Keputusan BWF membatalkan empat turnamen bulu tangkis di bulan Septermber membuat kepastian penyelenggaraan Indonesia Terbuka pada 17-22 November 2020 sangat tergantung pada perkembangan situasi pandemi Covid-19.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Persiapan turnamen bulu tangkis Indonesia Terbuka tetap berjalan di tengah pembatalan turnamen BWF World Tour pada September. Meski demikian, kepastian penyelenggaraan turnamen bulu tangkis terbesar di Indonesia itu sangat tergantung pada perkembangan situasi akibat pandemi Covid-19.
Indonesia Terbuka menjadi salah satu turnamen yang dimundurkan dari jadwal semula pada 16-21 Juni. Turnamen berkategori BWF World Tour Super 1000 itu dijadwal ulang pada 17-22 November di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta.
“Hingga saat ini, persiapan terus berjalan. BWF membatalkan turnamen yang berlangsung September. Masih ada jeda waktu untuk menentukan penyelenggaraan Indonesia Terbuka,” ujar Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto di Jakarta, Rabu (29/7/2020).
Pria yang akrab disapa Budi itu menjelaskan, seperti turnamen bulu tangkis lainnya, kepastian Indonesia Terbuka sangat tergantung perkembangan situasi pandemi, baik di Indonesia sebagai tuan rumah, maupun di negara asal peserta. Selain itu, nasib Indonesia Terbuka tergantung juga pada keputusan BWF seperti ketika mereka memutuskan membatalkan turnamen pada September.
Kemarin BWF membatalkan turnamen BWF World Tour di Asia Timur, yang seharusnya berlangsung empat pekan beruntun. Keempat turnamen itu adalah Taiwan BWF World Tour Super 300 (1-6 September), Korea Super 500 (8-13 September), China Super 1000 (15-20 September), dan Jepang Super 750 (22-27 September).
“Keputusan untuk membatalkan turnamen didasarkan pada kepentingan untuk melindungi kesehatan atlet, penonton, sukarelawan, dan anggota asosiasi peserta. Kami sangat kecewa karena harus membatalkan ini, tetapi menjaga keselamatan semua yang terlibat lebih penting,” tututr Sekretaris Jenderal BWF Thomas Lund dalam laman resmi BWF.
Kompetisi bulu tangkis internasional dihentikan setelah penyelenggaraan All England, 11-15 Maret. Semula, BWF berencana menggelar kembali turnamen pada Agustus. Akan tetapi, seperti tercantum pada jadwal BWF, sebagian besar turnamen pada bulan tersebut, bahkan hingga Oktober, telah ditandai “dibatalkan”.
Dengan pembatalan turnamen BWF World Tour pada September, persaingan pebulu tangkis di level elite akan dimulai oleh kejuaraan Piala Thomas dan Uber di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober. Hingga saat ini, hanya panitia kejuaraan beregu putra dan putri tersebut yang telah mengeluarkan prospektus, yaitu informasi detail tentang penyelenggaraan turnamen. Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI Bambang Roediyanto mengatakan, dalam situasi normal, prospektus dikeluarkan tiga bulan sebelum kejuaraan.
Dalam struktur turnamen, BWF World Tour adalah rangkaian turnamen Grade 2 di bawah Grade 1 yang terdiri atas Olimpiade, Kejuaraan Dunia individu (termasuk yunior), serta kejuaraan dunia beregu seperti Piala Thomas-Uber dan Piala Sudirman. Secara berurutan, dari level tertinggi ke rendah, BWF World Tour terdiri atas Final BWF, Super 1000, Super 750, Super 500, dan Super 300.
Di bawah itu ada Grade 2 BWF Tour yang terdiri atas turnamen-turnamen BWF Super 100, lalu Grade 3 dengan level continental. Turnamen Grade 3 terdiri atas international challenge, international future, dan future.
Pembatalan turnamen bulu tangkis di Taiwan, Korea Selatan, Jepang, dan China ini sama seperti dibatalkannya turnamen tenis yang semula akan berlangsung di China dan Jepang, pada rentang September-November. Salah satu ajang besar yang tak jadi digelar adalah Final WTA di Shenzhen, China, 8-15 November. Turnamen di pengujung musim ini hanya diikuti delapan petenis terbaik berdasarkan penampilan sepanjang tahun.
Munas PBSI
Pandemi Covid-19 juga akan berpengaruh pada pelaksanaan Musyarawah Nasional PBSI 2020 dengan agenda utama pemilihan ketua umum. Sebagai antisipasi, PBSI telah mengajukan permohonan pada KONI Pusat untuk memundurkan pelaksanaan munas, Oktober, yang berarti memperpanjang masa kepengurusan PBSI 2016-2020.
“Suratnya sudah kami sampaikan pada KONI, tetapi belum ada jawaban. Jika situasi pada tahun ini belum membaik, PBSI meminta pergantian kepengurusan dimundurkan karena munas tidak mungkin dilakukan melalui cara daring. Peserta munas harus datang langsung. Mengenai jadwal pemunduran munas, kembali tergantung pada perkembangan situasi karena pandemi,” ujar Budi.
PBSI 2016-2010 diketuai oleh Wiranto melalui munas yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, 30 Oktober-1 November. Wiranto terpilih menggantikan Gita Wirjawan.