Berlari Saat Pandemi, Aman dengan Protokol Kesehatan
Dalam masa pandemi Covid-19, masyarakat masih bisa melakukan aktivitas di luar ruangan, termasuk berolahraga lari. Namun, pencinta lari harus mematuhi peraturan kesehatan demi keselamatan diri sendiri dan orang lain.
JAKARTA, KOMPAS — Walau pandemi Covid-19, bukan berarti masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas sama sekali di luar ruangan, termasuk berolahraga lari. Pencinta lari memungkinkan untuk berlari di luar ruangan asalkan mematuhi protokol kesehatan secara ketat demi keselamatan diri dan orang sekitar.
Ketua Komisi Medis Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) sekaligus Komite Medis Asosiasi Atletik Asia Ermita I Ilyas dalam webinar Tips Berlari Aman dalam Tatanan Hidup Baru oleh PB PASI dan Bank Danamon, Sabtu (15/8/2020), mengatakan, masa pandemi Covid-19 telah menyebabkan kejenuhan hingga stres. Sebab, selama pandemi, masyarakat diminta lebih banyak beraktivitas dalam rumah.
Sejak dimulai normal baru, masyarakat dibolehkan lagi untuk melakukan aktivitas di luar rumah, termasuk olahraga. Tak pelak, orang-orang yang sudah sangat jenuh langsung membeludak ketika kebijakan tersebut diberlakukan, termasuk memadati kawasan Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno dan hari bebas kendaraan bermotor di Jakarta.
Baca juga: Ingat, Mulai Besok HBKB dan 32 Kawasan Pesepeda Ditiadakan
Hal itu justru menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, normal baru mengobati kejenuhan. Di sisi lain, tatanan kehidupan baru itu justru memicu lonjakan penularan Covid-19. ”Ini akibat banyaknya masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker, jaga jarak, dan menjaga kebersihan,” ujarnya.
Berkaca dari itu, kata Ermita, masyarakat ataupun pencinta lari sangat mungkin untuk berlari di luar rumah selama pandemi ini. Syaratnya, mereka berlari dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Yang pertama-tama, mereka harus memastikan bahwa lokasi tempat berlari adalah lokasi aman, tidak di zona merah.
Jangan keluar rumah dalam kondisi sakit atau tidak bugar 100 persen. ”Usahakan untuk lari di tempat atau waktu jarang atau tidak ada orang. Kalau bisa, berlari sendirian saja atau tidak dalam kelompok,” katanya.
Baca juga: Roh Hari Bebas Kendaraan Bermotor Jakarta yang Kini Bergeser
Teliti menggunakan masker
Selanjutnya, Ermita menambahkan, pelari harus menjalani aturan kesehatan dasar seperti memakai masker. Namun, mereka harus teliti dalam menggunakan masker. Mereka disarankan menggunakan masker medis yang memakai tali karena dinilai lebih aman dibandingkan masker kain. Masker itu harus digunakan setiap saat dengan masa penggunaan maksimal empat jam atau segera ganti bila masker mulai basah oleh keringat.
”Bagi orang-orang yang memiliki penyakit bawaan, seperti gangguan pernapasan dan jantung, segera lepas masker ketika merasakan sesak napas. Jangan memaksa tetap beraktivitas dengan menggunakan masker sewaktu merasa sesak karena akan berbahaya untuk keselamatan. Pastikan pula melepas masker itu di tempat yang sepi atau tidak ada orang,” tuturnya.
Saat harus berlari dalam kelompok, lakukan jaga jarak 10 meter antarorang dengan posisi searah. Sebisa mungkin tidak berinteraksi secara dekat dengan orang lain, terutama yang tidak dikenal. Apalagi Covid-19 bisa menular karena ada sentuhan dengan orang lain, percikan cairan mulut, hingga udara.
”Maka itu, lebih baik tidak nongkrong dan segera pulang seusai melakukan aktivitas lari di luar rumah. Sesampai di rumah, langsung mandi dan cuci pakaian yang dikenakan selama berolahraga karena partikel virus bisa menempel di tubuh atau pakaian dalam waktu tertentu,” ujar Ermita.
