Fabio Quartararo menunjukan dirinya memiliki potensi untuk memenangi balapan di Brno, akhir pekan ini, dengan adaptasi yang sangat baik di sirkuit favorit pebalap Ducati dan Honda itu, dengan motor Yamaha YZR-M1.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BRNO, JUMAT - Pikiran positif Fabio Quartararo tidak menjadikan Sirkuit Brno yang memiliki banyak trek lurus, sebagai kendala untuk menjadi yang terbaik. Setiap trek memiliki karakternya tersendiri, dan itu menjadi tantangan bagi pebalap untuk menemukan strategi jitu. Quartararo pun menunjukan secercah harapan dirinya bisa menyamai rekor Kenny Roberts pada 1980, dengan memenangi balapan ketiga secara beruntun pada seri Ceko, akhir pekan ini.
“Saya pikir Jerez adalah trek sedikit lebih baik bagi kami, tetapi bagi saya Yamaha bekerja dengan baik di semua trek. Ini benar bahwa trek ini memiliki banyak lintasan lurus, tetapi juga banyak tikungan. Motor kami menjadi lebih baik, jadi kami akan melakukan yang terbaik, mentalitas yang sama,” tegas Quartararo.
Pebalap tim Petronas Yamaha SRT itu tampil meyakinkan pada sesi latihan bebas kedua, Jumat (7/8/2020). Dia mencatatkan waktu tercepat 1 menit 56,502 detik pada FP2, mengungguli catatan waktu tercepat FP1 milik pebalap LCR Honda Takaaki Nakagami 1 menit 57,353 detik. Quartararo bangkit dari FP1 yang hanya berada di posisi ke-13 dengan waktu 1 menit 57,831 detik. Dia juga sempat terekam meluapkan kekesalannya saat FP2 dengan kibasan tangan saat tidak bisa menyelesaikan putaran dengan baik. Raut muka jengkel masih terlihat jelas saat dia kembali ke garasi tim, kemungkinan karena dia tidak puas dengan pengendalian motor pada tikungan-tikungan cepat.
Namun, kendala itu tidak merusak konsentrasi Quartararo yang kini memimpin klasemen dengan 50 poin. Dia telah belajar banyak dari berbagai kendala saat masih di Moto2. Salah satu momen terburuk sekaligus titik balik adalah saat dia mengakhiri kualifikasi di posisi ke-28 pada Moto2 seri Argentina 2018. Hasil itu mengantar Quartararo menemui psikolog untuk mengurai apa masalah yang dia hadapi guna menemukan jalan untuk bangkit. Setelah itu dia terus membaik, dan kemudian meraih podium teratas di Barcelona, dan finis kedua di Belanda. "Momen itu sangat penting dalam hidup saya, karena saya pikir salah satu yang terburuk tetapi membuat saya belajar sesuatu untuk masa depan," ujar Quartararo dalam video wawancara di laman MotoGP.
Salah satu kunci adaptasi Quartararo di Brno adalah pengereman keras saat memasuki tikungan, guna memaksimalkan keunggulan YZR-M1. Dia mengasah strategi agresif itu untuk mengungguli para pebalap Ducati dan Honda yang memiliki motor lebih cepat di lintasan lurus, tetapi kurang lentur di tikungan. Gaya membalap agresif itu ditunjukan Quartararo pada tikungan ke-13, di mana dia melakukan pengereman keras untuk mengurangi kecepatan dari 270 kilometer per jam menjadi 97 kilometer per jam.
Quartararo mengasah gaya membalap agresif itu untuk diterapkan saat FP3 pada Sabtu (8/8/2020) yang digunakan untuk menentukan 10 pebalap yang lolos langsung ke kualifikasi kedua (Q2). Pola itu juga akan dia terapkan untuk meraih posisi start terdepan. Sedangkan saat balapan, gaya membalap agresif akan menjadi kunci memperlebar jarak dengan pebalap lain di beberapa lap awal. Setelah itu, dia akan menjaga pace untuk menghemat ban, sebelum kembali memacu sekencang mungkin di lap-lap akhir balapan.
Namun, gaya membalap agresif itu membutuhkan pengendalian motor yang sangat presisi. Meskipun dia mencetak waktu tercepat di FP2, itu dia raih setelah menggunakan ban berkompon lunak baru, untuk menambah daya cengkeram pada lintasan aspal bersuhu 50 derajat Celcius. Selain itu, dia hanya unggul 0,007 detik dari rekan setimnya Franco Morbidelli, serta 0,048 detik dari pebalap KTM Tech 3 Miguel Oliveira.
Kondisi ini masih memungkinkan bagi para pebalap KTM, Ducati, dan Honda, mengungguli Quartararo pada FP3 maupun kualifikasi. Pebalap tim Monster Energy Yamaha Maverick Vinales menjadi salah satu pesaing kuat Quartararo, sama seperti pada dua seri di Jerez. Vinales yang mengalami hambatan pada FP1, bisa memperbaiki catatan waktunya pada FP2 dan menempati posisi kelima, terpaut 0,166 detik dari Quartararo. Sedangkan Valentino Rossi yang memburu podium ke-200 tercecer di posisi ke-12. Ini posisi di luar zona Q2, padahal untuk memperbesar peluang naik podium, Rossi perlu start dari baris terdepan atau kedua, seperti pada seri Andalusia saat dia start dari posisi keempat.
Pada FP1 dan FP2, para pebalap Ducati belum menunjukan taringnya. Pebalap Pramac Ducati Jack Miller bahkan sempat keluar lintasan pada FP1 tetapi masih bisa menyelamatkan motornya. Sedangkan rekan setimnya, Francesco Bagnaia mengalami kecelakaan pada tikungan 1 dan cedera lutut kanan, sehingga tidak akan tampil pada seri Ceko. Pebalap berusia 23 tahun itu harus menjalani operasi dan dipastikan akan absen juga pada seri keempat di Red Bull Ring, Austria.
“Saat ini dia menjalani MRI dan setelah itu kami akan tahu lebih banyak. Sudah pasti, dia tidak akan balapan di sini, dan kemungkinan besar di Austria akan sangat sulit. Sebelum menciptakan berita palsu atau sesuatu yang bisa disalahpahami kami akan menunggu hasil MRI dan dokter akan mengatakan apa yang terjadi,” tegas Manajer Pramac Racing Francesco Guidotti kepada MotoGP.