Sudah enam bulan sejak Kobe Bryant meninggal. Fisiknya memang telah tiada, tetapi energi dan gairah terhadap permainan masih begitu nyata. Jelang kelanjutan musim, ruhnya seperti hadir merasuki seisi NBA.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
”Mentalitas Mamba” ala mendiang Kobe Bryant merasuki tim-tim NBA jelang kelanjutan musim pada Jumat (31/7/2020) WIB di Walt Disney World Orlando.
Setiap selesai berlatih, suasana lapangan latihan tim Los Angeles Lakers mendadak khusyuk. Semua pemain bersatu membentuk lingkaran. Dipimpin sang megabintang LeBron James, mereka melakukan tos sambil berteriak, ”1-2-3 Mamba!”
Ritual itu selalu dilakukan Lakers selama berada dalam ”gelembung” NBA di Walt Disney World, Orlando. Mereka seolah mempersembahkan setiap keringat yang keluar saat latihan untuk menghormati mendiang ”Mamba Hitam”, julukan Bryant.
Bagi James, Bryant memang sudah meninggal cukup lama. Namun, energinya masih bisa dirasakan oleh seluruh anggota Lakers. ”Tidak sehari pun berlalu tanpa saya memikirkan tentang dirinya,” kata James, yang merupakan sahabat Bryant saat wawancara jelang kelanjutan musim NBA.
Mamba Hitam memang sangat spesial bagi Lakers. Selain mengabdi selama 20 tahun untuk tim, Bryant juga selalu mendukung Lakers setelah pensiun. Dia kerap datang ke latihan ataupun pertandingan tim. Terkadang dia memberikan masukan terhadap para suksesornya.
Pengaruh itu membuat dirinya begitu sentimental bagi skuad Lakers. Bahkan, sejak kejadian kecelakaan helikopter pada Januari 2020, para pemain Lakers langsung berkomitmen untuk mempersembahkan gelar juara musim ini.
Menurut Pelatih Lakers Frank Vogel, skuadnya ingin menghormati inspirasi terhadap pemain yang terkenal dengan etos kerja tinggi itu. ”Dia masih bersama kami. Saya kira (kehadirannya) akan membantu kami menyelesaikan misi juara tahun ini,” ucapnya.
Tidak hanya Lakers, sosok Bryant kembali dikenang oleh seisi NBA karena warisannya sangat relevan di tengah pandemi. Warisan itu adalah ”Mentalitas Mamba” yang selalu ditunjukkannya selama bermain. Bagaimana dia selalu bisa memberikan kemampuan terbaiknya di tengah tekanan.
Ketika orang berlibur, dia justru berlatih. Pada saat cedera, dia tetap bertanding. Adapun julukan Mamba Hitam dibuatnya sebagai karakter alter untuk bisa terus fokus bermain dalam tekanan akibat tuduhan kasus pelecehan seksual yang dihadapi.
Kekuatan mentalitas itu dibutuhkan seisi NBA untuk berjuang melawan musuh baru bernama pandemi Covid-19. Para pemain dan staf harus meninggalkan keluarga untuk tinggal di gelembung NBA. Di tengah itu, mereka justru dituntut berjuang lebih keras untuk mengembalikan kondisi fisik setelah jeda selama empat bulan.
Mentalitas Mamba itu salah satunya menginspirasi pemain cadangan Lakers, Alex Caruso. Sang pemain rela melewatkan pernikahan kakak perempuannya demi hadir tepat waktu di gelembung ”Orlando”.
Padahal, Caruso bisa saja menghadiri pernikahan itu, lalu tiba di Orlando sebelum liga dimulai. Namun, dia berkomitmen tidak melewatkan satu menit pun waktu latihan bersama rekan-rekannya.
Komitmen tersebut sangat menakjubkan karena datang dari seorang pemain pelapis. ”Ini adalah tanggung jawab saya. Saya berada dalam tim yang diunggulkan untuk juara, tidak ada alasan untuk tidak bekerja keras,” katanya seperti dikutip ESPN.
Situasi serupa juga banyak terjadi bagi anggota tim lain. Banyak yang memilih tetap hadir di ”gelembung” Orlando meski NBA memberikan keleluasaan terhadap mereka untuk tidak bergabung.
Kecintaan Bryant terhadap basket hingga hari terakhir hidupnya juga begitu menginspirasi. Pelatih tertua di NBA asal San Antonio Spurs, Gregg Popovich, bersikukuh mendampingi timnya meskipun sempat dilarang oleh pihak liga.
Popovich yang berusia 71 tahun dikhawatirkan rentang terserang Covid-19 jika ikut ke Orlando. Dia tidak peduli dengan ancaman itu. Sang pelatih justru mengambil jalan berliku untuk tetap hadir dengan tes kesehatan yang jauh lebih rumit dan protokol kesehatan lebih ketat.
Walaupun kans Spurs untuk lolos ke babak penyisihan sangat tipis, dia tetap ingin melatih. Dia berkata, dengan usianya, tidak ada yang diharapkan lagi selain bisa menghabiskan waktu di lapangan basket. (AP/REUTERS)