Lyon menjadi tim ketiga yang mampu menyingkirkan Manchester City di babak perempat final Liga Champions Eropa dalam tiga musim beruntun. City harus mengakui keunggulan Lyon, 1-3, Minggu (16/8/2020) dini hari WIB.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
LISABON, MINGGU — Meskipun berlimpah pemain berkualitas dan menyandang tim dengan predikat nilai pasar termahal, Manchester City belum mampu keluar dari jebakan di fase perempat final Liga Champions. Seperti dua musim terdahulu, Pep Guardiola belum mampu membawa ”The Citizens” melaju lebih jauh dari babak delapan besar setelah tumbang 1-3 dari Olympique Lyon di Stadion Jose Alvalade, Lisabon, Portugal, Minggu (16/8/2020) dini hari WIB.
Berkat kemenangan itu, Lyon akan mengulangi laga semifinal satu dekade lalu, yaitu kembali berhadapan dengan raksasa Liga Jerman, Bayern Muenchen, Kamis (20/8/2020) dini hari WIB, di Stadion da Luz, Lisabon. Musim 2009-2010 adalah momen pertama Lyon mampu menembus babak semifinal Liga Champions. Akan tetapi, impian mereka melaju ke partai puncak kandas karena kalah agregat skor 0-4 dari Bayern.
Laga semifinal Liga Champions musim ini pun dikuasai oleh perwakilan Liga Perancis dan Liga Jerman. Selain laga Lyon melawan Bayern, Paris Saint-Germain akan menghadapi RB Leipzig. Ini adalah anomali. Untuk pertama kali sejak musim 1996-1997, tidak ada duta Inggris ataupun Spanyol di babak empat besar. Padahal, klub-klub dari kedua negara itu kerap mendominasi gelar juara Liga Champions.
Untuk pertama kali sejak musim 1996-1997, tidak ada duta Inggris ataupun Spanyol di babak empat besar Liga Champions.
Guardiola mengakui, dirinya dan para pemian sangat kecewa dengan hasil ini. Seluruh tim, kata Guardiola, akan mencoba melupakan kekalahan menyakitkan atas Lyon dan penampilan buruk di Liga Inggris dengan menikmati liburan di masa libur akhir musim.
”Kami akan memberikan semangat kepada pemain ketika mereka kembali ke klub lagi. Dalam beberapa tahun terakhir, City pantas berada di semifinal. Mungkin, satu hari nanti, kami akan mampu menghancurkan sekat yang selama ini menghalau langkah kami,” ujar Guardiola kepada BT Sport.
Pelatih Lyon Rudi Garcia mengungkapkan, kemenangan atas City bukan sekadar keberuntungan. Lyon telah menyiapkan diri untuk menghadapi tim-tim kuat di Eropa ketika masa jeda kompetisi.
”Kami menang pertempuran taktik karena bermain sesuai dengan sistem permainan yang kami inginkan. Masih ada pertandingan yang harus kami mainkan dan kami akan coba atasi lawan kami selanjutnya, Bayern Muenchen,” kata Garcia.
Lyon menjadi tim ketiga beruntun yang mampu menyingkirkan City dari pentas kompetisi antarklub paling terkemukan di dunia. Pada musim 2017-2018, Liverpool memupus impian City. Lalu, pada musim 2018-2019, giliran Tottenham Hotspur membenamkan ambisi City melaju ke babak semifinal lewat keunggulan gol tandang setelah mencatatkan agregat skor 4-4.
Prestasi ”Les Gones” tentu terasa lebih fenomenal dibandingkan dua tim Liga Inggris itu. Pasalnya, Lyon menjadi tim yang belum mampu dikalahkan Guardiola selama tiga musim memimpin ”Citizens” berlaga di Liga Champions. Musim lalu, Lyon mampu menang 2-1 atas City di Inggris, lalu menaham imbang City 2-2 di Perancis dalam dua laga di fase grup.
Pada laga perempat final Liga Champions 2019-2020, yang berlangsung hanya satu laga dan dipusatkan di Lisabon, Portugal, City juga gagal bermain lebih baik dari Lyon.
Spesialis penakluk
Istimewanya, pencipta tiga gol Lyon adalah dua pemain yang berpredikat sebagai penakluk gawang City. Gol pertama Lyon dicetak oleh pemain sayap, Maxwel Cornet. Satu gol itu membuat Cornet telah mencetak empat gol dari tiga laga Lyon menghadapi City.
