Kemenangan Hamilton di Spanyol Diwarna Argumen Pebalap
Lewis Hamilton memiliki pemahaman mendalam di semua aspek balapan, hingga membuat timnya mengubah strategi ban sesuai keinginannya. Hamilton pun meraih kemenangan ke-88 serta rekor baru podium ke-156 di F1 seri Spanyol.
BARCELONA, MINGGU – Kesempurnaan adalah target pebalap Mercedes, Lewis Hamilton. Dia terus menaikkan standar pebalap Formula 1 sekaligus mencetak rekor-rekor baru dalam petualangannya di Formula 1. Pekan ini, Hamilton masuk ke zona baru yang akan sulit diikuti oleh para pebalap masa depan.
Dia membalap dengan brilian, mampu mengelola ban tanpa banyak kehilangan kecepatan, untuk meraih kemenangan ke-88 pada balapan Formula 1 seri Spanyol di Catalunya, Minggu (16/8/2020) malam. Ini pun kini hanya terpaut tiga kemenangan dari rekor Michael Schumacher.
Hamlton juga mencetak rekor baru, pebalap dengan podium terbanyak, 156 kali, mengungguli rekor Schumacher sebelumnya dengan 155 podium. Pencapaian ini bukan hanya karena kelihaian Hamilton mengendalikan Mercedes W11, tetapi juga karena kecerdasan dan etos kerja yang luar biasa untuk menemukan solusi masalah yang dihadapi.
Pada seri pertama musim ini di Austria, dia mengalami masalah performa mobil hingga gagal finis terdepan, terlepas dari hukuman waktu yang sempat ia terima menjelang dan di akhir balapan. Namun, dia bangkit dan membalap dengan luar biasa pada seri kedua, juga di Austria, hingga seperti memberi pelajaran cara membalap kepada lawan-lawannya. Dia terus meraih podium pertama pada dua seri berikutnya di Hongaria dan Inggris.
Namun, pada balapan kedua di Silverstone, Hamilton gagal meraih kemenangan keempat beruntun karena masalah ban yang cepat aus di lintasan yang panas. Masalah itu sudah muncul pada seri keempat, di mana dia finis terdepan dengan ban depan kiri pecah hingga velg mobilnya menggesek aspal.
Baca juga : Hamilton Terus Mencari Kesempurnaan/
Masalah keausan ban itu menjadi pekerjaan rumah para insinyur Mercedes. Namun, Hamilton juga ikut mencari solusi. Dia berdiskusi dengan timnya di Sirkuit Barcelona, Catalunya, seusai sesi latihan bebas, pada Jumat. Diskusi itu berlangsung hingga pukul 22.00 waktu setempat dan membuahkan pole position saat kualifikasi.
Namun, itu baru awal, karena diskusi yang menggali skenario pengelolaan ban supaya bisa bertahan lebih lama, baru muncul saat balapan. Ini taktik yang membutuhkan presisi tinggi dalam menentukan kecepatan yang tidak terlalu banyak menekan ban.
Hamilton mengeksekusi balapan itu nyaris sempurna, hingga finis terdepan dengan selisih waktu 24,177 detik dari pebalap di posisi kedua, andalan Red Bull Max Verstappen; serta unggul 44,752 detik dari rekan setimnya Valtteri Bottas yang finis ketiga.
“Saat ini, dia membalap di dalam liganya sendiri,” puji Kepala Tim Mercedes Toto Wolff kepada Formula 1.
Hamilton bukan sekadar pebalap, dia juga memiliki pemahaman yang mendalam pada strategi. Itu dia buktikan saat diminta masuk ke pit untuk mengganti ban medium dengan ban lunak pada lap ke-50 dari total 66 lap. Mercedes ingin mengamankan posisi Hamilton yang waktu itu unggul 11 detik dari Verstappen di posisi kedua. Bottas sudah melakukan pit-stop ketiga dan mengganti dengan ban lunak karena dia mengalamai keausan parah pada ban mediumnya.
“Mengapa Anda akan memasangi saya ban lunak? Ban-ban ini (medium) baik-baik saja. Pertahankan seperti ini,” ujar Hamilton melalui radio tim.
“Oke, tetap di luar, tetap di luar,” jawab timnya mengikuti keinginan Hamilton untuk mengakhiri balapan dengan ban medium.
Di akhir balapan, Hamilton mengaku terkejut dengan hasil yang dia capai pada seri Spanyol ini. “Saya merasa linglung di luar sana, terasa sangat bagus. Ini sungguh mengejutkan karena kami memiliki masalah dengan ban. Saya bahkan tidak tahu itu adalah lap terakhir di zona saya,” ujarnya.
