Lolos ke Divisi Utama, Tim Indonesia Berikan Kado HUT RI ke-75
Dengan hambatan internet dan peluang tipis, Indonesia justru bisa lolos secara dramatis dari Divisi Dua ke Divisi Utama Olimpiade Catur Daring edisi perdana, Minggu. Capaian itu menjadi kado untuk HUT RI ke-75, hari ini.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Dengan hambatan internet dan peluang yang tipis, tim Indonesia justru bisa lolos secara dramatis dari Divisi Dua ke Divisi Utama Olimpiade Catur Daring edisi perdana dalam laga hari terakhir penyisihan Grup A, Minggu (16/8/2020). Kesuksesan ini tidak lepas dari motivasi para pecatur Merah-Putih untuk memberikan kado spesial menyambut HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, Senin (17/8/2020).
”Tiket lolos ke Divisi Utama Olimpiade Catur Daring ini kami persembahkan untuk HUT Kemerdekaan Indonesia,” ujar anggota tim Indonesia, Master Internasional Putri/WIM Chelsie Monica Sihite, setelah Indonesia memastikan lolos ke Divisi Utama, Minggu.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Kristianus Liem mengatakan, Indonesia menjalani hari sangat menegangkan pada hari terakhir penyisihan Grup A Olimpiade Catur Daring kali ini. Indonesia, yang berada di peringkat keempat per Sabtu (15/8/2020), harus meraih kemenangan dalam tiga laga hari terakhir itu jika ingin lolos ke Divisi Utama.
Di laga ketujuh, Indonesia bertemu Australia yang berada di peringkat ketiga dan menjadi pesaing terberat untuk merebut tiket terakhir ke Divisi Utama dari Grup A. Adapun tim yang berhak lolos ke Divisi Utama hanya tim-tim yang berada di posisi tiga besar di setiap grup dari lima grup yang ada di Divisi Kedua.
Jika remis, apalagi kalah dari Australia, peluang Indonesia ke Divisi Utama nyaris tertutup. Nyatanya, para pecatur Indonesia berjuang habis-habisan dalam laga tersebut. Dengan jiwa spartan, mereka menang telak 5 poin-1 poin atas tim Negeri Kanguru. Dari enam papan yang ada, mereka meraih empat kemenangan dan dua remis.
Dengan kemenangan itu, Indonesia merangsek ke peringkat ketiga. Hasil itu memberikan semangat berlipat untuk para pecatur menjalani laga kedelapan menghadapi tim peringkat pertama Grup A, Bulgaria, dan laga kesembilan berjumpa tim peringkat kesembilan Bangladesh. ”Setelah menang atas Australia, anak-anak jadi percaya diri bisa lolos ke Divisi Utama,” katanya.
Balada internet
Saat motivasi tumbuh, Indonesia justru menghadapi masalah internet ketika menjalani laga dengan Bulgaria. Laga yang berlangsung sekitar pukul 16.00-17.00 itu bersamaan dengan hujan deras di Basecamp Indonesia di Cisarua, Jawa Barat. Cuaca buruk menyebakan sinyal internet bermasalah.
Walau sudah mencoba mengganti sejumlah operator jaringan internet, sinyal tetap buruk. Akibatnya, di empat papan, Indonesia kalah waktu. Dua papan lain, mereka mengalami satu kekalahan dan satu kemenangan. Alhasil, mereka kalah telak 1 poin-5 poin dari Bulgaria.
Kekalahan itu membuat Indonesia turun lagi ke peringkat ketiga karena Australia berhasil menahan imbang 3 poin-3 poin dari tim peringkat kedua, Jerman. ”Kekalahan itu sangat menyesakkan. Selain kalah karena faktor non teknis, yakni sinyal internet bermasalah, Australia juga berhasil menahan imbang 3-3 tim kuat Jerman,” tutur Kristianus.
Sinyal internet itu tak kunjung membaik jelang laga Indonesia melawan Bangladesh. Padahal, laga itu sangat menentukan nasib Indonesia walaupun peluang sudah sangat tipis. Beruntung, panitia Olimpiade Catur Daring memahami hambatan itu sehingga memberikan penangguhan 10 menit untuk Indonesia memperbaiki sinyal internet sebelum bertarung dengan Bangladesh.
Bermodal tiga operator jaringan internet, Indonesia akhirnya menghadapi Bangladesh dengan sinyal internet yang rawan. Beruntung, hanya sinyal internet laga antara pecatur Indonesia, Kandidat Master/CM Aditya Bagus Arfan, dan pecatur Bangladesh, Master Internasional/IM Rahman Mohammad Fahad, yang sempat bermasalah. Karena itu, Aditya menawarkan remis dan diterima lawannya.
Sementara itu, lima laga lain, Indonesia berhasil menyapu bersih dengan kemenangan. Mereka pun menang telak 5,5 poin-0,5 poin atas Bangladesh. ”Usai kemenangan itu, kami cemas menanti hasil laga Australia dan tim peringkat ketujuh Belarusia. Kalau remis atau menang, Australia tidak akan tergeser dari peringkat ketiga,” ujar Kristianus.
Para pecatur Indonesia berteriak histeris merayakan keberhasilan lolos ke Divisi Utama. Itu momen yang sangat jarang terjadi di permainan catur. Sebab, ekspresi pecatur biasanya datar saja kalau menan.
Keajaiban
Ternyata, keajaiban untuk Indonesia terjadi. Australia, yang diprediksi bisa menang, justru kalah 2,5 poin-3,5 poin dari Belarusia. Hasil itu membuat Indonesia naik ke peringkat ketiga dan Australia turun ke peringkat keempat. Indonesia pun berhak lolos ke Divisi Utama.
Selepas Australia kalah, para pecatur Indonesia berteriak histeris merayakan keberhasilan lolos ke Divisi Utama. Itu momen yang sangat jarang terjadi di permainan catur. Sebab, ekspresi pecatur biasanya datar saja kalau menang, remis, ataupun kalah. ”Tapi, kali ini, anak-anak sangat emosional karena lolos ke Divisi Utama secara tidak terduga,” kata Kristianus.
Di Divisi Utama, Indonesia akan tergabung dengan 39 tim elite catur dunia, yakni tim lima besar Olimpiade Catur 2018, 20 tim terbaik dari lima benua, dan 19 tim lain yang lolos dari Divisi Dua. Tim-tim itu akan dibagi ke dalam empat grup atau 10 tim per grup.
Sejauh ini, undian grup belum dilakukan, tetapi Indonesia dipastikan akan berlaga pada 21 dan 23 Agustus mendatang. ”Peluang Indonesia untuk lolos dari Divisi Utama ke babak gugur penentuan juara cukup berat. Lagi pula, hanya tim dua besar dari masing-masing grup Divisi Utama yang berhak ke babak gugur tersebut,” tutur Kristianus.
Kendati demikian, lanjut Kristianus, pihaknya akan berupaya membuat kejutan di Divisi Utama. PB Percasi berusaha membenahi tim agar tidak lagi mengulangi kekalahan tidak perlu seperti ketika kalah 2,5 poin-3,5 poin dari Filipina di laga kedua, Jumat (14/8) dan kalah 2,5 poin-3,5 poin dari Jerman di laga keempat, Sabtu (15/8).
”Kami juga akan menyiapkan perangkat jaringan internet yang lebih baik agar kendala yang sama tidak terulang. Kami tidak mungkin berharap lagi dari keberuntungan seperti laga hari terakhir ini (kekalahan tak terduga Australia dari Belarusia),” pungkasnya.