Finis Posisi Kedua, Inter Milan Samai Raihan Poin Skuad ”Treble Winner”
Meskipun gagal jadi juara, Antonio Conte mampu menyamai perolehan poin skuad “treble winner” Inter Milan. Inter meraih posisi terbaik dalam sembilan musim terakhir.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BERGAMO, MINGGU — Inter Milan menutup Liga Italia musim 2019-2020 dengan gemilang. Kemenangan 2-0 atas Atalanta pada laga ke-38, Minggu (2/8/2020) dini hari WIB, memastikan ”Si Hitam Biru” finis di posisi kedua sekaligus menyamai raihan poin ketika terakhir kali meraih gelar juara (scudetto)10 tahun lalu.
Pelatih Inter Milan Antonio Conte pantas semringah atas capaian skuadnya di musim ini. Dengan kemenangan di laga pemungkas Liga Italia, Inter mampu menjaga posisi kedua dari kejaran Atalanta dan Lazio. Terakhir kali Inter mengakhiri musim sebagai peringkat kedua pada musim 2010-2011.
Meskipun hanya finis di posisi kedua, Inter mampu meraih 82 poin. Jumlah poin itu setara dengan raihan skuad Inter ketika meraih scudetto ke-18 di musim 2009-2010. Pada 10 musim lalu, ”Si Ular Besar”, yang dilatih Jose Mourinho, mampu merengkuh treble winner setelah menyempurnakan gelar liga dengan Piala Italia dan Liga Champions.
Selain itu, Inter mengakhiri musim ini dengan hanya berjarak satu poin dari Juventus. Kekalahan 1-3 dari AS Roma membuat Juventus mengakhiri musim ini dengan raihan 83 poin. Catatan poin terendah bagi ”Si Putih Hitam” dalam sembilan musim terakhir.
Conte pun puas dengan performa anak asuhannya di sepanjang musim ini. Raihan 43 poin di laga tandang, menjadi tim dengan pertahanan terbaik, serta memiliki catatan terbaik kedua dalam urusan mencetak gol, menjadi alasan Conte bahagia di laga penutupan liga.
”Kredit harus diberikan kepada seluruh pemain. Saya tidak mengatakan kami sudah bermain sempurna, tetapi 82 poin adalah raihan poin yang sudah lama tidak didapatkan Inter,” ujar Conte seusai laga kepada DAZN Italia.
Sungguh-sungguh
Conte menganggap serius laga ”final” perebutan posisi peringkat kedua Liga Italia melawan Atalanta di Stadion Gewiss. Berbeda dengan Atalanta yang tidak memainkan sejumlah pemain andalan sejak menit awal, seperti Luis Muriel, Ruslan Malinovskyi, dan Hans Hateboer, Inter menurunkan pemain utama, misalnya Romelu Lukaku, Lautaro Martinez, Ashley Young, dan Samir Handanovic, di dalam daftar 11 pemain awal.
Antusiasme Conte untuk mengakhiri musim perdananya sebagai pelatih Inter di bawah sang juara, Juventus, tertular juga kepada semua pemainnya. Buktinya, Inter bisa unggul dua gol dalam 20 menit awal laga. Gol dari dua bek sayap, Danilo D’Ambrosio dan Ashley Young, cukup bagi Inter untuk mengakhiri catatan 17 laga tanpa kekalahan yang dimiliki Atalanta.
Selain itu, kegagalan ”Si Dewi” menjebol gawang Handanovic menghentikan rekor cemerlang anak asuhan Gian Piero Gasperini yang selalu mencetak gol di 25 pertandingan liga secara beruntun. Tim terakhir yang mampu menahan Atalanta tanpa gol ialah Sampdoria, 11 Oktober lalu.
Menurut Gasperini, kekalahan dari Inter menjadi alarm bagi skuadnya untuk memperbaiki diri di musim depan. Ia menambahkan, kebobolan dua gol dalam 20 menit merupakan hal yang buruk ketika menghadapi tim kuat seperti Inter.
”Saya melihat respons positif dari seluruh pemain ketika kami tertinggal. Inter telah menyadarkan kami untuk selalu meningkatkan penampilan pada masa depan, meskipun kami tidak memiliki kekuatan ekonomi seperti pesaing scudetto lain,” tutur Gasperini.
Meskipun kalah, Atalanta tetap mengakhiri musim di posisi ketiga. Kekalahan yang juga diderita Lazio dari Napoli membuat Atalanta dan Lazio memiliki poin yang sama, yakni 78 poin. Meski begitu, Atalanta unggul head-to-head dari ”Si Elang” karena dari dua pertemuan, Atalanta menang satu kali dan kedua tim satu kali bermain imbang.
Sementara itu, Pelatih Lazio Simone Inzaghi kecewa dengan kegagalan timnya menggeser Atalanta di posisi ketiga. ”Kami seharusnya bisa mengakhiri musim ini lebih baik dari posisi keempat. Mungkin kami akan sulit meraih prestasi lebih baik daripada tahun ini, tetapi kami akan berusaha untuk meningkatkan tim dan mencatatkan jejak baik di Liga Champions musim depan,” kata Inzaghi seperti dilansir La Gazzetta dello Sport.
Persiapan
Menutup liga dengan tiga kemenangan beruntun dan empat laga tanpa kebobolan menambah rasa percaya diri Inter. Pasalnya, ”Si Ular Besar” akan menjalani laga babak 16 besar Liga Europa kontra wakil Spanyol, Getafe, Kamis (6/8/2020) dini hari WIB. Laga 16 besar hingga final Liga Europa musim ini akan dipusatkan di Jerman. Empat kota telah ditetapkan sebagai tuan rumah di sisa laga Liga Europa, yakni Cologne, Duisburg, Duesseldorf, dan Gelsenkirchen.
Conte berpeluang mempersembahkan gelar perdana untuk Inter di kompetisi kasta kedua antarklub Eropa itu. Meski begitu, Conte tidak memiliki catatan yang apik ketika menukangi klub di level Eropa.
Sebagai contoh, Inter harus gugur di fase grup Liga Champions musim ini setelah gagal bersaing dengan Barcelona dan Borussia Dortmund. Sebelumnya, Conte pernah memimpin Juventus di Liga Europa, tetapi ”Si Nyonya Besar” gugur di babak semifinal setelah kalah agregat 1-2 dari duta Portugal, Benfica.
”Di level domestik kami telah meningkat dibandingkan dengan musim lalu. Kini, kami akan mengalihkan fokus untuk memberikan hasil yang baik di Liga Europa,” ujar Conte yang merayakan ulang tahun ke-51, 31 Juli kemarin.
Tak hanya Inter, Atalanta juga masih akan menjalani laga di Liga Champions. ”Si Dewi” akan bertemu juara Liga Perancis, Paris Saint-Germain, di babak 8 besar, Kamis (13/8/2020) dini hari WIB.
”Laga melawan Inter adalah persiapan terbaik untuk Liga Champions karena Inter selalu menyerang, bermain agresif, sehingga mampu menghentikan gaya permainan kami. Kami tidak bisa bermain seperti beberapa laga terakhir yang menurunkan kualitas permainan ketika bermain di Liga Champions,” kata Gasperini.
Selain memiliki pekerjaan rumah untuk segera mengembalikan performa terbaik anak asuhannya, Gasperini juga masih cemas dengan kondisi dua pemain andalannya, yaitu penyerang sayap, Josip Ilicic, yang mengalami depresi sehingga memutuskan menjauh dari sepak bola dan pulang ke Slovenia, serta kiper, Pierluigi Gollini, yang menderita cedera lutut di laga melawan Inter. (AFP)