Sebastian Vettel semakin terbenam dalam persaingan Formula 1 musim ini. Juara dunia empat kali itu membutuhkan sapaan dari tim ”Kuda Jingkrak” supaya bisa menemukan jalan kembali ke persaingan papan atas Formula 1.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
NORTHAMPTONSHIRE, SENIN — Sebastian Vettel menjalani Formula 1 pada tahun ini tanpa mengetahui apakah bisa mendapat tim baru untuk musim depan setelah Ferrari tidak menawari perpanjangan kontrak. Juara dunia empat kali itu pun mengawali musim ini dengan buruk, dan tak kunjung bangkit hingga seri kelima di Sirkuit Silverstone, Inggris, Minggu (9/8/2020). Vettel membutuhkan perhatian lebih dari Ferrari untuk menemukan kembali performanya meskipun ini musim terakhirnya di tim ”Kuda Jingkrak”.
Konsentrasi Vettel diyakini terpecah akibat ketidakpastian karier balapnya setelah Ferrari mengubah strategi, membangun tim dengan para pebalap muda. Meskipun pebalap berusia 32 tahun itu berulang kali menyatakan tetap fokus pada persaingan musim ini, dampak psikologis yang dia hadapi tak bisa disembunyikan. Terlepas dari performa SF1000 yang kalah cepat dari Mercedes W11 dan Red Bull RB16, perfoma Vettel musim ini sangat jauh dari lima musim sebelumnya bersama tim Kuda Jingkrak.
Vettel kini hanya menempati posisi ke-13 dengan 10 poin dari lima seri yang dijalani. Dia hanya empat poin di atas Nico Hulkenberg yang baru sekali balapan di seri Perayaan 70 Tahun Formula 1 di Silverstone, akhir pekan lalu. Hulkenberg mengganti pebalap Racing Point, Sergio Perez, yang sedang menjalani isolasi mandiri karena positif Covid-19. Performa Vettel kontras dengan rekan setimnya, Charles Leclerc, yang terus membaik, bahkan bisa dua kali naik podium, yakni di seri Austria dan Inggris.
Akhir pekan lalu, Leclerc mampu finis keempat yang dirasakan seperti kemenangan oleh pebalap berusia 22 tahun itu. Dia sukses menjalankan strategi satu pit stop untuk mendapatkan tambahan 12 poin, yang menguatkan posisinya di peringkat empat klasemen pebalap dengan 45 poin. Adapun Vettel menjalani balapan yang mengecewakan, dan semakin muram akibat instruksi melakukan pit stop yang dia nilai tidak masuk akal.
Situasi yang dialami Vettel pada balapan itu memang mengundang tanda tanya. Dia sempat melakukan start dari posisi ke-11 dengan bagus. Namun, saat memasuki tikungan 1, mobilnya yang bersampingan dengan mobil pebalap McLaren, Carlos Sainz Junior, melintir. Dia pun tercecer di posisi terakhir, tetapi DNA juara masih mengalir dalam nadinya. Vettel bisa memperbaiki posisinya hingga posisi ke-9 pada lap ke-21. Dia berada di depan Leclerc yang melakukan pit stop pada lap ke-18 untuk mengganti ban kompon medium (C3) ke ban kompon keras (C2).
Ferrari kemudian menginstruksikan Vettel supaya melakukan pit stop. Momen inilah yang menimbulkan spekulasi kekusutan hubungan Vettel dan Ferrari. Vettel berusaha berargumen melalui radio tim, ”Ban-ban saya masih bagus, senang untuk terus melaju.” Vettel akhirnya mengganti ban pada lap ke-22 setelah instruksi kedua. Dia memasuki lintasan lagi di posisi ke-14 di belakang empat mobil. Dia terjebak ”kepadatan lalu lintas” yang merusak peluangnya meraih poin dengan masuk 10 besar.
”(Saya) dalam selisih waktu yang tidak kita sukai, kita membahas hal ini pagi ini. Saya akan bertahan di sana, tetapi Anda tahu bahwa Anda mengacaukan,” ujar Vettel melalui radio tim.
Vettel akhirnya finis di posisi ke-12, di luar zona poin. Hasil ini membuat dia semakin kehilangan arah. Apalagi, pada awal pekan lalu, dia menyatakan sudah kehabisan jawaban untuk menjelaskan anomali yang dia alami. Terkait strategi pit stop yang dia nilai tidak masuk akal di Silverstone, Vettel menjelaskan bahwa situasi seperti itu sudah dibahas bersama tim untuk dihindari.
”Kami telah berbicara pagi ini (Minggu) dan mengatakan tidak ada alasan masuk pit jika mengetahui akan masuk ke dalam lalu lintas yang padat, dan itulah yang tepatnya kami lakukan,” jelas Vettel.
