Perang Mentalitas Mengakhiri Klimaks Derbi Los Angeles
Derbi Los Angeles berlangsung ketat dari awal hingga detik akhir pertandingan. Pertarungan mentalitas terjadi antara punggawa Lakers LeBron James dan Anthony Davis melawan bintang Clippers Paul George dan Kawhi Leonard.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
ORLANDO, JUMAT — Pemenang dalam Derbi Los Angeles, antara Clippers dan Lakers, harus ditentukan hingga detik akhir pertandingan. Perang mentalitas bintang kedua tim membuat laga pembuka NBA ini berakhir klimaks. Aksi heroik megabintang Lakers LeBron James menutup pertunjukkan dengan kemenangan timnya, 103-101, pada Jumat (31/7/2020) WIB, di Orlando.
Ketegangan terjadi dalam 30 detik terakhir. Clippers tertinggal 98-101 dari Lakers. Di tengah kondisi tertekan itu, guard Clippers Paul George beraksi dengan lemparan tiga angkanya. Lemparan itu masuk mulus dan membuat skor imbang 101-101.
Tak mau kalah dalam laga pertama kelanjutan musim, Lakers mencoba membalas. Aksi heroik kini dibuat oleh James yang tampil di bawah standar nyaris sepanjang laga.
Dalam 15 detik tersisa, James mencoba lemparan dua angka dari jarak cukup jauh. Namun, tembakannya meleset. Melihat itu, kandidat pemain terbaik (MVP) musim ini tersebut langsung merangsek ke dekat keranjang lawan.
Aksi ngotot menerobos pertahanan Clippers itu berbuah manis. Dengan badan atletisnya, James merebut kembali bola pantulan dari keranjang. Bola itu kemudian dimasukkannya dengan lay up mudah yang membuat Lakers kembali unggul 103-101.
Time out diminta Pelatih Clippers Doc Rivers. Sang pelatih merencanakan eksekutor tembakan terakhir diambil oleh George atau bintang lain, Kawhi Leonard. Dengan waktu yang tersisa, penguasaan terakhir ini menentukan nasib laga.
Namun, mentalitas juara James lagi-lagi merusak rencana Clippers. Leonard yang membawa bola di awal terpaksa mengoper ke George karena dijaga ketat James. Setelah bola berpindah tangan, James justru melepas Leonard dan beralih menjaga George.
Di detik akhir, George terpaksa melepaskan tembakan tiga angka dalam posisi kurang stabil. Ketatnya penjagaan James membuat lemparan terakhir itu meleset. Laga pun berakhir dengan kemenangan Lakers.
Seusai laga, James mengatakan, perlawanan dari Clippers sangat menyulitkan timnya. Terutama, aksi duet Leonard-George yang selalu mengancam sepanjang pertandingan.
Pemain berjuluk ”Sang Raja” itu sendiri menyadari permainannya masih belum kembali seperti semula setelah tidak berkompetisi selama 4 bulan lebih. Terbukti dengan lima kali turnover selama pertandingan. ”Di awal-awal agak kesulitan karena masih menyesuaikan ritme setelah lama tidak bertanding,” katanya yang menghasilkan 16 poin, 11 rebound, dan 7 assist.
James boleh jadi menjadi penentu kemenangan. Namun, pahlawan sebenarnya dari Lakers adalah sang forward Anthony Davis. Pemain yang sempat diragukan tampil hari ini karena cedera mata itu tampil sempurna sepanjang laga dengan mengoleksi 34 poin, 8 rebound, dan 4 assist.
Davis selalu berhasil menjadi mesin skor Lakers saat pertandingan berlangsung sengit di perempat pertama hingga ketiga. Dominasinya di area dalam membuat Clippers kesulitan. ”Ini seperti pertandingan asli bagi saya. Kedua tim benar-benar bertarung,” ucap Davis yang mengaku termotivasi bermain karena dengan duel derbi ketat tersebut kepada ESPN.
Clippers sendiri sempat kesulitan sejak awal pertandingan karena Leonard sudah mendapatkan dua pelanggaran di perempat pertama. Kondisi itu memaksa Leonard ditarik ke bangku cadangan. Alhasil, George pun seolah berjuang sendiri.
Meski begitu, mentalitas Clippers memang tidak perlu diragukan. Setelah tertinggal cukup jauh, 23-35 di perempat pertama, mereka sempat membalikkan pertandingan dengan keunggulan 66-55 di perempat ketiga.
Namun, keunggulan itu tidak bertahan lama karena giliran George yang bermasalah dengan jumlah pelanggaran. Clippers memang bergantung pada duet George dan Leonard.
Sebab skuad asuhan Rivers masih belum komplit. Dua pelengkap tim Montrezl Harell dan Lou Williams belum melewati proses karantina di ”gelembung” Orlando.
Terbukti, sumbangsih poin mereka lebih dari separuhnya berasal hanya dari George dan Leonard. George menyumbang 30 poin, sedangkan Leonard menghasilkan 28 poin.
Rivers kecewa dengan timnya karena membuat begitu banyak turnover dalam pertandingan ini, mencapai 20 kali. Menurut dia, sulit memenangi sebuah laga ketat jika jumlah kesalahan mencapai angka tersebut. ”Anda tidak bisa membuat kesalahan sebanyak itu hanya dalam satu permainan,” ujarnya. (AP/REUTERS)