Sebagai unggulan pertama, tim bulu tangkis putra Indonesia berpeluang besar merebut kembali Piala Thomas. Namun, penyelenggaraan putaran final Piala Thomas dan Uber di Denmark pada masa pandemi memunculkan dilema.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim bulu tangkis Indonesia menghadapi dilema pada kejuaraan Piala Thomas dan Uber 2020. Indonesia berpeluang besar membawa pulang Piala Thomas, yang terakhir kali diraih pada 18 tahun lalu. Namun, kejuaraan dunia bulu tangkis beregu putra dan putri ini akan diselenggarakan dalam masa pandemi Covid-19.
Putaran final Piala Thomas dan Uber akan digelar di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober, mundur dari jadwal semula, 16-24 Mei. Turnamen ini akan menjadi ajang besar pertama yang digelar setelah turnamen bulu tangkis internasional dihentikan sejak pertengahan Maret.
Dengan menempatkan dua pemain tunggal dan tiga ganda dalam peringkat 10 besar dunia di bagian putra, Indonesia ditempatkan sebagai unggulan pertama dan berpeluang besar membawa pulang Piala Thomas ke Tanah Air. Terakhir kali, hal itu dilakukan oleh Hendrawan dan kawan-kawan pada 2002.
Saat ini, Indonesia menempatkan Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie pada peringkat keenam dan ketujuh dunia. Adapun ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon belum tergeser dari posisi teratas, diikuti Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ke-2), dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ke-6).
Keseriusan penyelenggara menggelar ajang ini diperlihatkan melalui dikeluarkannya prospektus (informasi detail penyelenggaraan) dan undian. Tim Thomas Indonesia akan bersaing dengan Malaysia, Belanda, dan Inggris di Grup A, sedangkan tim Uber bergabung bersama Korea Selatan, Malaysia, dan Australia pada Grup B.
Akan tetapi, situasi global akibat pandemi Covid-19 masih menjadi kekhawatiran. Atas dasar inilah, PP PBSI akan memantau perkembangan situasi sambil melakukan persiapan teknis dan nonteknis sebelum memutuskan mengirimkan tim.
Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto mengatakan, keputusan pemberangkatan pemain akan ditentukan setelah memantau situasi di Indonesia, Denmark, dan negara-negara peserta. ”Kami juga membutuhkan izin dari Kementrian Pemuda dan Olahraga untuk pergi ke luar negeri dalam situasi seperti ini. Yang pasti, kesehatan dan keselamatan tim menjadi yang utama,” ujar Budi di Jakarta, Selasa (4/8/2020).
Meski demikian, lanjut Budi, PBSI tetap memenuhi syarat administratif dengan tenggat tertentu seperti yang ditetapkan dalam prospektus. Secara bertahap, mereka mendaftarkan nominasi tim, mengurus pembuatan visa, dan memesan hotel. Permintaan surat undangan untuk membuat visa dan pemesanan hotel, misalnya, memiliki tenggat 18 Agustus.
Pemenuhan syarat administrasi dilakukan seiring persiapan pemain dalam program latihan yang lebih intensif dibandingkan dengan pada masa awal kosongnya turnamen. Salah satu persiapan itu adalah simulasi yang akan dilakukan di pelatnas Cipayung, Jakarta, pada 1-3 September untuk tim Thomas dan 8-10 September untuk tim Uber.
Seperti dikatakan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti, Senin, simulasi digelar sebagai adaptasi bagi pemain untuk tampil dalam kejuaraan beregu, yang menuntut kekuatan mental lebih tangguh dibandingkan kejuaraan individu. Apalagi, Anthony dan kawan-kawan tak memiliki kesempatan mengasah teknik dan mental dalam turnamen sejak pertengahan Maret.
Target kalahkan Indonesia
Dari Kuala Lumpur dikabarkan, Tim Piala Thomas Malaysia tak ingin sekadar lolos ke perempat final. Mereka memasang target mengalahkan Indonesia agar bisa menjadi juara grup.
Dengan diikuti 16 tim, masing-masing untuk Piala Thomas dan Uber, babak penyisihan dibagi dalam empat grup. Setelah bersaing dengan format round robin (setiap tim berhadapan dengan tim lain dalam grup yang sama), dua tim peringkat teratas dari setiap grup akan tampil pada perempat final. Lawan pada babak delapan besar ini ditentukan melalui undian.
”Di atas kertas, peluang untuk ke perempat final cukup besar. Namun, menurut saya, kami harus berjuang untuk menjadi juara grup,” kata pemain ganda putra Malaysia, Aaron Chia. Chia yang berpasangan dengan Soh Wooi Yik saat ini menempati peringkat kesembilan dunia dan menjadi ganda putra nomor satu Malaysia.
Chia mengatakan, dia memiliki target mengantarkan tim ke final. Jika hal itu terwujud, peluang membawa pulang Piala Thomas ke Malaysia untuk pertama kalinya sejak 1992 tak akan disia-siakan.
”Untuk menjadi juara, kami harus mengalahkan semua tim. Itu sebabnya, mengalahkan Indonesia dalam penyisihan grup akan krusial karena bisa menambah kepercayaan diri,” lanjut Chia kepada harian The Star.
Dalam ajang Piala Thomas, Indonesia dan Malaysia telah bertemu 16 kali, 11 di antaranya dimenangi Indonesia. Pertemuan terakhir terjadi pada perempat final Piala Thomas 2018 di Bangkok, Thailand, yang dimenangi Indonesia, 3-1.
Chia, yang telah masuk tim Malaysia dua tahun lalu, mengatakan, dia dan rekan-rekannya bisa memberikan perlawanan ketat kepada Indonesia dengan kekuatan yang hampir sama seperti saat ini. Atas dasar itu, ditambah pengalaman menghadapi Indonesia dalam persaingan beregu putra lainnya, Chia menilai, timnya memiliki peluang mengalahkan Indonesia.
Direktur kepelatihan tim nasional Malaysia, Wong Choong Hann, juga menargetkan juara grup bagi tim Thomas. Menurut finalis Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2003 itu, Indonesia akan menjadi lawan terberat timnya pada penyisihan grup.
Selain memiliki materi pemain dengan prestasi yang lebih baik, Choong Hann menyadari bahwa pemain-pemain Indonesia bisa tetap berlatih di pelatnas sepanjang masa pandemi. Hal itu tak bisa dilakukan pemain di negara lain. ”Dalam persiapan, Indonesia melakukan lebih dulu. Tetapi, kami tidak terlalu jauh tertinggal,” katanya seperti dikutip New Straits Times.
Sejak turnamen bulu tangkis dihentikan, pemain pelatnas bulu tangkis Indonesia bisa tetap berlatih karena PBSI melarang mereka pulang. Pemain bahkan tidak diperbolehkan keluar dari lingkungan pelatnas Cipayung selama empat bulan. Hal itu dilakukan demi menjaga kesehatan dan keselamatan mereka.
Sementara itu, tim nasional Malaysia baru mulai berlatih pada awal Juni dan akan mengadakan turnamen internal, seperti yang telah dilakukan Indonesia selama lima pekan sejak pekan terakhir Juni.