Bursa transfer pemain saat ini berbeda karena klub sudah kehilangan banyak pendapatan akibat pandemi. Ada banyak jebakan yang siap menjerumuskan klub ataupun pemain jika salah langkah.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·5 menit baca
BIRMINGHAM, RABU — Aston Villa telah memiliki seorang pahlawan yang berjasa besar mengeluarkan tim dari zona degradasi di Liga Inggris musim ini. Jack Grealish, sang pahlawan itu, kini dihadapkan pada pilihan yang sulit, tetap bertahan atau mengambil tawaran dari klub besar yang menjanjikan banyak uang.
Gelandang serang berusia 24 tahun itu telah mengemas delapan gol musim ini, terbanyak jika dibandingkan rekan-rekannya. Grealish pula yang mencetak satu gol penting saat Villa ditahan imbang West Ham United, 1-1, pada laga terakhir musim ini. Berkat hasil imbang itu, Villa bisa bertahan di Liga Primer.
Sebagai pemain yang sejak usia enam tahun berlatih di akademi Aston Villa dan kini menjadi pemain penting di tim, Grealish adalah gambaran ideal pemain yang bisa menjadi legenda karena menghabiskan sepanjang kariernya untuk satu klub. Ia bisa seperti Ryan Giggs di Manchester United, Jamie Carragher di Liverpool, atau Paolo Maldini di AC Milan.
Namun, Aston Villa bukanlah klub yang selalu bersaing di papan atas, seperti MU, Liverpool, atau Milan. Pemain bertalenta seperti Grealish akan selalu digoda untuk mengambil tawaran dari klub-klub papan atas. Dengan pindah ke klub yang lebih besar, ia akan mendapatkan lebih banyak uang dan peluang untuk menikmati gelar juara kompetisi mayor.
Godaan itu pun datang dari MU yang kini sedang membangun tim solid di tangan manajer Ole Gunnar Solskjaer. Tim ”Setan Merah” itu dikabarkan tertarik untuk mendapatkan Grealish meski kabar terbaru menyebutkan bahwa MU mulai pelan-pelan mundur karena harga Grealish terlalu tinggi.
Menurut surat kabar The Mirror, Aston Villa meminta harga 80 juta pounds atau sekitar Rp 1,5 triliun. Sementara MU hanya mau jika harganya tidak lebih dari 45 juta pounds atau sekitar Rp 850 miliar. Akhirnya, MU dikabarkan lebih berminat untuk memboyong Jadon Sancho dari Borussia Dortmund ketimbang Grealish.
Di sinilah jebakan bursa transfer mengintai pemain ataupun klub dan siap memberikan kerugian besar jika salah memilih. Dari sisi pemain, Grealish bisa saja menemukan keuntungan dari sisi materi dan pengalaman bersaing di papan atas apabila menerima tawaran tim seperti MU. Namun, ada faktor-faktor lainnya yang perlu diperhatikan.
Pertama, keselamatan karier Grealish sendiri. Jurnalis Four Four Two, Seb Stafford-Bloor, berpendapat, sebaiknya Grealish bertahan satu musim lagi di Villa. Toh, kontraknya masih berakhir pada musim panas 2023. Dengan bertahan satu musim lagi, Grealish bisa lebih mematangkan kemampuannya dan kelak bisa menambah nilai jualnya.
Di tangan pemilik seperti Nassef Sawiris dan Wes Edens, Aston Villa punya sumber daya finansial yang cukup untuk memperkuat tim pada musim depan. Jika musim ini mereka memiliki target lolos dari zona degradasi, musim depan mereka bisa punya target yang lebih tinggi untuk mencapai papan tengah.
Faktor kedua yang harus dipertimbangkan adalah MU sudah punya gelandang serang fenomenal bernama Bruno Fernandes dari Portugal. Fernandes datang pada Januari lalu dan langsung menunjukkan sentuhan ajaibnya. Harga Fernandes pun hanya 68 pounds, lebih murah dibandingkan harga yang dipatok untuk Grealish. Ditambah sudah adanya Paul Pogba, mencarikan tempat bagi Grealish akan semakin sulit.
Bijak berbelanja
Solskjaer tidak lagi bisa belanja pemain yang disukai, tetapi tidak dibutuhkan dalam kondisi seperti saat ini. Pandemi Covid-19 telah membuat semua klub merugi karena tidak lagi mendapat pemasukan dari penjualan tiket penonton. Mereka pun telah memotong gaji pemain dan staf.
Artinya, klub harus bijak menggunakan uang yang ada untuk membeli pemain baru. Mereka belum bisa leluasa berbelanja seperti ketika pandemi belum merusak keuangan klub. Faktor harga dan kriteria pemain yang dibutuhkan menjadi dasar pertimbangan utama, seperti yang dilakukan MU saat ini.
Hal ini berpengaruh terhadap klub yang memiliki aset atau pemain yang akan dijual. Aston Villa wajib berpikir ulang untuk melepas aset berharga seperti Grealish. Agar tidak rugi, harga dinaikkan. Namun, langkah itu bisa menimbulkan calon pembeli mundur, seperti yang dilakukan MU. Aston Villa menjadi serba salah.
Setidaknya masih ada waktu panjang bagi klub untuk berpikir. Bursa transfer pemain di Liga Inggris ini berlangsung sejak 27 Juli hingga 5 Oktober 2020. Sementara bursa transfer khusus pemain domestik atau jual beli antarklub di Inggris bisa dilakukan antara 5-16 Oktober 2020.
”Saya akan duduk bersama CEO dan pemilik klub dalam beberapa hari ke depan. Sekarang kami harus lebih pintar saat masuk ke bursa transfer,” kata Manajer Aston Villa Dean Smith, seperti dikutip Manchester Evening News.
Aston Villa tidak sendirian karena banyak klub Liga Inggris yang berkeringat dingin saat memasuki bursa transfer pada situasi yang tidak normal seperti sekarang. Arsenal, misalnya, sedang pusing memikirkan masa depan dua pemainnya, Pierre-Emerick Aubameyang dan Mesut Oezil.
Aubameyang adalah mesin gol yang dibutuhkan Arsenal, tetapi ia belum mau memperpanjang kontraknya. Di sisi lain, Oezil berada dalam situasi yang membingungkan. Manajer Arsenal Mikel Arteta sejak kompetisi dilanjutkan di kala pandemi ini belum pernah memainkan Oezil. Padahal, pemain asal Jerman itu memiliki gaji yang paling besar di klub, sekitar 350.000 pounds setiap pekan, seperti ditulis Sky Sports.
Masalahnya siapa yang mau membeli pemain yang jarang dimainkan dan punya standar gaji tinggi seperti Oezil? Setidaknya Arteta akan fokus mempersiapkan tim untuk menghadapi Chelsea pada laga final Piala FA dan kemudian baru berkonsentrasi memikirkan masalah ini lagi. (REUTERS)