Kecelakaan adalah salah satu risiko dari MotoGP. Namun, insiden horor yang melibatkan Johann Zarco dan Franco Morbidelli di Austria mengusik para pebalap terkait keselamatan. Kini, mereka berusaha mengatasi trauma.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
SPIELBERG, MINGGU — Valentino Rossi masih ketakutan saat harus kembali ke posisi start setelah bendera merah menyusul tabrakan antara Johann Zarco dan Franco Morbidelli pada seri keempat Grand Prix MotoGP di Red Bull Ring, Spielberg, Austria, Minggu (16/8/2020). Dia nyaris celaka karena motor Morbidelli dan Zarco terbang hanya beberapa sentimeter dari tubuhnya. Namun, Rossi tidak memiliki pilihan dan melanjutkan balapan, mengalahkan rasa takutnya.
Rossi finis pada posisi kelima. Namun, itu pencapaian yang sangat sulit karena dia harus memaksa dirinya untuk kembali ke garis start untuk mengawali balapan yang terhenti di awal lap ke-9. ”Pada akhirnya, saya tidak memiliki pilihan karena saya tidak ingin mengucapkan ’ciao’ kepada semua orang dan pulang. Jadi, saya harus start kembali,” tutur juara dunia sembilan kali di semua kelas itu.
”Anda berusaha tidak memikirkan itu, tetapi itu sangat sulit, dan bahkan sekarang itu tidak mudah. Saya telah berbicara dengan pacar saya, dia sangat khawatir. Namun, saya tidak berbicara dengan ibu saya dan Graziano (ayah Rossi). Sekarang saya akan menelepon mereka. Khususnya Graziano,” tutur pebalap berjuluk ”The Doctor” itu seusai balapan.
Insiden itu telah membuat para pebalap menyegarkan kembali esensi sportivitas balapan, juga lebih disiplin dalam manajemen risiko. Manuver yang berbahaya di lintasan berpotensi membahayan diri sendiri juga pebalap lain. Dalam kasus ini, Zarco yang menjadi sorotan. Rossi pun menilai Zarco sengaja keluar dari racing line kemudian mengerem supaya tidak didahului oleh Morbidelli. Manuver itu membuat Morbidelli menilai Zarco setengah ”pembunuh”.
Zarco kemudian mengklarifikasi langsung kepada Rossi dalam pertemuan 10 menit, bahwa dirinya tidak memotong racing line karena dia tahu itu sangat berbahaya. Dia juga berusaha menemui Morbidelli, tetapi pebalap tim Petronas SRT Yamaha itu sudah meninggalkan sirkuit. ”Saya berbicara dengan Vale untuk membuat dia paham bahwa saya bukan orang gila,” ujar pebalap asal Perancis itu kepada MotoGP.
Zarco dan Morbidelli tidak mengalami cedera parah. Mereka juga dipastikan bisa kembali balapan pada akhir pekan ini, pada seri Styria masih di Red Bull Ring. Insiden yang dinilai oleh Rossi paling menakutkan sepanjang kariernya itu juga menjadi perhatian para pebalap lainnya. Mereka berusaha mengatasi trauma akibat kejadian itu karena kecelakaan adalah bagian dari balapan.
”Kita manusia, tetapi tidak perlu menjadi terlalu manusia dalam situasi seperti itu, karena jika rasional, Anda bisa memaksa motor hingga limit. Dalam situasi itu, Anda bisa menjadi normal, harus fokus pada apa yang ingin Anda lakukan. Sebab, jika tidak seperti itu, Anda tidak akan bisa menjadi pebalap. Kami tahu, sayangnya ini adalah bagian dari olahraga kami, tetapi bagian buruk dari olahraga kami bisa terjadi. Hari ini terjadi kecelakaan yang terlalu buruk, tetapi ini satu bagian dari olahraga kami,” tutur pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, yang finis terdepan di Austria saat konferensi pers.
”Seperti dikatakan Dovi, ini adalah bagian dari olahraga kami, dan Anda bisa menyikapinya dengan dua cara. Cara yang bagus adalah membuat Anda fokus pada diri sendiri, dan cara lainnya adalah terlalu banyak memikirkan hal itu dan lalu menjadi tidak kompetitif. Itu masalah kami semua miliki, para pebalap, dan kami harus cerdik dan tidak terlalu memikirkan itu meskipun kami tidak senang dengan situasi seperti ini,” ujar pebalap Suzuki, Ecstar Joan Mir, yang finis kedua.
Jack Miller pun menegaskan, ini adalah bagian dari balapan meskipun dirinya sangat ketakutan dengan insiden yang melibatkan Zarco dan Morbidelli. Namun, secara alami, para pebalap akan selalu ingin kembali memacu motornya meskipun baru mengalami kecelakaan. ”Jika berpikir rasional, Anda tidak akan berada di atas motor MotoGP, Anda tahu dengan 350 kilometer per jam dan bersenggolan sikut dengan pebalap lainnya, dalam hal itu saya berpikir kami sedikit spesial,” tegas pebalap Pramac Ducati yang finis ketiga itu.
Perubahan tikungan 3
Namun, untuk meningkatkan keselamatan, ketiga pebalap yang finis terdepan itu menilai, pengelola Red Bull Ring perlu memodifikasi tikungan 3 supaya lebih aman. Mereka fokus pada dinding pembatas lintasan di sisi kiri tikungan 3 agar bisa dimundurkan untuk mengantisipasi kecelakaan yang lebih parah di kemudian hari.
”Setiap kali ada tata letak seperti ini, wajar jika sesuatu terjadi kemudian Anda bisa menghantam pebalap lainnya. Jadi ini tidak terlalu aman, tetapi Anda tidak bisa selalu melalui lintasan dengan cara yang sama. Untuk meningkatkan keselamatan, dan kami sudah menyampaikan kepada Komisi Keselamatan, dinding di kiri sedikit lebih berbahaya,” tutur Dovizioso.
”Ketika Anda melihat situasi seperti hari ini, benar bahwa ini titik berbahaya, tetapi ada banyak trek yang memiliki karakteristik seperti ini dengan pengereman saat motor miring, dan kita tidak bisa mengubah semuanya. Seperti disampaikan oleh Dovi, saya pikir penting untuk memindahkan dinding di sebelah kiri ke posisi yang lebih aman tanpa mengubah semuanya,” kata Mir, menambahkan.
Perubahan pada tikungan 3 Red Bull Ring itu juga menjadi perhatian Miller. Pebalap Australia itu berkaca pada kecelakaan yang dia alami di Le Mans pada 2017, dan khawatir akan ada kecelakaan lebih parah di Austria kemudian hari.
”Saya pikir hal besar lainnya adalah area di trek itu, kita tidak bisa mendapatkan trek yang semuanya sama, akan ada beberapa elemen bahaya di sana, tetapi saya pernah dalam posisi mendahului seseorang di sana dan Anda harus mengesampingkan risiko,” tegas Miller yang finis ketiga.
”Motor sudah bergerak, angin membuat perbedaan yang sangat besar, tetapi hal terbesarnya adalah jika motor saya terkunci, Anda akan menuju dinding di kiri dan itu tidak akan bagus, seperti apa yang saya alami di Le Mans. Mereka pernah memindahkan itu, tetapi perlu lebih jauh,” pungkas Miller.