Atletik Dunia menggelar kembali rangkaian kejuaraan internasional dimulai dari Tur Emas di Finlandia dan Liga Berlian di Monako. Meski menjadi angin segar bagi atlet, risiko penularan Covid-19 tetap terbuka.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
ERIC LALMAND/AFP/FILE
Stadion King Baudouin yang baru usai dibangun di Brussels, Belgia, 17 Agustus 2009. Pada 29 Juli 2020, penyelenggara The Memorial Van Damme di Brussels, yang menjadi seri keempat Liga Berlian, akan diselenggarakan tanpa penonton pada 4 September. Liga Berlian akan dimulai dengan seri Herculis 2020 di Fontvieille, Monako, pada 14 Agustus.
TURKU, MINGGU – Setelah tertunda sekitar tiga bulan karena wabah Covid-19, Atletik Dunia akan memulai rangkaian kejuaraan internasional pada Tur Emas seri Paavo Nurmi Games 2020 di Turku, Finlandia, 11 Agustus, dan Liga Berlian seri Herculis 2020 di Fontvieille, Monako, 14 Agustus. Ajang itu menjadi angin segar atlet yang menggantungkan penghasilan dari hadiah lomba, tetap memiliki risiko tinggi karena pandemi belum berakhir.
Ancaman penularan Covid-19 tidak bisa dianggap enteng, terutama dalam kejuaraan internasional yang melibatkan banyak orang dari sejumlah negara. Terakhir, peraih medali emas lari halang rintang 3.000 meter Olimpiade Rio de Janeiro 2016 asal Kenya, Conseslus Kipruto, lewat akun Instagram, Minggu (9/8/2020), mengonfirmasi dirinya positif Covid-19.
Hasil itu didapat setelah dirinya mengikuti tes untuk dapat ikut serta pada Herculis 2020. ”Dunia sedang melalui periode yang menantang dan kita semua harus mengambil tanggung jawab. Saya tidak memiliki gejala apa pun dan saya sebenarnya dalam kondisi sangat baik,” ujar Kipruto, yang juga juara dunia 2017 dan 2019 tersebut.
Dengan demikian, Kipruto batal mengikuti seri pembuka Liga Berlian musim ini. Atlet kelahiran Eldoret, Kenya, 8 Desember 1994, itu pun harus menunda keinginannya memecahkan rekor dunia 7 menit 53,63 detik milik atlet Qatar, Saif Saaeed Shaheen, yang dibuat di Belgia, 3 September 2004.
Saat ini, waktu terbaik pribadi Kipruto adalah 8 menit 12 detik yang dicetak di Inggris, 5 Juni 2016. ”Saya berencana pergi ke Monako untuk memecahkan rekor dunia (halang rintang 3.000 meter). Sudah terlalu lama rekor itu berada di luar Kenya,” kata atlet bertinggi 167 sentimeter tersebut.
REUTERS/ARND WIEGMANN/FILE
Dua sprinter putri Swiss, Mujinga Kambundji (kiri) dan Ajla Del Ponte, beraksi pada nomor lari estafet 3 x 100 meter pada ajang The Inspiration Games di Stadion Letzigrund, Zurich, Swiss, 9 Juli 2020. Ajang ini digelar sebagai pengganti untuk seri final Liga Berlian 2020, yang semula akan digelar di Zurich tetapi dibatalkan karena pandemi Covid-19.
Negara-negara Eropa memang menerapkan aturan ketat untuk atlet dari sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Kenya, dan Uganda. Negara-negara itu belum masuk daftar aman untuk memasuki wilayah Uni Eropa mengingat masih tingginya angka penularan Covid-19 di sana.
Protokol ketat
Direktur Paavo Nurmi Games 2020 Jari Salonen dan Direktur Herculis 2020 Jean-Pierre Schoebel tak memungkiri ancaman penularan Covid-19. Untuk itu, mereka menyiapkan protokol kesehatan ketat mengantisipasi penyelenggaraan kedua ajang tersebut. ”Kami telah mengubah segalanya, dari perjalanan atlet, akomodasi, hingga tata cara perlombaan,” tutur Schoebel dikutip dari laman resmi Atletik Dunia, Jumat (7/8/2020).
Panitia penyelenggara Paavo Nurmi Games dan Herculis telah membatasi atlet yang akan berpartisipasi. Di Turku, kemungkinan hanya ada 150 atlet dari 12 disiplin perlombaan. Sementara itu, 140-150 atlet dari 14 displin akan datang ke Fontvieille. Separuh dari atlet-atlet yang hadir ke Turku ataupun Fontvieille merupakan atlet dari luar negeri.
