Ciro Immobile merebut gelar Sepatu Emas Eropa musim ini. Selain mencetak gol terbanyak di Eropa, Immobile juga menyamai rekor gol semusim di Liga Italia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
Penyerang Lazio, Ciro Immobile, mencatatkan tinta emas dalam perjalanan kariernya setelah memastikan meraih Sepatu Emas Eropa musim 2019/2020. Di Liga Italia musim ini, Immobile mampu mencetak 36 gol sekaligus menghentikan dominasi megabintang Barcelona, Lionel Messi, sebagai pencetak gol terbanyak di ”Benua Biru” dalam tiga tahun terakhir.
Selain merebut takhta Messi sebagai pesepak bola paling tajam, Immobile juga menjadi simbol Liga Italia untuk memutus dominasi Liga Spanyol. Pasalnya, selama 11 musim terakhir, peraih trofi Sepatu Emas Eropa selalu berasal dari Liga Spanyol. Selain Messi, tiga penyerang berkelas dunia lainnya, Diego Forlan, Cristiano Ronaldo, dan Luis Suarez, silih berganti menjadi duta Liga Spanyol untuk merebut predikat pemain tersubur di Eropa.
Sejak dianugerahi pertama kali pada musim 1967-1968 oleh majalah asal Perancis, L’Equipe, hanya ada dua pemain berkebangsaan Italia sekaligus berlaga di Serie A yang pernah menerima trofi sepatu emas. Mereka adalah Luca Toni ketika membela Fiorentina pada musim 2005-2006 serta legenda hidup AS Roma, Francesco Totti, yang meraih predikat itu pada musim 2006-2007.
Setelah menjalani 37 laga musim 2019-2020, Immobile mampu menyamai rekor gol terbanyak dalam satu musim Serie A dengan mencetak 36 gol. Jumlah gol Immobile setara dengan catatan gol Gonzalo Higuain ketika berseragam Napoli pada musim 2015-2016.
Istimewanya, keberhasilan Immobile mencapai rekor itu dilakukan setelah mencetak satu gol ke gawang mantan klub Higuain, Napoli, pada laga terakhir Liga Italia, Minggu (2/8/2020) dini hari WIB. Dalam laga itu, Lazio tumbang, 1-3, di Stadion Sao Paolo, kandang Napoli. Tak hanya itu, Kota Napoli adalah tanah kelahiran Immobile pada 20 Februari 1990.
Pecah rekor
Selain menyamai rekor Higuain, Immobile juga mampu memecahkan rekor yang telah bertahan selama 61 tahun. Ia menjadi pemain Italia yang paling banyak mencetak gol dalam satu musim Serie A. Sebelumnya, rekor pencetak gol terbanyak pemain Italia dipegang oleh Antonio Angelillo dengan raihan 33 gol pada musim 1958-1959.
Di sisi lain, Immobile merupakan pemain Italia keenam yang mampu meraih predikat capocannoniere atau pencetak gol terbanyak tiga kali. Sebelumnya, ”Raja Ciro”, julukan yang diberikan pendukung Lazio kepada Immobile, menjadi pemain tersubur di Italia ketika menyumbangkan 22 gol untuk Torino pada musim 2013-2014 serta mencetak 29 gol untuk Lazio pada musim 2017-2018.
Dalam peringkat Sepatu Emas Eropa musim ini, Immobile unggul atas penyerang Bayern Muenchen, Robert Lewandowski, dan bintang Juventus, Cristiano Ronaldo. Immobile menyumbangkan 36 gol untuk Lazio dan mengumpulkan 72 poin koefisien, sedangkan Lewandowski mencetak 34 gol sehingga meraih 68 poin koefisien dan ”CR7” mencatatkan 31 gol dengan 62 poin koefisien.
Sementara itu, Messi yang meraih gelar Sepatu Emas Eropa dalam tiga musim terakhir hanya mampu menduduki posisi kelima di daftar pencetak gol terbanyak musim 2019-2020. Messi hanya mampu menciptakan 25 gol dan meraih 50 poin koefisien. Jumlah gol itu menjadi catatan terendah Messi dalam satu dekade terakhir. Selain itu, Messi juga harus merelakan gelar Liga Spanyol musim ini lepas dari genggaman ”El Barca”.
Dalam penghitungan gelar Sepatu Emas Eropa, lima liga top Eropa, yaitu Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Jerman, dan Liga Perancis memiliki dua poin koefisien. Alhasil, gol dari kelima liga itu akan dikalikan dua.
”Saya super senang dan bangga dengan prestasi (sepatu emas) ini, terutama ketika saya melihat kembali perjalanan karier. Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan,” ujar Immobile seperti dikutip laman klub.