Kemudian, dua gol pemungkas Les Gones dicetak oleh Moussa Dembele yang telah mencetak empat gol ke gawang City. Dembele mencetak gol itu hanya dalam kurun waktu 12 menit setelah masuk menggantikan Memphis Depay di menit ke-75. Dua gol lain Dembele dicetak ketika masih berseragam Glasgow Celtic pada musim 2016-2017. Kala itu, Celtic mampu menahan imbang City 3-3 dalam laga di babak grup.
”Kami tidak memainkan pertandingan perempat final Liga Champions setiap hari sehingga saya senang keberuntungan kembali memihak kepada saya ketika melawan City. Lyon akan terus mengenang kerja keras yang kami tampilkan melawan City,” kata Cornet kepada RMC Sport.
Dembele mengatakan, tidak selalu mudah untuk mengawali laga dari bangku cadangan. Namun, ketika dipercaya tampil, katanya, ia bertekad untuk mampu berkontribusi bagi tim dalam meraih kemenangan.
”Saya telah melakukan keinginan saya untuk menyumbangkan sesuatu demi pesta Lyon malam ini. Semangat tim telah berubah dan kami adalah tim top di Eropa,” kata Dembele yang dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam laga City kontra Lyon.
Dipicu kesalahan
City, yang menyandang predikat sebagai tim termahal di Liga Champions dengan nilai pasar 1,07 miliar euro (Rp 18,8 triliun), gagal memanfaatkan dominasi di lapangan untuk mencetak lebih banyak gol ke gawang Lyon yang dikawal Anthony Lopes. City memiliki 67 persen penguasaan bola, tetapi hanya mampu mencetak gol setelah menciptakan 19 tembakan. Hal ini kontras dengan Lyon yang mampu mencetak tiga gol walaupun hanya mampu menguasai 33 persen penguasan bola dan melakukan 7 tembakan.
Selain itu, City juga mampu menciptakan 558 operan dengan tingkat akurasi 85 persen. Adapun Lyon hanya mampu menghasilkan 183 operan dengan tingkat akurasi hanya 67 persen selama 90 menit.
Lyon bisa memberikan perbedaan karena mampu memaksimalkan kesalahan pemain belakang City. Dua gol awal Lyon diawali kesalahan bek sayap City dalam menerapkan strategi offside sehingga membuat pemain depan Lyon mampu leluasa berhadapan satu lawan satu dengan kiper City, Ederson. Adapun gol ketiga Lyon tercipta akibat kegagalan Ederson menepis bola dengan sempurna sehingga ”si kulit bundar” jatuh tepat di depan Dembele yang tanpa kesulitan menendang bola ke dalam gawang.
Sementara itu, satu-satunya gol City di laga perempat final itu dicetak oleh Kevin De Bruyne. Gol tercipta setelah De Bruyne menerima umpan Raheem Sterling di dalam kotak penalti Los Gones.
Sejumlah kesalahan lini belakang itu pun membuat Guardiola sampai berlutut dan mencabut rumput di sisi lapangan ketika menyaksikan gol kedua yang dicetak Lyon. Setelah Dembele mencetak gol ketiga, Guardiola menutup wajahnya seakan tidak percaya dengan kekalahan timnya.
Setelah mampu mengalahkan Real Madrid di babak 16 besar, banyak pihak menilai City berada di jalur yang tepat untuk menjadi kandidat juara Liga Champions musim ini. Kenyataan gugur oleh Lyon pun terasa menyakitkan bagi seluruh pihak di City, termasuk De Bruyne, yang sempat menyalakan asa Citizens setelah mampu menyamakan skor di menit ke-69.
Tim ini diisi pemain yang luar biasa, tetapi kami melakukan terlalu banyak kesalahan. Itu adalah cermin dari apa yang telah kami lakukan sepanjang musim ini.
”Tim ini diisi pemain yang luar biasa, tetapi kami melakukan terlalu banyak kesalahan. Itu adalah cermin dari apa yang telah kami lakukan sepanjang musim ini,” ujar De Bruyne.
Menurut De Bruyne, City bermain buruk di babak pertama sehingga kecolongan satu gol dan gagal menciptakan peluang berbahaya. Di babak kedua, katanya, permainan rekan setimnya membaik, tetapi hal itu tidak mampu membuat City mencetak lebih banyak gol ke gawang Lyon.
”Kami masih perlu belajar. Bermain menyerang dan membuat lawan di bawah tekanan ternyata belum cukup untuk membuat kami mengalahkan lawan,” kata gelandang berkebangsaan Belgia itu. (AFP)