Jusuf Nurkic, yang tengah berduka, menepikan perasaan sedihnya untuk membawa Portland Trail Blazers lolos ke ”play off” NBA musim ini. Blazers akan menantang LA Lakers di babak pertama fase gugur NBA itu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
ORLANDO, MINGGU — Beberapa jam menjelang laga play in, center Portland Trail Blazers, Jusuf Nurkic, mengumumkan sang nenek meninggal akibat Covid-19. Di tengah duka, Nurkic tetap memilih tampil. Hasilnya mengejutkan, dia sukses mengantar Blazers ke play off setelah mencetak double-double dalam kemenangan atas Memphis Grizzlies.
Blazers menjadi tim terakhir yang memperoleh tiket play off di NBA. Mereka melengkapi 15 tim lainnya yang telah lolos terlebih dulu ke babak gugur itu. Tiket itu diraih setelah mengalahkan Grizzlies, 126-122, dalam play in pada Minggu (16/8/2020) dini hari WIB di Orlando, Amerika Serikat.
Kesuksesan Blazers tak lepas dari aksi memukau dari Nurkic. Pemain jangkung ini begitu mendominasi, baik di area dalam maupun luar, saat menyerang dan bertahan. Dia menghasilkan double-double, 22 poin, dan 21 rebound. Catatannya dilengkapi dengan 6 asis, serta masing-masing 2 steal dan block.
Nurkic dikhawatirkan tidak bisa tampil maksimal setelah mendapat kabar neneknya meninggal. Dia terlihat sedih ketika laga akan dimulai. Pemain bintang Blazers, Damian Lillard, coba menenangkan dengan menepuk dada Nurkic.
”Dia (Nenek) pasti ingin saya tetap bermain. Karena itu, saya memutuskan untuk tetap di sini dan membantu tim meraih play off,” kata Nurkic seusai laga, seperti dikutip ESPN.
Alih-alih tenggelam dalam emosi, pemain asal Bosnia itu justru menjadikan dukanya sebagai sumber motivasi. Nurkic seorang diri menutupi kelemahan di area dalam timnya menyusul cederanya forward Zach Collins di awal pertandingan itu.
Nurkic pun begitu efektif dalam membantu serangan Blazers yang dipimpin duet guard Lillard (31 poin) dan CJ McCollum (29 poin). Total dia mencatatkan akurasi lemparan mencapai 57 persen. Selain itu, dia juga memasukkan dua kali lemparan tiga angka.
Momen heroik
Momen heroik Nurkic terjadi ketika laga memasuki 3 menit terakhir. Dia dengan agresif melakukan offensive rebound dari lemparan gagal forward veteran Carmelo Anthony.
Setelah mendapatkan bola, dia melempar ke dalam keranjang dari jarak dekat. Lemparan itu masuk diikuti dengan satu tembakan gratis karena dia dilanggar center lawan, Jonas Valanciunas. Nurkic sukses membuat 3 point play, yang membuat Blazers unggul 114-111.
Keunggulan tiga angka sedikit menenangkan Blazers yang nyaris tertinggal di sepanjang kuarter terakhir. CJ McCollum lebih leluasa menembak. Dia pun mencatatkan 5 poin dalam waktu kurang dari semenit, yang membuat keunggulan Blazers semakin jauh.
Grizzlies coba mengejar lewat aksi mengesankan dari kandidat Rookie of The Year, Ja Morant, yang total mencatatkan 35 poin, karier tertingginya. Namun, di 20 detik akhir, Blazers meninggalkan mereka lewat tembakan tiga angka Anthony.
Melawan kemustahilan
Hasil ini sukses melengkapi misi nyaris mustahil Blazers. Mereka datang ke ”gelembung” Orlando dengan tertinggal empat kemenangan dari Grizzlies sebagai peringkat ke-8. Namun, perlahan mereka merebut posisi tersebut hingga memenangkan laga play in.
Apa yang kami lakukan dalam dua minggu terakhir sangat spesial. Saya tidak bisa lebih bangga lagi kepada mereka.
”Apa yang kami lakukan dalam dua minggu terakhir sangat spesial. Saya tidak bisa lebih bangga lagi kepada mereka. Kami bisa maksimal di setiap laga karena mulai menemukan keseimbangan,” ujar Pelatih Blazers Terry Stotts.
Blazers mulai menemukan cara ampuh ketika Lillard dijaga ketat oleh lebih dari satu pemain. Lillard tidak mencatatkan lebih dari 50 poin, seperti rata-rata di tiga pertandingan sebelumnya. Akan tetapi, dia memanfaatkan penjagaan lawan untuk memberikan ruang kosong kepada rekan-rekannya.
Lillard lebih banyak menjadi fasilitator. Terbukti, dia melengkapi catatan melawan Grizzlies dengan 10 asis. Adapun Lillard baru saja dinobatkan sebagai pemain terbaik atau Most Valuable Player (MVP) khusus di ”gelembung”. Gelar itu ditentukan berdasarkan performa di delapan pertandingan sejak kelanjutan musim.
Pada babak pertama play off, Blazers akan menantang tim unggulan pertama Wilayah Barat, Los Angeles Lakers. Gim pertama akan berlangsung pada Rabu pagi. Pertemuan dengan format terbaik dalam tujuh gim ini diperkirakan akan berlangsung ketat.
Menurut Lillard, penampilan selama di ”gelembung” membuktikan mereka bukanlah tim yang sama seperti sebelum pandemi. Mereka bisa menjadi ancaman Lakers yang dipimpin oleh LeBron James. ”Kami bisa mengalahkan siapa pun jika bisa tampil seperti ini terus. Itu tujuan kami datang ke sini,” katanya.
Adapun Grizzlies tereliminasi dari perebutan juara NBA musim ini. Mereka gagal memaksakan gim kedua play in melawan Blazers karena kekalahan ini. Adapun sebagai tim peringkat ke-9, Grizzlies butuh menang dua kali atas tim peringkat ke-8 Blazers. Sementara itu, Blazers hanya perlu menang sekali untuk lolos play off.
Pelatih Grizzlies Taylor Jenkins berkata, timnya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai play off. Dia melihat kegagalan ini dari sisi positif. ”Ketika mereka tiba di ruang ganti, kalimat pertama yang diucapkan adalah ingin bekerja keras memperbaiki kekurangan untuk musim depan,” tuturnya.
Meski gagal lolos, masa depan cerah menanti Grizzlies. Debutan mereka, Morant, tampak akan lebih berbahaya lagi musim depan. Pada tahun pertamanya musim ini, dia nyaris membawa tim lolos ke play off. Padahal, Grizzlies tidak punya pemain bintang lain. (AP)