Inter Milan melaju ke perempat final Liga Europa seusai menaklukkan Getafe 2-0, Kamis dini hari WIB. Bayer Leverkusen atau Glasgow Rangers akan menjadi calon lawan Inter di babak delapan besar itu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
GELSENKIRCHEN, KAMIS — Romelu Lukaku menjadi sosok protagonis bagi Inter Milan dalam laga babak 16 besar Liga Europa melawan Getafe, Kamis (6/8/2020) dini hari WIB, di Stadion AufSchalke, Jerman. Kemenangan itu sekaligus mengakhiri kutukan Inter di Liga Europa dalam satu dekade terakhir yang tidak pernah melewati babak 16 besar.
Pelatih Inter Milan Antonio Conte paham kondisi anak asuhannya belum terlalu bugar karena baru merampungkan laga pemungkas Liga Italia yang intens melawan Atalanta, Minggu (2/8/2020). Alhasil, Conte tidak menerapkan skema permainan favoritnya yang mengutamakan penguasaan bola dan garis pertahanan tinggi. Inter bermain lebih pragmatis melawan Getafe yang memiliki kondisi fisik dan mental yang lebih prima.
Atas dasar itu, peran Lukaku sebagai ”tembok” di lini depan menjadi sangat sentral bagi pola serangan Inter yang mengutamakan serangan balik. Meskipun terus ditekan, Lukaku mampu membawa Inter unggul di menit ke-33 setelah menerima umpan jauh bek Alessandro Bastoni. Satu gol lain ”Si Hitam Biru” dicetak oleh pemain pengganti, Christian Eriksen, tujuh menit jelang peluit akhir.
Kekokohan fisik Lukaku membuat dirinya unggul duel dari bek Getafe, Djene Dakonam. Tanpa kesulitan, Lukaku menyepak bola keras dengan kaki kiri yang merupakan kekuatan utamanya. Kiper Getafe, David Soria, pun tidak bisa berbuat banyak untuk menghalau tendangan itu.
Perolehan gol terbanyak
Itu adalah gol ke-30 Lukaku dari 48 pertandingan di musim ini. Catatan itu merupakan perolehan gol terbanyaknya dalam satu musim. Sebelumnya, Lukaku mencetak 27 gol dari 51 pertandingan bersama Manchester United pada musim 2017-2018.
Tak hanya itu, Lukaku juga menjadi pemain penentu bagi Inter di kompetisi Eropa musim ini. Dari lima laga terakhir Inter di Eropa, yang terdiri dari dua laga Liga Champions dan tiga pertandingan di Liga Europa, Lukaku selalu mencetak gol.
Menurut Lukaku, Getafe adalah lawan yang berat karena memainkan sepak bola agresif. Akan tetapi, kata Lukaku, Inter mampu menunjukkan soliditas dalam bertahan dan menyerang sehingga mampu mencetak dua gol dan tidak kebobolan di laga itu.
”Saya gagal memanfaatkan satu peluang lain untuk mencetak gol, tetapi hal itu normal di sepak bola. Saya akan terus berkerja keras untuk tim dan membantu tim meraih kemenangan. Saya pikir kami telah tumbuh dan harus mempertahankan kondisi mental saat ini,” kata penyerang berusia 27 tahun itu kepada UEFA.com.
Conte pun memuji penampilan Lukaku. ”Lukaku mencetak gol yang sangat bagus setelah memanfaatkan ruang secara sempurna. Saya senang dengan penampilannya meskipun ia memulai laga dengan sulit dan membuang peluang,” ujar Conte.
Kemenangan atas Getafe membuat Inter mengakhiri kutukan dalam keikutsertaan di Liga Europa dalam sepuluh tahun terakhir. Sebelumnya, Inter berpartisipasi pada edisi 2012-2013, 2014-2015, dan 2016-2017, tetapi hanya mampu tampil hingga babak 16 besar.
Terakhir kali Inter lolos hingga babak perempatfinal Liga Europa terjadi pada musim 2003-2004. Kala itu, Inter yang dilatih Alberto Zaccheroni tumbang secara agregat 0-2 dari tim asal Perancis, Marseille, di babak delapan besar.
Membuktikan diri
Menurut Conte, Inter harus mampu membuktikan dirinya di Eropa musim ini. Hal itu, katanya, dapat menjadi patokan bahwa ”Si Ular Besar” telah berkembang dan lebih baik dibandingkan beberapa musim terakhir.
Saya sangat senang dengan seluruh pemain karena saya melihat mereka masih berambisi melanjutkan petualangan (di Eropa) ini dan tidak segera memikirkan masa liburan mereka.
”Kemenangan ini adalah malam yang positif bagi kami. Saya sangat senang dengan seluruh pemain karena saya melihat mereka masih berambisi melanjutkan petualangan (di Eropa) ini dan tidak segera memikirkan masa liburan mereka,” tutur Conte yang membawa Juventus lolos hingga semifinal Liga Europa pada musim 2013-2014.
Selain menang, Inter juga melanjutkan rekor tak kebobolan di lima laga terakhir. Sebelumnya, Inter mampu mencegah gawang Samir Handanovic kemasukan gol di empat laga terakhir di Liga Italia.
Di babak perempat final, Inter akan menghadapi pemenang antara Bayer Leverkusen dan Glasgow Rangers. Kedua tim akan menjalani laga kedua babak 16 besar di Stadion BayArena, markas Leverkusen, Kamis pukul 23.55 WIB. Pada laga pertama di Glasgow, Leverkusen unggul 3-1.
Kecewa
Pelatih Getafe Jose Bordalas amat kecewa dengan hasil di papan skor. Secara statistik, Getafe lebih agresif dengan membuat 17 kali tembakan. Adapun Inter hanya menciptakan sepuluh kali tembakan, lima di antaranya mengarah ke gawang.
Getafe pun memiliki peluang sepak pojok lebih banyak dibandingkan Inter. Getafe mengumpulkan lima sepak pojok, sementara Inter hanya dua kali. Bahkan, dalam 15 menit awal, Getafe menekan Inter, termasuk mendapatkan peluang pertama lewat sundulan Nemanja Maksimovic di menit kedua. Akan tetapi, peluang itu masih mampu ditepis Handanovic.
Kemudian, Getafe juga mendapatkan peluang emas untuk menyamakan kedudukan di menit ke-76 lewat tendangan penalti. Sayang, eksekusi sang kapten, Jorge Molina, melenceng di sisi kanan gawang Inter.
”Hasil laga ini sangat menyedihkan. Kami melakukan permainan yang luar biasa. Seharusnya kami dapat mengubah jalannya laga apabila mencetak gol lewat titik putih. Namun, inilah sepak bola, tidak ada yang perlu disalahkan dari kekalahan ini,” kata Bordalas. (AFP)