Turnamen Grand Slam AS Terbuka menghadapi tantangan berat. Selain absennya sejumlah petenis papan atas, juga tuntutan penyelenggaraan turnamen yang aman agar tak menjadi kluster baru.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Absennya juara bertahan Rafael Nadal menambah daftar petenis top yang tak tampil dalam Grand Slam Amerika Serikat Terbuka. Selain absennya pemain bintang, panitia penyelenggara dihadapkan pada tantangan penyelenggaraan yang aman agar tak menjadi kluster baru.
Absennya Nadal pada turnamen yang akan digelar di Flushing Meadows, New York, 31 Agustus-13 September, disampaikan Nadal melalui akun media sosial, Selasa (4/8/2020) atau Rabu dini hari WIB.
”Setelah mempertimbangkan banyak faktor, saya memutuskan tidak bermain di AS Terbuka tahun ini. Situasi global sangat rumit, kasus Covid-19 bertambah dan kita tidak bisa mengontrol itu. Keputusan ini tidak pernah saya inginkan, tetapi dalam situasi seperti ini, saya harus mengikuti kata hati. Lebih baik, saya tidak melakukan perjalanan,” kata Nadal.
Sepekan sebelumnya, tunggal putri nomor satu dunia asal Australia, Ashleigh Barty, menyampaikan ketidakhadirannya di Flushing Meadows. Begitu pula dengan rekan senegara Barty, Nick Kyrgios.
Seperti dikutip The New York Times, petenis Jerman, Alexander Zverev, mengatakan, banyak petenis akan mengambil keputusan menjelang AS Terbuka meski pendaftaran telah ditutup 3 pada Agustus. Mereka akan mempertimbangkan situasi pandemi di AS, negara asal mereka, dan negara asal peserta lain.
Seperti Nadal, Barty, dan Kyrgios, mereka memiliki alasan yang sama, khawatir pada dengan situasi saat jumlah kasus Covid-19 cenderung naik secara global sepanjang Juli. Apalagi, AS menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi dan kematian terbesar.
Asosiasi Tenis AS (USTA) sebenarnya telah membuat detail protokol kesehatan yang dijalankan saat turnamen, dimulai dari ATP/WTA Cincinnati, 22-28 Agustus, yang dipindahkan ke New York. Pemindahan itu menjadi bagian dari skenario menciptakan bubble, gelembung yang terbatas agar mudah dikontrol.
Dalam detail peraturan yang disampaikan pada petenis disebutkan, jika ada petenis yang meninggalkan gelembung tanpa izin tertulis Direktur Turnamen AS Terbuka Stacey Allaster atau petugas medis, mereka akan dicoret dari turnamen dan didenda.
Sanksi juga akan diberikan pada pelatih atau anggota tim lain jika melanggar. USTA akan mencabut kartu akreditasi serta meminta mereka meninggalkan turnamen dan hotel dalam 24 jam. Pelatih atau anggota tim akan didenda dan tak akan menerima akreditasi pada AS Terbuka 2021.
Petenis yang memilih rumah, alih-alih tinggal di hotel yang ditunjuk sebagai hotel resmi, harus menyewa melalui USTA dan mematuhi peraturan keselamatan. Petenis harus membayar petugas keamanan 24 jam dan bersedia dimonitor USTA. Mereka yang tinggal di rumah juga tak diizinkan menerima tamu yang tidak menjadi bagian dari turnamen.
Dalam detail itu, USTA menyampaikan penjelasan yang selama ini pertanyakan petenis, yaitu status peserta jika terinfeksi Covid-19 saat turnamen. Jika ini terjadi, petenis tersebut akan secara otomatis dicoret dan diisolasi selama 10 hari.
Petenis yang terindikasi positif saat tiba di New York diizinkan mengikuti turnamen setelah dinyatakan sehat dengan menjalankan isolasi. Sementara, jika ada rekan sekamar petenis yang terinfeksi saat turnamen, petenis tersebut secara otomatis dicoret.
USTA tak akan memberlakukan karantina saat peserta tiba di New York, tetapi hal ini menjadi tanda tanya ketika petenis melanjutkan perjalanan ke Eropa untuk mengikuti turnamen tanah liat. Mereka terancam karantina saat kembali di Eropa, padahal mereka pada umumnya lebih memilih tampil dalam rangkaian turnamen di wilayah mereka dibandingkan dengan di AS.
Akan ada ATP 250 Kitzbuhel, Roma Masters, dan Perancis Terbuka di Eropa, September-Oktober, setelah dibatalkannya Madrid Masters, Selasa. Atas rekomendasi Kementerian Kesehatan Masyarakat Spanyol, seiring meningkatnya kembali kasus Covid-19, Marid Masters yang seharusnya berlangsung 13-20 September dibatalkan.
Tak terkontrol di Palermo
Kekhawatiran petenis untuk datang ke Flushing Meadows cukup masuk akal. Meski terdapat skenario hingga ratusan lembar yang disiapkan, mengontrol semua peserta dan panitia dalam gelembung bukan hal yang mudah.
Dalam turnamen berskala lebih kecil, WTA Palermo, Italia, 3-9 Agustus, misalnya, petenis bisa dengan bebas keluar hotel dan area turnamen untuk jalan-jalan. Petenis Kroasia, Donna Vekic, memperlihatkan foto ketika dia jalan-jalan dan makan malam di luar hotel dalam media sosial.
”Saya tak ingin berpura-pura bahwa saya selalu berada di kamar hotel sepanjang hari. Saya jalan-jalan dan makan malam di kota, tetapi melakukannya dengan hati-hati dan tidak berdekatan dengan orang lain. Di Palermo, orang berbicara bahwa kami berada di dalam gelembung, tetapi nyatanya tidak seperti itu. Mungkin di New York akan ada gelembung yang sebenarnya,” tutur Vekic kepada The National.
Berbeda dengan Vekic, petenis Yunani, Maria Sakkari, mematuhi peraturan dengan selalu tinggal di kamar hotel saat tak bertanding. ”Saya akan mengikuti aturan dan berharap semua melakukannya karena kita sama-sama telah merindukan tenis,” katanya.
WTA Palermo menjadi turnamen putri pertama setelah masa vakum sejak pertengahan Maret. Turnamen putra seharusnya dimulai dengan ATP Washington, 14-21 Agustus, tetapi dibatalkan, lagi-lagi, karena situasi yang tak aman karena Covid-19. (AFP/REUTERS)