari kencang tanpa bisa dihentikan Khocholava. Pada momen itu, Lukaku memadukan dua elemen penting dalam dirinya, kekuatan dari tubuhnya yang besar serta kecepatan.
Rekor Lukaku
Ketika sudah mendekati gawang Shakhtar, Lukaku menunjukkan elemen lainnya yang tidak kalah mematikan, yaitu teknik menembak yang dimiliki striker kelas dunia. Wajar apabila Lukaku pada laga itu mencetak rekor di Liga Europa sebagai pemain yang selalu bisa mencetak gol dalam 10 laga beruntun.
Lukaku pada laga itu mencetak rekor di Liga Europa sebagai pemain yang selalu bisa mencetak gol dalam 10 laga beruntun.
Lukaku musim ini telah mengoleksi total sebanyak 33 gol untuk Inter. ”Saya adalah striker dan saya di sini untuk mencetak gol. Ini adalah sesuatu yang sudah ada dalam diri saya,” kata eks striker Manchester United itu.
Kehadiran Lukaku di dalam tim membuat pelatih Antonio Conte semakin optimistis menatap final Liga Europa. ”Sevilla sangat berpengalaman dan telah menjuarai turnamen ini berkali-kali (lima kali). Namun, kami siap memberikan kegembiraan kepada para pendukung,” kata Conte. (AP/AFP/REUTERS)