Dia juga merasa tidak perlu terburu-buru mengganti ban karena dia menggunakan ban berkompon keras. ”Kami juga menggunakan ban keras, hanya kami gunakan dalam 10 lap, mungkin tidak sampai, jadi itu tidak masuk akal. Maksud saya, mengapa Anda memasang ban keras untuk 10 lap dan memasang ban medium untuk 20 lap? Jadi saya kehabisan ban menjelang akhir balapan,” tegas Vettel yang menjalani pit stop kedua setelah 11 lap dengan ban C2 untuk mengganti dengan C3.
Spekulasi
Strategi pit stop itu pun memunculkan spekulasi, Ferrari sengaja mengorbankan Vettel untuk memberi jalan yang mulus bagi Leclerc. Namun, Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto menyangkal spekulasi itu. ”Menurut saya, kami tidak mengorbankan Seb. Kami melihat pada saat itu bahwa tidak akan ada perbedaan bagi dirinya berhenti lebih awal atau kemudian,” ujarnya kepada Formula 1.
”Mencermati semua data, pada akhirnya dengan membiarkan Seb tetap di lintasan, kami mungkin menyisakan paling tidak strategi sekali berhenti terbuka untuk dirinya juga, di mana itu tidak kami lakukan, tetapi ini bukan masalah mengorbankan atau tidak. Kami selalu mengatakan, memaksimalkan poin tim adalah prioritas utama dan itulah yang kami coba raih, dan tidak ada kompromi,” tegas Binotto.
Ini keputusan yang tepat untuk tim dan kami tidak berpikir kami menghukum Sebastian.
Dia juga menilai, strategi tim tidak membuat Vettel kehilangan waktu. Hasil balapan lebih ditentukan oleh awal balapan saat mobil Vettel melintir. ”Sejujurnya sedikit yang bisa disampaikan terkait strategi. Kami (awalnya) berharap dengan beberapa lap setelah panggilan (pit stop) yang membuat dia kehilangan posisi ke (Kimi) Raikkonen. Namun, kami tahu dia akan kembali tanpa kehilangan waktu,” ujar Binotto kepada ESPN.
”Itu membuat Charles (Leclerc) bisa melanjutkan kebangkitannya. Secara umum, ini keputusan yang tepat untuk tim dan kami tidak berpikir kami menghukum Sebastian,” lanjut Binotto.
”Dia mendapatkan kembali (posisi) dari Kimi degan segera, dia tidak akan bisa memangkas waktu dengan (Daniil) Kvyat karena dia sama cepat dengan dirinya saat itu, dan kemudian dia mengungguli Sainz. Balapannya ditentukan saat start, dan saya pikir itu kuncinya, bukan strategi yang dipilih,” tegas Binotto.
Vettel menegaskan, dirinya tidak mau berlarut-larut dengan masalah ini. Dia masih percaya dengan timnya untuk memperbaiki situasi dan membuat musim terakhirnya bersama Ferrari ini menjadi lebih baik. ”Saya berpikiran cukup terbuka untuk balapan berikutnya dan saya tidak berpikir bisa jauh lebih buruk dari saat ini. Ini akan menjadi lebih baik,” tegas Vettel.
Situasi yang dihadapi Vettel ini, menurut Direktur Motorsport Formula 1 Ross Brawn, perlu menjadi perhatian serius Ferrari. Pebalapnya jelas sedang dalam situasi sulit dan membutuhkan keterbukaan untuk mencari solusi.
”Ini akhir pekan lainnya yang sulit bagi Sebastian. Ketika saya memasuki situasi seperti ini, saya selalu duduk satu lawan satu dengan pebalap untuk memahami permasalahan. Kemudian mungkin Anda bisa mengajak insinyur untuk melihat bagaimana kami akan menyelesaikan situasi tersebut. Mereka perlu mengambil langkah dan melihat bagaimana sisa musim ini berlangsung,” tulis mantan direktur teknik tim Ferrari itu dalam kolomnya di laman Formula 1.
Duduk satu lawan satu juga pernah dilakukan oleh Kepala Tim Mercedes Toto Wolff dengan pebalapnya, Lewis Hamilton, di akhir musim 2016, yang dijuarai oleh Nico Rosberg. Percakapan di dapur rumah Wolff itu membuka jalan baru bagi Hamilton untuk menjadi jauh lebih kompetitif, hingga meraih gelar keenam juara dunia musim lalu. Percakapan dari hati ke hati itu mengurai pertalian yang mulai kusut sekaligus memudahkan pencarian solusi masalah.