“Saya belajar sangat keras sebelum balapan untuk memahami ban-ban mana yang akan kami gunakan, supaya saya bisa membuat mereka bertahan lebih lama. Saya bahkan berdebat untuk melakukan sekali pit-stop,” ujar Hamilton terkait strategi balapan yang akhirnya dua kali pit-stop di trek yang panas itu.
Manajemen ban yang dilakukan Hamilton sangat cermat dan presisi, karena dia tidak kehilangan kecepatan terlalu banyak.
Keluhan Verstappen
Manajemen ban yang dilakukan Hamilton sangat cermat dan presisi, karena dia tidak kehilangan kecepatan terlalu banyak. Pebalap asal Inggris itu secara bertahap mencetak pace bagus sehingga tidak mampu dikejar oleh Verstappen yang sempat mendekat pada lap-lap awal.
“Selisih waktu dengan Hamilton mulai mendekat,” ujar tim Red Bull melalui radio.
“Saya tahu, tetapi dia berpura-pura (membalap) dengan sangat lambat,” jawab Verstappen pada lap ke-6.
Verstappen, yang finis terdepan pada seri Perayaan 70 Tahun Formula 1 di Silverstone Inggris, gagal mengulang performanya di Barcelona. Dia kehilangan kecepatan dan mengeluhkan ban belakang yang cepat habis melalui radio tim. Pada lap ke-18 saat terpaut lima detik dari Hamilton yang terus menjauh, dia mengatakan, “kesulitan dengan ban belakang”.
“Tail wind? Saya tidak peduli. Ban, tidak ada yang tersisa,” keluh Verstappen di lap ke-22
“Apa saya perlu mengulangi lagi? Saya tidak punya ban! Saya kehilangan terlalu banyak waktu,” ujar Verstappen ketus yang akhirnya mengganti ban di lap ke-23.
Adu argumen antara Verstappen dan timnya kembali terjadi pada lap ke-27 saat dia diminta tidak memaksa memacu mobil untuk mengejar Hamilton. “Kita dalam rentang (waktu) yang sangat jauh dari Lewis, jadi kendalikan puncak lebih awal. Saya akan terus memberitahu Anda tentang Bottas (di posisi ketiga),” ujar tim Red Bull.
“Bagaimana kalau kita fokus pada balapan kita daripada mengawasi Lewis. Jelas, dengan ban lunak, kita tidak secepat mereka. Jadi, mari lakukan saja pekerjaan kita dan biarkan mereka melakukan pekerjaannya,” tegas Verstappen.
Pebalap asal Belanda itu akhirnya finis kedua dan mengakui Hamilton lebih cepat. “Hari ini kami bisa memisahkan mereka (Hamilton dan Bottas) dan itu bagus sekali bagi kami. Hari ini, kami tidak memiliki pace. Jadi, saya senang (finis kedua). Kami akan terus memperbaiki diri, jadi kita lihat saja,” ujar Verstappen.
Spekulasi Ferrari
Pada balapan seri keenam ini, Ferrari kembali mengalami masalah pelik. Mobil yang dipacu Charles Leclerc kehilangan tenaga hingga mati. Dia sempat melepas sabuk pengaman karena mobilnya tidak mau hidup. Namun, kemudian mobil bisa hidup dan dia kembali ke lintasan untuk masuk ke garasi karena tidak bisa melanjutkan balapan.
Adapun rekan setimnya, Sebastian Vettel, bisa finis ketujuh dengan sekali pit-stop dan memaksa ban berkompon lunak hingga akhir balapan. Ini spekulasi besar supaya bisa finis pada posisi yang lebih baik. Jika Vettel mengganti ban, dia akan kembali ke lintasan di posisi ke-11 dan kecil peluangnya untuk memperbaiki posisi.
“Kami tidak memiliki apapun untuk dipertaruhkan. Kami di posisi ke-11 dan kemudian yang lainnya masuk pit. Saya mengelola ban-ban, kemudian saya diberi instruksi untuk meneka. Kemudian, saya ditanya apakah bisa mencapai finis. Kami mengambil resiko itu karena tidak ada yang kami pertaruhkan. Ini bukan rencana yang dirancang sebelum balapan untuk melakukan 40 lap dengan ban-ban lunak,” ujar Vettel.
Dia berada di belakang pebalap McLaren Carlos Sainz Junior yang finis keenam di belakang dua pebalap Racing Point, Sergio Perez, di posisi lima, dan Lance Stroll di posisi keempat. Perez sudah kembali balapan setelah menjalani karantina mandiri menyusul hasil positif Covid-19. Dia absen pada dua balapan di Inggris.