Sulit bagi tim-tim dari luar lima liga top Eropa untuk ikut bertarung di fase-fase puncak Liga Europa kecuali bagi Shakhtar Donetsk. Tim wakil Ukraina ini kembali melaju ke babak semifinal dan menantang Inter Milan.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
GELSENKIRCHEN, RABU — Shakhtar Donetsk lolos ke babak semifinal Liga Europa setelah melibas Basel, 4-1, di Stadion AufSchalke Arena, Gelsenkirchen, Jerman, Rabu (12/8/2020) dini hari WIB. Ini menjadi kesempatan ketiga mereka tampil pada babak empat besar dan mengusik tim-tim elite Eropa.
Belum ada tim dari luar liga top Eropa, yaitu Liga Inggris, Italia, Jerman, Perancis, dan Spanyol, yang mampu tampil lebih sering dari Shakhtar pada fase ini. Shakhtar yang baru saja menjuarai Liga Ukraina musim ini memang unik karena dimotori sejumlah talenta dari Brasil. Tidak jarang mereka disebut klub Brasil.
Saat melawan Basel, misalnya, enam dari 11 pemain mula berasal dari Brasil, sisanya adalah pemain Ukraina. Keempat gol ke gawang Basel diciptakan para pemain Brasil, yakni Junior Moraes, Taison, Alan Patrick, dan Dodo.
Moraes lahir di Brasil, tetapi sudah menjadi warga negara Ukraina. Marlos juga menjalani naturalisasi. Kedekatan Shakhtar dengan Brasil ini, seperti disebutkan ESPN Brasil, mulai terjadi tahun 2002 ketika Shakhtar merekrut striker dari ”Negeri Samba” bernama Brandao.
Sejak saat itu, Shakhtar ketagihan mengombinasikan antara pemain Brasil dan Ukraina dalam skuadnya. Para pemain Brasil tampil sebagai penyerang, sedangkan pemain Ukraina bertugas di lini pertahanan. Upaya itu cukup berhasil dan sejumlah pemain Brasil yang sempat membela Shakhtar merintis masa depan bersama tim elite Eropa, seperti Douglas Costa (Bayern Muenchen/Juventus), Fred (Manchester United), dan Willian (Chelsea).
Basel menjadi saksi ketajaman lini serang Shakhtar. Moraes sudah mencetak gol ketika laga baru berjalan 2 menit. Reputasi Basel sebagai tim dengan pertahanan solid pun runtuh. Sebelum menghadapi Shakhtar, gawang Basel tidak pernah kebobolan dalam lima laga terakhir di Liga Europa.
Keganasan Shakhtar ini mengancam Inter Milan yang menjadi calon lawan mereka di semifinal, Selasa (18/8/2020) dini hari WIB. ”Departemen analisis laga di tim kami sudah mulai menganalisis permainan Inter. Mulai besok, kami sudah bisa berbicara lebih detail soal calon lawan kami itu,” ujar Pelatih Shakhtar Luis Castro, dilansir laman klub.
Inter termasuk tim yang difavoritkan juara karena punya duet penyerang maut, Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez. Mereka juga berani bermain ofensif setelah ditangani Pelatih Antonio Conte pada awal musim ini. Namun, Shakhtar tidak gentar. ”Tidak akan ada lagi tim yang difavoritkan pada laga ini. Dua tim akan bertarung dan siapa pun bisa menang,” ujar Taison.
Sevilla tantang MU
Duel yang sepadan juga tersaji pada laga semifinal lainnya yang mempertemukan Sevilla dengan Manchester United. Sevilla, tim yang paling sering menjuarai Liga Europa (lima kali), melaju ke babak semifinal setelah mengalahkan tim kuda hitam dari Inggris, Wolverhampton Wanderers, 1-0, pada perempat final Rabu dini hari WIB.
Gol tunggal pada laga itu diciptakan oleh Lucas Ocampos pada menit ke-88. ”Kami harus bersabar ketika menghadapi tim seperti Wolverhampton. Sekarang kami akan menghadapi MU, tim terbesar di dunia,” ujar Pelatih Sevilla Julen Lopetegui.
Laga ini menjanjikan permainan atraktif dari kedua tim mengingat MU mencatat 26 tembakan untuk bisa mengalahkan Kopenhagen FC, 1-0, pada babak perempat final. Adapun Sevilla menjadi tim yang tidak terkalahkan dalam 19 laga terakhir di semua kompetisi.
Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer perlu waspada karena Sevilla mampu mencatat penguasaan bola hingga 75 persen saat melawan Wolves. Solskjaer pun sudah mulai membakar semangat para pemainnya. ”Mencapai semifinal adalah usaha yang bagus, tetapi pencapaian ini tidak cukup bagi MU,” ujar Solskjaer dikutip laman MU. (AFP)