Inter Milan berambisi menutup musim ini di posisi kedua. Kemenangan atas Napoli, Rabu dini hari, sekaligus membalaskan dendam Inter setelah tersingkir di semifinal Piala Italia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, RABU — Inter Milan mulai menikmati perebutan posisi kedua Liga Italia dengan Atalanta. Setelah meraih kemenangan 2-0 atas Napoli, Rabu (29/7/2020) dini hari WIB, di Stadion Giuseppe Meazza, Inter menjaga jarak dari Atalanta dengan perolehan 79 poin, sedangkan ”Si Dewi” mengumpulkan 78 poin dari 37 laga yang telah dijalani. Raihan peringkat kedua menjadi prestasi terbaik Inter dalam satu dekade terakhir.
Menurut Pelatih Inter Milan Antonio Conte, pasukannya mengawali laga melawan Napoli dengan tidak mudah. Pasalnya, di laga lain, Atalanta mampu mengalahkan Parma, 2-1, sehingga ”Si Ular Besar” harus menang untuk menjaga posisi kedua.
”Kami memulai laga dengan kewajiban untuk menang. Itu adalah situasi yang penting sebab kami harus terbiasa merasakan tekanan dari tim lain yang mengancam posisi kami di klasemen,” ujar Conte setelah laga kepada Sky Sport Italia.
Conte menambahkan, meskipun tim lain telah memastikan meraih scudetto, Inter masih memiliki peluang untuk menjaga posisi kedua dari kejaran Atalanta. ”Bersaing dengan Atalanta adalah tes yang baik bagi kami. Itu adalah persaingan yang luar biasa untuk mengakhiri Serie A,” kata Conte yang pernah menyumbangkan tiga scudetto untuk Juventus pada periode 2012 hingga 2014.
Pada laga pemungkas liga musim ini, Inter akan bertamu ke kandang Atalanta, Senin (3/8/2020) dini hari WIB. Adapun Si Ular Besar terakhir kali mengakhiri musim di peringkat kedua pada musim 2010/2011. Setelah itu, Inter hanya mampu menduduki posisi tertinggi di peringkat keempat pada musim 2015/2016, 2017/2018, dan 2018/2019.
Ambisi Conte untuk mengejar posisi kedua berbanding terbalik dengan pernyataannya pekan lalu. Padahal, seusai bermain imbang tanpa gol melawan Fiorentina, 23 Juli lalu, Conte menilai dirinya tidak berambisi untuk menduduki peringkat kedua di papan klasemen akhir Liga Italia musim 2019/2020.
”Posisi kedua adalah peringkat pertama untuk pecundang,” ucap Conte.
Akan tetapi, setelah melontarkan pernyataan itu, Inter bermain impresif. ”Si Hitam Biru” unggul 3-0 atas Genoa, lalu membalas dendam atas Napoli yang telah menyingkirkan Inter di babak semifinal Piala Italia. Inter juga telah mencatatkan tiga laga beruntun tidak kebobolan.
Bermain sabar
Conte belajar banyak dari kegagalan Inter dalam dua laga semifinal Piala Italia lalu yang berakhir dengan kekalahan agregat 1-2 dari Napoli. Melawan Napoli yang menampilkan permainan pragmatis, Inter bermain lebih sabar di laga ke-37 Liga Italia itu.
Inter tidak lagi memaksakan untuk lebih banyak menguasai bola dan menekan Napoli dengan zona pertahanan tinggi. Conte paham Napoli memiliki serangan balik yang mematikan dengan memanfaatkan kecepatan dan akselerasi dua penyerang sayap, yaitu Matteo Politano dan Lorenzo Insigne.
Alhasil, Inter bermain lebih banyak menunggu serangan Napoli. Setelah mampu unggul cepat lewat sepakan kaki kiri bek, Danilo D’Ambrosio, di menit ke-11, Inter mengendurkan tekanan kepada ”I Partenopei”. Alhasil, tim tamu lebih menguasai jalannya laga dengan memiliki 53 persen penguasaan bola berbanding 47 persen milik Inter.
Selain itu, Napoli juga menghasilkan lebih banyak tembakan dengan 15 kali percobaan, sedangkan Inter hanya menciptakan delapan tembakan. Meski begitu, justru Inter yang mampu menambah keunggulan lewat tembakan dari luar kotak penalti yang dilakukan penyerang, Lautaro Martinez.
Gol itu merupakan sumbangan ke-14 Martinez untuk Inter di Liga Italia musim ini. Keberhasilan mencetak gol ke gawang Napoli yang dikawal Alex Meret juga menghentikan paceklik gol pemain incaran Barcelona itu dalam empat laga terakhir.
Setelah mencetak gol, penyerang berkebangsaan Argentina itu melakukan selebrasi dengan membentuk tangannya menyimbolkan gerakan mulut orang berbicara. Gaya itu seakan menjadi tanda Martinez untuk menjawab segala cibiran terhadap dirinya.
”Lautaro (Martinez) adalah penyerang muda yang memiliki potensi besar. Saya berharap ia harus terus menunjukkan penampilan terbaiknya di setiap pertandingan,” kata Conte.
Penampilan terbaik
Pelatih Napoli Gennaro Gattuso menilai, dari empat laga Napoli bertemu Inter sejak ia menangani Napoli, 11 Desember lalu, laga di Stadion Giuseppe Meazza itu adalah penampilan terbaik Napoli.
”Kami menciptakan sejumlah peluang mencetak gol, memiliki pendekatan pertandingan yang berbeda, tetapi sayangnya kami tidak menghasilkan gol,” kata Gattuso yang telah mempersembahkan gelar Piala Italia musim ini kepada Napoli.
Gattuso mengatakan, timnya akan mempersiapkan diri sebaik mungkin jelang menghadapi Barcelona di laga kedua babak 16 besar Liga Champions, 9 Agustus nanti. Menurut dia, skuad Napoli harus mampu meningkatkan kualitas permainan agar mampu mengalahkan Barcelona di Stadion Camp Nou. Pada pertemuan pertama di Stadion Sao Paolo, Februari lalu, kedua tim bermain imbang 1-1.
”Kami memang telah memenangkan sebuah trofi, tetapi saya sangat marah ketika para pemain sudah merasa puas. Kami tidak bisa lagi membuat kesalahan di depan gawang,” tutur Gattuso. (AFP)