Jangan memaksa tetap beraktivitas dengan menggunakan masker sewaktu merasa sesak karena akan berbahaya untuk keselamatan.
Aktivitas ringan
Ermita menuturkan, selama pandemi, masyarakat disarankan hanya melakukan aktivitas olahraga ringan. Aktivitas itu baik untuk menjaga kebugaran atau membentuk daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang virus. Sebaliknya, aktivitas terlalu berat justru bisa menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi virus.
Di luar kegiatan lari, orang-orang diminta untuk selalu menjaga asupan gizi dan vitamin yang cukup serta seimbang. Selain dari makanan, asupan nutrisi tambahan bisa didapat dari suplemen. Mereka juga harus beristirahat yang cukup, antara lain tidur minimal 7-8 jam sehari dan berjemur matahari tiga kali seminggu.
”Dalam tatanan hidup baru ini, kita semua memang bisa beraktivitas lagi di luar rumah, termasuk berolahraga. Akan tetapi, jangan sampai aktivitas itu menjadi pembawa masalah diri sendiri ataupun orang lain di dalam dan luar rumah,” katanya.
Baca juga: Tips ”Gowes” Selama Pandemi Covid-19
Komisi Pembibitan dan Permasalahan PB PASI Satyo Haryo menerangkan, tips berlari aman di masa normal baru itu disusun berdasarkan sejumlah aturan yang berlaku, antara lain peraturan Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pemuda dan Olahraga, hingga referensi sejumlah ahli ataupun Federasi Atletik Dunia atau World Athletics. Tips itu akan menjadi pedoman baku semua kegiatan lari di masa tatanan hidup baru.
”Pedoman ini bukan produk hukum, melainkan para pihak disarankan untuk memperhatikannya. Risiko penularan Covid-19 tidak bisa dihilangkan secara keseluruhan. Kendati demikian, dengan mengikuti pedoman yang ada, kita semua bisa meminimalisasi risiko penularan tersebut,” tuturnya.
Segera berlaku nasional
Sekretaris Umum PB PASI Tigor M Tanjung mengutarakan, pedoman berlari di masa normal baru itu akan segera berlaku secara nasional. Apalagi, menurut data World Athletic, setelah pembatasan sosial berskala besar karena Covid-19, terjadi peningkatan olahraga atletik di masyarakat, terutama lari.
Terdata, masyarakat yang biasa melakukan kegiatan atletik satu-dua kali seminggu meningkat hingga 88 persen dan masyarakat yang biasa melakukan kegiatan atletik tiga kali seminggu meningkat 38 persen. ”Jadi, perlu ada pedoman yang mengatur agar kegiatan atletik, terutama lari tetap aman selama pandemi masih ada,” ujarnya.
Setidaknya, pendoman seperti itu sudah dilakukan dalam gelaran lari Indonesia Maju, Indonesia Berlari yang berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu. Dalam ajang lari untuk memperingati HUT Kemerdekaan Ke-75 Republik Indonesia itu, ada 75 pelari dari 15 komunitas se-Jadetabek yang berpartisipasi.
Panitia kegiatan yang terdiri dari TMII, Theater Garuda, IdeaRun, dan Grewal menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam gelaran tersebut. Sehari sebelum perlombaan, peserta harus melakukan tes cepat. Hanya pelari yang hasil tes nonreaktif yang dapat berpartisipasi.
Jelang perlombaan, peserta wajib mengenakan masker dan membawa cairan pembersih tangan. Sebelum memasuki area start, mereka diperiksa suhu tubuh dengan thermo gun. Mereka pun berlari dengan aturan jaga jarak dengan pemberlakuan empat rute berbeda, yakni merah, hijau, kuning, dan biru. ”Ajang ini diharapkan menjadi pilot project berlari aman selama pandemi Covid-19,” ujar Direktur Perlombaan IdeaRun Safrita Aryana.