Indonesia Targetkan Tembus Divisi Utama Olimpiade Daring
Tim Indonesia akan mengikuti Olimpiade Catur Daring edisi perdana. Tim ”Merah Putih” yang menjadi unggulan ke-27 berada di divisi dua dan diharapkan bisa menembus divisi utama.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua belas pecatur Indonesia akan berpartisipasi pada Olimpiade Catur Daring edisi pertama yang digelar pada 25 Juli-30 Agustus 2020. Tim Indonesia yang saat ini berada di divisi dua diharapkan bisa menembus divisi utama yang dilangsungkan dengan sistem catur cepat tersebut.
Dua belas pecatur itu terdiri dari enam putra dan putri, masing-masing dengan tim utama dan cadangan. GM Susanto Megaranto, IM Yoseph Theolifus Taher, dan IM Gilbert Elroy Tarigan di tim inti putra, serta GM Novendra Priasmoro, IM Farid Friman Syah, dan Kandidat Master Aditya Bagus Arfan di tim cadangan.
Tim inti putri diperkuat WGM Irene Kharisma Sukandar, WGM Medina Warda Aulia, dan WIM Ummi Fisabilillah. Adapun tim cadangan diisi WIM Chelsie Monica Sihite, WFM Diajeng Theresa Singgih, dan MPW Laysa Latifah.
”Mereka adalah para pecatur terbaik yang ada di Indonesia sekarang. Komposisi tim inti dan cadangan ditentukan dari hasil kejuaraan nasional, internasional, dan kejuaraan daring yang diikuti mereka beberapa waktu terakhir,” ujar Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Kristianus Liem ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (11/8/2020).
Tim Indonesia masuk Grup A, Divisi Dua Olimpiade Catur Daring 2020 ini. Indonesia tergabung dengan sembilan tim lain, yakni Jerman, Belarusia, Bulgaria, Belgia, Filipina, Bangladesh, Turkmenistan, Kirgistan, dan Australia. Mereka akan bermain dalam babak penyisihan grup pada 14-16 Agustus. Dalam sehari, Indonesia bermain tiga kali.
Sistem catur cepat memberi waktu 15 menit kepada setiap pecatur, plus 5 detik untuk setiap langkah tambahan. Tiga tim terbaik dari lima grup divisi dua akan bergabung dengan lima tim terbaik Olimpiade Catur 2018 dan 20 tim terbaik dari lima benua untuk berlaga di Divisi Utama Olimpiade Catur Daring. Sebanyak 40 tim divisi utama itu akan dibagi ke dalam empat grup, dan tiga tim terbaik tiap grup lolos ke babak play off untuk perebutan juara.
Kristianus mengatakan, untuk saat ini, PB Percasi menargetkan tim lolos divisi utama lebih dahulu. Peluang untuk lolos divisi utama cukup berat. Untuk lolos dari grup A, Indonesia yang menjadi unggulan ke-27 dari 163 tim harus bersaing dengan tim kuat Jerman, Belarusia, dan Bulgaria. Di atas kertas, Indonesia berada satu level di bawah ketiga negara tersebut.
Enam tim lain di grup A juga tidak bisa dianggap enteng. Kemampuan mereka setingkat dengan Indonesia. ”Jadi, untuk lolos dari grup ini, para pecatur Indonesia harus berjuang habis-habisan. Mereka minimal harus meraih lima kemenangan dan empat remis. Kalau kalah sekali saja, langkah Indonesia untuk lolos ke divisi utama akan berat,” katanya.
Tidak bisa ditebak
Kristianus menuturkan, sebagian besar tim elite dunia akan menurunkan pecatur terbaik mereka. Sementara itu, tim yang setingkat dengan Indonesia tidak sedikit yang menurunkan pecatur muda atau baru. Walau demikian, para pecatur muda itu tidak bisa dianggap sebelah mata.
Justru, permainan pecatur muda tidak mudah ditebak. Mereka umumnya unggul dalam permainan catur cepat karena punya daya pikir yang spontan dan cenderung agresif. Jika tidak hati-hati, hal itu bisa menjadi bumerang untuk pecatur yang lebih senior.
”Indonesia sebagian besar diperkuat pecatur matang. Biasanya, pecatur matang ini berpikir sangat hati-hati. Kalau terlalu lama berpikir dalam catur cepat, hal itu bisa menjadi senjata makan tuan. Kalau sudah kehabisan banyak waktu dan masuk masa kritis, pecatur sehebat apa pun pasti panik dan bisa salah langkah,” tuturnya.
Irene mengutarakan, sejumlah tim yang dahulu sering dikalahkan Indonesia juga banyak diperkuat pecatur baru. Australia, misalnya, diperkuat oleh dua pecatur putri naturalisasi dengan predikat WGM, yakni asal China dan Rusia. ”Jadi, kami harus tetap hati-hati dan tidak boleh menganggap remeh lawan yang dinilai setingkat atau lebih ringan,” ujarnya.
Sementara itu, Susanto justru lebih optimistis bisa mulus untuk melenggang ke divisi utama. Sebab, pecatur berusia 32 tahun itu melihat Indonesia diperkuat oleh pecatur terbaik nasional yang kaya pengalaman internasional. ”Di atas kertas, sebagian besar calon lawan di grup A ini menurunkan pemain muda,” katanya.
Maksimal
Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto berharap tim Indonesia bermain maksimal. Walau Olimpiade ini dalam bentuk daring, nilai prestisius kejuaraan itu tetap tinggi. Akan jadi kebanggan jika Indonesia menembus divisi utama. ”Saya harap semua pecatur bisa menunjukkan permainan terbaik agar bisa ke divisi utama, bersaing dengan tim-tim terbaik dunia,” ujarnya.
Tim Indonesia rutin mengikuti Olimpiade Catur yang digelar dua tahun sekali. Sejauh ini, prestasi terbaik tim putra Indonesia menembus peringkat ke-19 dunia pada Olimpiade Catur 1986 di Dubai, Uni Emirat Arab. Kala itu, kejuaraan tidak diikuti negara-negara blok timur yang memilih mundur karena Israel tidak diundang.
Akan halnya prestasi terbaik tim putri Indonesia yang berada di peringkat ke-11 dunia pada Olimpiade Catur 1990 di Novi Sad, Yugoslavia. Walakin, saat itu, Uni Soviet belum pecah sehingga persaingan memang belum seketat sekarang.
Setelah itu, prestasi tim putra Indonesia berkisar di peringkat ke-20 hingga 30-an dunia, sedangkan tim putri di peringkat ke-20-an dunia. ”Jadi, kalau bisa tembus hingga divisi utama Olimpiade Catur Daring ini, sudah sangat luar biasa untuk Indonesia,” kata Kristianus.