Meskipun Lazio gagal mengalahkan Juventus dalam perebutan juara, Pelatih Lazio Simone Inzaghi menilai, gelar Sepatu Emas Eropa yang diraih Immobile menjadi penutup yang manis bagi perjalanan impresif ”Si Elang” padaa musim 2019-2020. Dengan menduduki peringkat keempat, Lazio akhirnya kembali berlaga di fase grup Liga Champions setelah absen selama 13 tahun, kemudian Lazio juga meraih gelar Piala Super Italia 2019.
”Penghargaan yang diterima Ciro (Immobile) tidak hanya luar biasa secara individu, tetapi juga bagi seluruh tim. Rekor yang diraih Ciro menjadi salah satu hadiah yang luar biasa bagi setiap orang di Lazio,” ucap Pelatih Lazio Simone Inzaghi.
Sementara itu, Immobile menganggap penghargaan individu yang diraihnya terasa kurang sempurna. ”Saya menyesal karena tidak bisa merayakan rekor gol ini dengan para pendukung,” kata Immobile yang telah menciptakan 103 gol dalam 142 laga di Serie A bersama Lazio dalam empat musim terakhir.
Menjelajah
Sebelum merasakan puncak karier bersama Lazio di bawah asuhan Inzaghi, Immobile adalah pemain yang telah melanglang buana di Italia dan liga top Eropa lain. Menjadi pemain lulusan Juventus Primavera, Immobile telah mengisi daftar skuad tim utama ”Si Nyonya Besar” pada musim 2009-2010. Pada musim itu, ia meraih penampilan debut di Serie A dan Liga Champions Eropa. Uniknya, ia menjadi pemain pengganti dari legenda hidup Juventus, Alessandro Del Piero, ketika menjalani debut di dua kompetisi itu. Secara total, Immobile hanya menjalani tiga laga bersama tim utama Juventus.
Dalam tiga musim berikutnya, Immobile berlaga di Serie B. Juventus meminjamkan Immobile kepada Siena, Grosseto, dan Pescara. Setelah hanya masing-masing mencetak satu gol untuk Siena dan Grosseto, Immobile menemukan sentuhan ”pembunuh” ketika menjalani masa peminjaman di Pescara. Ia menjadi pencetak gol terbanyak Serie B dengan 28 gol dan membawa ”Si Lumba-lumba” julukan Pescara, promosi ke Serie A.
Pada musim berikutnya, Immobile kembali ke Serie A setelah Genoa menebus mahar untuk kepemilikan bersama dengan Juventus sebesar 2,75 juta euro (Rp 47,6 miliar). Hanya semusim di Genoa, Immobile hijrah ke Torino pada musim 2013-2014. Pada musim itu, ia mampu mencuri perhatian setelah mencetak 22 gol dan meraih gelar capocannoniere perdana.
Penampilan impresif itu membuat Juergen Klopp, yang melatih Borussia Dortmund kala itu, bersedia merogoh kocek 18 juta euro (Rp 311,6 miliar) untuk membawa Immobile ke Liga Jerman, musim panas 2014. Immobile datang ke ”Die Borussen” dengan tugas berat karena dihadirkan untuk mengisi tempat Lewandowski yang pindah ke Bayern Muenchen. Padahal, pada musim terakhir bersama Dortmund, Lewandowski menjadi pemain tersubur di liga dengan mencetak 20 gol.
Sayangnya, harapan besar Klopp tidak mampu dijawab Immobile. Ia hanya mencetak tiga gol dalam 24 penampilan di liga. Alhasil, Dortmund meminjamkan Immobile ke klub Liga Spanyol, Sevilla, pada musim 2014-2015 dan mengembalikan Immobile ke Torino semusim berikutnya. Setelah menjalani dua musim masa peminjaman yang buruk, Dortmund bersedia melepas Immobile ke Lazio dengan nilai transfer 8,75 juta euro (Rp 151,5 miliar) di jendela transfer awal musim 2016-2017. Bersama Lazio, Immobile menemukan penampilan terbaiknya karena mampu mencetak dobel digit gol selama empat musim beruntun.
”Sejak melihat Immobile bermain 15 tahun lalu, saya tidak pernah meragukan kemampuannya. Keberhasilannya memastikan gelar sepatu emas di Napoli, tanah kelahirannya, sungguh istimewa,” kata Massimo Filardi, mantan pemandu bakat Juventus yang membawa Immobile ke Turin dari Sorrento pada 2008, kepada La Gazzetta dello Sport.
Lalu, apa yang membuat Immobile sangat tajam di Lazio? Penulis blog Football-Italia, Vijay Rahaman, menilai, Inzaghi menciptakan sistem permainan menyerang yang memanjakan Immobile. Pemain kreatif seperti Sergej Milinkovic-Savic, Luis Alberto, dan Joaquin Correa, menjadi penopang bagi Immobile untuk mencetak gol.
”Immobile adalah buah ceri di atas kue permainan Lazio yang diciptakan oleh Inzaghi,” tulis Rahaman. (AFP/REUTERS)