Cristiano Ronaldo bak melampaui manusia, seperti robot atau alien yang tidak bisa menua. Komentar-komentar itu muncul di media sosial setelah ia memimpin Juventus meraih "scudetto" pada usianya yang telah 35 tahun.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
TURIN, SENIN — Bintang Juventus, Cristiano Ronaldo, menuai puja-puji seusai membawa timnya meraih gelar juara Liga Italia kesembilan beruntun, Senin (27/7/2020) dini hari WIB. Penyerang 35 tahun itu dianggap robot atau alien yang tidak menua seperti lazimnya atlet.
Bagi klub sebesar Juve, raihan trofi Liga Italia mungkin hal biasa. Namun, yang tidak biasa, kesuksesan ”Si Nyonya Besar” musim ini dipikul Ronaldo, pemain yang seharusnya sudah memasuki fase usia pensiun di sepak bola.
Alih-alih performanya menurun, pemain berjuluk ”CR7” itu justru semakin berbahaya. Selain memimpin Juve juara, kemarin, dia sukses menyamai rekor pencetak gol terbanyak klub itu di Liga Italia (31 gol) yang telah bertahan selama 86 tahun atas nama Felice Borel.
Kontribusinya pun jadi perbincangan hangat. Sebab, jumlah golnya itu serupa catatannya ketika membela Manchester United pada 2007-2008. Kala itu, dia berusia 23 tahun.
”Semua ini tidak mudah. Keberanian, sikap dan tekad Anda adalah kekuatan. Ini dibutuhkan untuk menghadapi kejuaraan yang ketat,” kata Ronaldo, kemarin, seperti dikutip BBC.
Pemain kelahiran Kepulauan Madeira, Portugal, itu masih dalam puncak penampilannya seusai melewati dua dekade kariernya. Dari sisi kecepatan, kekuatan, hingga insting gol, tidak ada yang berkurang darinya, kecuali mulai bertumbuhnya garis tanda menua di wajah.
Itu adalah hal yang bisa dibilang mustahil bagi pemain biasa. Sebagai pembanding, Wayne Roney, bekas rekan setimnya di MU yang terlahir pada tahun yang sama (1985), telah ”habis”, dua tahun lalu. Rooney kini menatap masa pensiunnya dengan bermain di divisi kedua kompetisi sepak bola Inggris.
Kaya rasa
CR7 bak minuman fermentasi dari anggur yang menjadi kebanggaan Madeira. Seiring bertambahnya usia, dia justru kian berkelas dan kaya rasa.
Anggur Madeira tidaklah tercipta dalam semalam. Minuman itu dibuat lewat proses penuaan yang panjang, misalnya dihangatkan dan didinginkan berulang-ulang dalam waktu yang bisa mencapai 40 tahun. Kualitas yang dijaga begitu lama menciptakan rasa sempurna.
Ronaldo pun demikian. Tubuhnya dijaga sangat baik. Rutinitasnya nyaris sama setiap hari, mulai dari diet makanan sehat, latihan mandiri selama empat jam, hingga tidur minimal tujuh jam. Semua kegiatan itu dilakukan setiap hari tanpa absen. Tiada kehidupan gemerlap dunia malam baginya, termasuk alkohol.
Kapten tim nasional Portugal ini memang tidak main-main menjaga kondisinya. Komitmen itu sudah datang, bahkan sejak usia 11 tahun. Dia menyadari punya bakat besar, tetapi akan percuma jika tubuhnya tidak mendukung. Karena itu, dia termotivasi membangun tubuh seperti robot yang sulit ditandingi manusia kebanyakan.
Ferdinand terkejut
Mantan bek MU, Rio Ferdinand, sampai terkejut ketika bertamu ke rumah bekas rekan setimnya itu. Rumah itu sangat ramai, seperti sebuah karnaval. Ternyata, rumah Ronaldo dipenuhi para ahli nutrisi, dokter, fisioterapis, dan koki, yang disewa khusus untuk menunjang penampilannya di lapangan.
Rahasia itu membuat tubuhnya dinilai setara atlet berusia 20 tahun saat pertama tiba di Juventus, 2018 lalu. Massa ototnya mencapai 50 persen, sedangkan lemak tubuhnya hanya 7 persen. Kedua hal itu lebih baik 4 persen dibandingkan dengan atlet umumnya.
Uniknya, setelah melewati tiga bulan jeda masa pandemi, tubuh Ronaldo justru semakin bugar. Saat datang pertama kali ke latihan, tubuhnya terlihat kekar dengan otot kering. Adapun pemain Juve lainnya, seperti Gonzalo Higuain, tampak gempal dan berlemak.
Menurut Tuttosport, anggota staf Juve terkejut saat melihat fisiknya yang justru meningkat dari segi kecepatan. Tidak aneh jika Ronaldo pun berkontribusi maksimal dengan torehan 10 gol dalam sepuluh laga setelah Liga Italia dilanjutkan kembali.
Tiada pemain lainnya di lima liga top Eropa yang bisa mencetak gol sebanyak itu pada era pandemi seperti saat ini. Hanya dua peman lainnya, yaitu striker tajam Bayern Muenchen, Robert Lewandowski, dan penyerang sayap Manchester City, Raheem Sterling, yang mampu mendekati torehan ajaib Ronaldo tersebut, yaitu masing-masing mencetak sembilan gol.
Kita semua harus belajar dari Ronaldo karena dia yang terbaik di dunia. (Massimiliano Allegri)
Menurut Massimiliano Allegri, mantan pelatih Juve, sikap tidak pernah berpuas diri atau selalu lapar prestasi membuat umur hanyalah sebuah angka bagi Ronaldo. Mentalitas itu pula yang turut mendorong Juve konsisten merajai Liga Italia, nyaris satu dekade terakhir.
”Kita semua harus belajar dari Ronaldo karena dia yang terbaik di dunia,” ucap Allegri.
Meskipun berhak mendapatkan pujian tinggi di balik keberhasilan Juve meraih trofi juara Liga Italia pada musim sulit ini, Ronaldo justru memilih hal lain di luar dirinya. ”Gelar juara ini didedikasikan kepada para penggemar, terutama yang menderita akibat pandemi (Covid-19) yang telah menjungkir-balikkan (tatanan) dunia,” tukasnya.
Dari sebuah pulau yang indah di Portugal bernama Madeira, kini tercipta dua keajaiban sekaligus, yaitu segelas anggur yang membawa rasa magis ke indera pengecap dan Ronaldo yang menghadirkan keindahan bagi indera penglihat. (AP/REUTERS)