Paris Saint-Germain menjalani Liga Champions dengan penuh kekecewaan hampir selama satu dekade terakhir. Kini mereka mulai melihat harapan dari investasi besar yang mereka lakukan sejak 2011.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LISABON, KAMIS - Paris Saint-Germain akhirnya bisa menembus babak semifinal Liga Champions setelah mengalahkan Atalanta, 2-1, di Stadion Da Luz, Lisabon, Portugal, Kamis (13/8/2020) dini hari WIB. Mereka harus menunggu momen ini hampir satu dekade setelah berinvestasi sebanyak 1,2 miliar euro (Rp 21,8 triliun) sejak dibeli Qatar Sports Investment pada 2011. Investasi mereka akhirnya mulai terasa hasilnya.
Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran belanja pemain Atalanta dalam 9 musim terakhir yang mencapai 257 juta euro (Rp 4,5 triliun). Bedanya, Atalanta langsung bisa tembus ke babak perempat final dalam debutnya di Liga Champions, sedangkan PSG dengan seluruh pengeluarannya itu harus lebih banyak bersabar.
Sejak 2011, PSG membelanjakan uang sebanyak itu untuk membeli pemain-pemain bintang yang diharapkan bisa mewujudkan ambisi mereka menjadi penguasa Eropa. Pengeluaran terbesar terjadi pada musim 2017-2018 ketika mereka membeli Neymar Junior dari Barcelona seharga 222 juta euro, setara Rp 3,4 triliun pada waktu itu.
Meski sudah membayar mahal, PSG harus bersabar karena baru pada musim ini Neymar bisa tampil dalam kondisi terbaiknya. Bintang asal Brasil ini selalu terkendala cedera pada dua musim pertamanya dan langkah PSG di Liga Champions selalu terhenti di babak 16 besar. Padahal, mereka sudah bisa mencapai babak perempat final secara berturut-turut pada musim 2012-2013 hingga 2015-2016.
Musim ini Neymar kembali menyuntikkan rasa percaya diri ke dalam tim dan menyalakan kembali ambisi klub di Eropa. Mereka akan tampil di semifinal untuk menghadapi Atletico Madrid atau RB Leipzig yang berlaga, Jumat (14/8/2020) dini hari WIB. “Saya tidak pernah berpikir untuk pulang. Dari awal sampai akhir, dari saat kami menjalani pemanasan, kami hanya berpikir lolos ke semifinal,” ujar Neymar.
Rasa percaya diri para pemain PSG itulah yang membuat mereka tetap yakin bisa mengatasi perlawanan Atalanta. Hampir sepanjang laga, dari menit ke-26 hingga menjelang laga berakhir, PSG sudah tertinggal 0-1 setelah gawang mereka dibobol penyerang Atalanta, Mario Pasalic.
PSG merasakan manfaat memiliki seorang Neymar yang pada malam itu menjadi pemain terbaik yang berhasil menggiring bola melewati lawan sebanyak 16 kali. Menurut data Opta, angka itu adalah jumlah dribble terbanyak yang dilakukan seorang pemain di Liga Champions setelah Lionel Messi (Barcelona) saat melawan Manchester United pada April 2008.
Kemampuan Neymar itu pula yang membuatnya bisa memberikan assist kepada Marquinhos untuk menyamakan kedudukan pada menit ke-90. Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, lantas menyebut Neymar sebagai pemain terkuat di dunia yang pernah mereka hadapi.
“Saya pikir cara terbaik untuk menghentikannya adalah dengan menekannya dan memaksanya untuk berada dalam posisi bertahan,” kata Gasperini. Cara tersebut bisa berhasil jika tim bekerja sama dengan baik. Atalanta bisa melakukannya, tetapi tidak sampai menit terakhir.
Aksi Choupo-Moting
Tiga menit setelah gol Marquinhos, PSG kembali menambah keunggulan melalui tendangan Eric Maxim Choupo-Moting yang mendapat umpan dari Kylian Mbappe. Masuknya Mbappe pada menit ke-60 bisa meningkatkan kualitas permainan PSG.
Mbappe adalah hasil dari investasi besar PSG lainnya setelah Neymar sejak dibeli seharga 135 juta euro atau Rp 2,3 triliun pada 2018. Sebelum laga ini, bintang muda Perancis ini diragukan bisa tampil karena baru saja pulih dari cedera. Namun, ia tetap bisa tampil seperti biasanya saat diturunkan untuk menggantikan Pablo Sarabia.
Neymar dan Mbappe adalah dua pemain termahal PSG saat ini, tetapi kemenangan mereka malam itu tidak bisa dilepaskan dari peran besar Choupo-Moting. Ia mengumpan kepada Neymar sebelum Marquinhos mencetak gol pertama dan gol kemenangan PSG terlahir dari kakinya.
Kehadiran Choupo-Moting menjadi ironi dalam konteks investasi PSG karena ia bergabung pada 2018 dari Stoke City dengan status pemain bebas transfer. “Ketika saya diminta main, saya terus mengatakan kepada diri sendiri, ‘kami tidak boleh kalah, kami tidak boleh pulang dengan tangan hampa.’ Kami sangat percaya diri,” ujar pemain asal Kamerun ini dikutip UEFA.
Meski bukan datang sebagai pemain mahal, Choupo-Moting tetap bisa menjadi pahlawan bagi PSG. “Choupo-Moting layak jadi presiden,” ujar seorang pendukung PSG yang dikutip surat kabar Le Parisien.
Sebaliknya para pendukung Atalanta di Italia larut dalam kekecewaan. Setidaknya masa depan Atalanta masih sangat cerah dan tiket Liga Champions musim depan sudah ada dalam genggaman. (AFP/REUTERS)