Panitia pun meminta semua atlet peserta melakukan tes Covid-19 sebelum berangkat ke negara perlombaan. Sesampai di negara bersangkutan, mereka harus melakukan tes lagi untuk memastikan bahwa mereka benar-benar bebas dari penyakit tersebut.
Nantinya, para atlet akan diinapkan di satu hotel yang tidak jauh dari lokasi perlombaan. Dengan begitu, peserta bisa lebih cepat sampai ke arena dan meminimalisasi kontak dengan banyak orang jika perjalanan lebih panjang atau lama. Selain menjaga jarak, mereka juga diminta mengurangi kegiatan di luar latihan dan lomba.
Penonton tetap bisa hadir tetapi hanya dengan batas tertentu, yakni sekitar 7.000 orang di Turku dan 5.000 orang di Fontvieille. Selama di arena, penonton harus duduk terpisah dan wajib selalu memakai masker. ”Kami mempelajari segalanya untuk memastikan keamanan maksimum kepada semua orang yang terlibat. Kami tidak pernah bekerja sekeras ini sebelumnya,” ujar Schoebel.
REUTERS/ARND WIEGMANN/FILE
Pelari Swiss, Lea Sprunger, tampil pada nomor lari 300 meter gawang putri dalam ajang The Inspiration Games di Stadion Letzigrund, Zurich, Swiss, 9 Juli 2020.
Sejauh ini, hanya 7 dari 10 seri Tur Emas yang akan digelar dari 11 Agustus hingga 26 September 2020. Sementara itu, ada 6 dari 15 seri Liga Berlian yang akan dilaksanakan antara 14 Agustus dan 17 Oktober. Namun, jadwal tersebut bersifat fleksibel atau bisa berubah sewaktu-waktu, antara lain bisa kembali ditunda atau dibatalkan sama sekali.
Membantu atlet
Terlepas dari segala risiko, kehadiran kembali rangkaian kejuaraan internasional memang mendesak. Banyak atlet menggantungkan penghasilan dari hadiah lomba, terutama atlet-atlet dari Afrika, seperti dari Kenya.
Harian The Straits Times pada 25 April 2020 memberitakan, atlet Kenya kehilangan lebih dari 66,6 juta dollar AS atau sekitar Rp 979 miliar dalam bentuk uang, iklan, bonus waktu (rekor), dan biaya penampilan karena banyaknya kejuaraan yang ditunda ataupun dibatalkan karena Covid-19. Negara di timur Afrika itu memiliki lebih dari 1.000 pelari elite dari nomor pertandingan lari 400 meter hingga maraton dan mata pencarian mereka hanya dari lomba.
Bahkan, pelari maraton Kenya, Albert Korir, yang disponsori apparel dari salah satu merek olahraga global asal Jerman, masih menggantungkan hidup dari perlombaan. ”Kami harus berlari dan bertanding. Jika tidak ada kejuaraan, kami tidak memiliki uang dan ini akan sangat menyulitkan kami,” kata peraih emas Houston Marathon 2017 dan perak New York Marathon 2019 itu, seperti dikutip Deutsche Welle.
Presiden Atletik Dunia Sebastian Coe mengakui, pihaknya sadar betul dengan fenomena tersebut. Oleh karena itu, mereka berupaya menggelar kembali rangkaian kejuaraan internasional sesegera mungkin. ”Jelas, kalau tidak ada kompetisi, tidak ada hadiah uang. Jadi, tujuan utama saat ini adalah mencoba membawa kembali persaingan di dunia nyata,” tuturnya.
Tak heran, walaupun anggaran penyelenggaraan Paavo Nurmi Games dipotong 25 persen dan Herculis dipotong 50 persen, panitia tetap berupaya memberi hadiah yang layak bagi para pemenang. ”Tentu saja, kami ingin membantu atlet semampu kami. Kami senang bisa memberikan hadiah uang dan sejumlah uang untuk penampilan mereka,” tutur Schoebel.
Meski uang yang didapat lebih sedikit dari sebelumnya, Salonen dan Schoebel yakin para manajer dan atlet memahami kondisi keuangan yang terdampak oleh pandemi saat ini. Semuanya harus beradaptasi dengan situasi yang ada sekarang. ”Kami berupaya maksimal untuk menggelar kembali kejuaraan dan kami tahu para atlet juga ingin terjun lagi ke kompetisi,” kata Schoebel. (AFP/REUTERS)