Saat Saudara Kandung, Duo Williams, Menjadi Kompetitor Terberat
Sempat "dipisahkan" pandemi Covid-19, dua petenis bersaudara, Serena dan Venus Williams, saling menumpahkan kerinduannya di pertandingan WTA Lexington, Jumat. "Perang saudara" sekaligus persabahatan itu dimenangi Serena.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Tanpa penonton, pertemuan Williams bersaudara, Serena dan Venus, di WTA Lexington, bagai latihan yang biasa dilakukan sejak masa kecil bersama ayah mereka, Richard Williams. Namun, permainan ketat dalam perburuan setiap poin menegaskan bahwa keduanya bertemu dalam persaingan yang sesungguhnya. Memiliki hubungan sangat dekat di luar lapangan, sikap kompetitif diperlihatkan keduanya petenis putri itu saat bertemu di arena pertandingan.
Pertemuan itu terjadi pada babak kedua turnamen WTA Lexington, Kentucky, AS, Kamis (13/8/2020) siang waktu setempat atau Jumat (14/8/2020) dini hari waktu Indonesia. Laga itu dimenangi si adik, Serena, 3-6, 6-3, 6-4, dalam waktu 2 jam 19 menit. Pertandingan tersebut lebih ketat dibandingkan pertemuan terakhir mereka pada babak ketiga AS Terbuka 2018 yang dimenangi Serena, 6-1, 6-2.
“Atmosfernya lebih tenang dibandingkan di stadion di Wimbledon atau AS Terbuka. Tidak sesunyi di lapangan latihan, tetapi melawan Venus tak pernah mudah, tidak pernah!” tutur Serena, dikutip New York Times.
Menjadi turnamen pertama dalam 5-6 bulan bukan hal yang mudah bagi semua petenis, termasuk Serena dan Venus, yang secara total telah mengumpulkan 30 gelar juara Grand Slam. Tak ada turnamen, karena pandemi Covid-19, membuat kemampuan petenis umumnya tidak terasah. Maka, diperlukan adaptasi untuk menemukan kembali ritme permainannya.
Namun, dalam pertandingan yang terjadi di Kompleks Tenis Hilary J Boone itu, Williams bersaudara memperlihatkan hasrat pada tenis yang tak hilang meski Venus telah berusia 40 tahun dan Serena akan berusia 39 tahun pada 26 September.
Keduanya juga memperlihatkan upaya mereka untuk tetap aktif dalam persaingan tenis profesional dengan menjalani persiapan pada masa pandemi. Serena berlatih di tempat latihan kebugaran dan lapangan tenis yang dibuatkan suaminya, Alexis, di rumah mereka di Florida, AS. Servis dan forehand keras ketika berhadapan dengan Venus memperlihatkan bahwa masa pandemi seolah tak mengganggu kariernya.
Ayunan, dengan ancang-ancang pukulan yang lebih rendah, menghasilkan forehand datar nan kencang yang membuat Serena terpontang-panting untuk mengembalikannya.
Di seberang net, Venus menyulitkan adiknya dengan gerakan forehand baru yang dilatih bersama pelatih barunya, Eric Hechtman. Dia berdiri jauh di belakang baseline agar memiliki lebih banyak waktu untuk persiapan memukul. Ayunan, dengan ancang-ancang pukulan yang lebih rendah, menghasilkan forehand datar nan kencang yang membuat Serena terpontang-panting untuk mengembalikannya.
“Penampilan baru” Venus membuatnya hampir memenangi pertandingan ketika dia unggul, 4-2, pada set ketiga. Akan tetapi, karakter pejuang Serena menghentikan perlawanan sang kakak.
“Kami tak banyak berbicara tentang apa yang dilakukannya selama latihan pada masa pandemi. Apapun yang dilakukannya, dia adalah kompetitor berat. Saya hanya pernah melihat latihan Venus dan perubahan yang dilakukannya sangat besar,” ujar Serena.
Sementara, Venus berkomentar, “Itu adalah pertandingan sesungguhnya, dengan perebutan poin dan konsekuensi yang nyata”.
Kompetitor sekaligus idola
Pertandingan Serena melawan Venus di WTA Lexington, turnamen baru WTA pada 2020, adalah pertemuan ke-31 mereka setelah mereka pertama kali berjumpa pada 22 tahun lalu. Ini juga menjadi pertemuan pertama mereka dalam turnamen kecil (berlevel WTA Internasional), bukan turnamen besar seperti WTA Premier atau Grand Slam yang menjadi tempat biasanya mereka bertemu.
Meski persaingan mereka telah berlangsung selama 22 tahun, perhatian pada pertandingan Williams bersaudara masih menjadi magnet bagi penggemar tenis, bahkan sesama petenis. Hanya bisa disaksikan oleh tim pendukung petenis yang bertanding, karena WTA Lexington diselenggarakan tanpa penonton untuk mencegah penularan Covid-19, sejumlah panitia pun mencuri pandang dari bawah pagar pembatas lapangan yang ditutupi spanduk.
Venus memenangi pertemuan pertama yang terjadi pada babak ketiga Australia Terbuka 1998, juga pada dua pertemuan berikutnya. Sang adik akhirnya mulai mencuri kemenangan ketika bersaing di Muenchen, Jerman, 1999, hingga akhirnya mengungguli Venus.
Kemenangan di Lexington mengantarkan Serena pada keunggulan, 19-12, sepanjang pertemuannya atas Venus. Serena juga lebih unggul di arena Grand Slam dengan 23 gelar, dibandingkan Venus dengan tujuh gelar.
Berulang kali Serena mengatakan bahwa Venus adalah pesaing terberatnya di lapangan. Walau demikian, dia, juga, selalu menyebut Venus sebagai idolanya. Kedekatan keduanya bahkan membuat putri Serena, Olympia, sering menyebut Venus dengan panggilan “mama”.
“Tadinya, Olympia ingin menonton pertandingan ibunya melawan Tante V, tetapi saya memintanya berenang dan bermain. Seorang ibu tak ingin anaknya melewatkan waktu bermain dan tidur siang,” kata Serena, dalam wawancara dengan Tennis TV.
Meski saling peluk dan cium setelah pertandingan tak dapat dilakukan di WTA Lexington, yang berlangsung dengan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19, mereka bertemu lagi di luar lapangan. Kali ini, dengan canda dan obrolan panjang.