Fulham Kembali ke Liga Primer, Brentford Kembali Bermimpi
Fulham mengikuti Leeds United dan West Bromwich Albion yang berhasil naik kelas ke Liga Primer musim depan. Sementara Brentford terpaksa kembali bermimpi dan melanjutkan penantian panjang mereka.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LONDON, RABU — Fulham berhasil merebut tiket promosi ke Liga Primer musim depan setelah mengalahkan Brentford, 2-1, pada laga final play off Divisi Championship di Stadion Wembley, London, Rabu (5/8/2020) dini hari WIB. Laga ini menjadi drama dua jam yang mengisahkan perbedaan nasib dua klub yang berasal dari tepian Sungai Thames, London.
Kemenangan pada laga ini membuat Fulham hanya menunggu satu musim saja untuk bisa kembali ke liga kasta teratas di Inggris ini. Fulham terdegradasi dari Liga Primer pada musim 2018-2019 ketika mereka finis pada peringkat ke-19.
Sebaliknya, Brentford sudah menunggu selama 73 tahun untuk bisa tampil di Liga Primer. Tim yang dijuluki ”Si Lebah” itu terakhir kali merasakan pertarungan di liga teratas pada musim 1946-1947. Mereka terpaksa kembali bermimpi dan mencoba keberuntungan di Divisi Championship pada musim depan. Pada laga final itu, Brentford ibarat orang yang sedang mengangkat jarum dari tumpukan jerami tetapi tiba-tiba terpeleset dan jarumnya terlepas dari genggaman.
Peluang yang sudah ada di depan mata itu hilang pada babak tambahan karena selama 90 menit waktu normal, kedua tim bermain imbang 0-0. Reputasi Brentford sebagai tim dengan pertahanan terbaik kedua di Divisi Championship pun dirusak begitu saja oleh bek Fulham, Joe Bryan. Bek kiri itu mendapat kesempatan mengambil tendangan bebas pada menit ke-105 dari jarak yang cukup jauh, hampir mendekati garis di tengah lapangan.
Bola yang ditendang Bryan tidak terlalu keras dan tidak langsung menusuk ke gawang Brentford. Setelah memantul di atas rumput, bola itu baru masuk ke gawang dan kiper Brentford, David Raya, tidak bisa mencegahnya.
Meski Raya sebenarnya keliru menempatkan diri sehingga tidak bisa mengantisipasi tendangan Bryan itu, Manajer Brentford Thomas Frank tidak mau menyalahkannya. ”Saya tidak akan pernah menyalahkan Raya. Saya rasa dia adalah kiper fantastis sepanjang musim ini dan dia pula yang menjadi alasan kami bisa menjadi tim terbaik kedua dalam bertahan,” katanya.
Dalam 46 laga di Divisi Championship musim ini, Brentford kebobolan 38 gol, sedangkan tim yang paling bagus pertahanannya adalah Leeds United yang hanya kebobolan 35 gol dan menjadi juara. Pertahanan yang kuat dan dipadu dengan produktivitas gol yang tinggi membuat Brentford finis di peringkat ketiga dengan 81 poin.
Adapun Fulham juga mengumpulkan 81 poin tetapi finis di peringkat keempat karena tidak memiliki kombinasi pertahanan dan efektivitas serangan seperti Brentford. Tim peringkat ketiga hingga peringkat keenam harus mengikuti tahapan play off untuk memperebutkan satu tiket tersisa ke Liga Primer. Dua tiket lainnya telah direbut Leeds dan West Bromwich Albion yang finis di peringkat pertama dan kedua.
Tidak cukup
Usai laga, Frank menyadari bahwa keberhasilan mereka untuk bisa menjadi tim peringkat ketiga di klasemen akhir tidaklah cukup sebagai jaminan lolos ke Liga Primer. Masih ada perbedaan kecil di antara kedua tim yang membuat Fulham lebih layak memenangi laga tersebut.
”Anda membutuhkan sedikit aksi brilian seperti yang sudah ditunjukkan Bryan. Itulah yang menjadi pembeda di antara dua tim yang sama-sama kuat,” kata Frank. Sosok pembeda seperti Bryan sangat berguna terutama pada laga-laga berkonsep turnamen seperti play off ini.
Klub membutuhkan pemain dengan mental tangguh ketika nasib klub ditentukan dalam satu laga seperti pada laga final ini. Gol pertama Bryan membuat mental para pemain Brentford mulai goyah. Apalagi ketika Bryan kembali menambah gol pada menit ke-117, Brentford semakin tertekan. Meski bisa membalas satu gol melalui Henrik Dalsgaard pada menit ke-120+4, Si Lebah sudah sangat terlambat untuk bangkit.
Bryan menolak disebut pahlawan karena kemenangan ini merupakan hasil kerja keras semua pemain, staf, dan suporter. ”Saya pernah baca ada artikel yang mengatakan kami seharusnya takut (terhadap Brentford). Namun, kami bisa mengatasi perlawanan mereka, kami mencetak dua gol,” ujarnya.
Saat ini Fulham menatap tantangan yang lebih berat di Liga Primer. Persaingan semakin ketat karena banyak tim yang sedang menanjak performanya. ”Tentu kami butuh tambahan pemain tetapi kami tidak bisa melakukan perubahan secara drastis. Saya sudah merasa menyatu dengan tim ini selama 15 bulan terakhir dan mereka terus berkembang,” ujar Manajer Fulham Scott Parker. (AFP/REUTERS)