Manchester United akan merasakan lagi kehangatan atmosfer Liga Champions musim depan setelah mengakhiri musim di peringkat ketiga. Capaian fantastis itu tidak diperkirakan siapa pun sebelumnya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LEICESTER, MINGGU — Nyaris tidak ada yang percaya Manchester United akan menembus empat besar setelah performa pas-pasan di paruh pertama Liga Inggris. Namun, misi mustahil itu sukses ditaklukkan skuad MU dengan penampilan sempurna sejak Februari. ”Si Setan Merah” pun mengakhiri musim di peringkat ketiga sekaligus menyabet tiket Liga Champions musim depan.
MU memastikan tampil di Liga Champions musim depan seusai menumbangkan tuan rumah Leicester City, 2-0, dalam pekan terakhir Liga Inggris, Minggu (27/7/2020), di Stadion King Power. Kemenangan itu diraih skuad asuhan Ole Gunnar Solskjaer dengan susah payah.
Turun dengan skuad terbaiknya, laga MU dan Leicester berlangsung seimbang. Pada babak pertama, MU sempat mengancam melalui tendangan keras sang penyerang muda, Marcus Rashford. Namun, sepakan itu bisa dimentalkan oleh kiper tuan rumah Kasper Schmeichel.
Leicester berbalik mengancam lewat sundulan penyerang andalan Jamie Vardy, memanfaatkan umpan dari tendangan bebas. Namun, sundulan pemain yang meraih penghargaan sepatu emas musim ini tersebut masih membentur mistar gawang.
Gol pembuka baru hadir setelah lebih dari satu jam pertandingan berlangsung. MU mendapatkan penalti ke-14 musim ini ketika Anthony Martial dijatuhkan bek lawan Jonny Evans. Tanpa keraguan, Bruno Fernandes sebagai eksekutor dari titik 12 pas membuat “Si Setan Merah” unggul.
Tuan rumah yang butuh kemenangan justru harus bermain dengan 10 pemain seusai Evans diganjar kartu kuning kedua pada akhir laga. Kehilangan pemain itu dimanfaatkan oleh MU untuk menggandakan keunggulan.
Hasilnya, pemain pengganti Jesse Lingard memastikan kemenangan timnya lewat gol dari blunder Schmeichel. Tidak lama setelah gol itu, wasit pun meniupkan peluit panjang.
Raihan tiga poin membawa MU menerobos peringkat ke-3. Mereka menggagalkan mimpi Leicester untuk tampil di Liga Champions. Leicester harus puas menempati peringkat ke-5 dengan tertinggal 4 poin.
”Ini adalah pencapaian menakjubkan dari semuanya. Hari ini kami tidak menunjukkan permainan terbaik, tetapi itu tidak penting karena pada akhirnya kami belajar dan bisa memenangi laga ini,” kata Solskjaer kepada Sky Sports.
Hari ini kami tidak menunjukkan permainan terbaik, tetapi itu tidak penting karena pada akhirnya kami belajar dan bisa memenangi laga ini.
Manajer asal Norweigia itu sangat puas karena capaian tidak terduga dari timnya. Dia berhasil menepis keraguan banyak orang yang memperikirakan MU hanya akan finis di peringkat ke-6 atau ke-7.
”Tidak ada yang memprediksi ini akan terjadi. Saya rasa anak-anak telah melengkapi sebuah pencapaian hebat. Anda tahu posisi kami seperti apa musim ini. Jadi, untuk finis di peringkat ketiga sangatlah fantastis,” ucap Solskjaer.
Capaian tersebut terlihat mustahil karena pintu meraih Liga Champions seperti sudah tertutup bagi ”Setan Merah”. Pada pertengahan musim, mereka tertinggal 14 poin dari Leicester.
Fernandes menjadi kunci
Namun, perlahan-lahan mereka bangkit. Kedatangan Bruno Fernandes dari Sporting Lisbon pada Januari mengubah segalanya. Fernandes seolah menjadi kepingan hilang yang selama ini dicari oleh manajer berjuluk ”Si Wajah Bayi”.
Fernandes yang telah menghasilkan 7 gol dan 8 asis sukses menyokong trio penyerang muda, Martial, Rashford, dan Mason Greenwood. Kombinasi mematikan kreativitas dan kecepatan membuat serangan balik MU bagai mimpi buruk setiap pertahanan lawan.
Sejak Februari, MU tidak pernah kalah dalam 14 pertandingan liga. Mereka perlahan-lahan mengejar Chelsea dan Leicester yang berjarak cukup jauh. Hingga akhirnya mereka menyusul kedua tim tersebut dalam kelanjutan musim setelah liga terhenti akibat pandemi Covid-19, pada Maret lalu.
Solskjaer menyebutkan, kelanjutan musim setelah pandemi seperti liga kecil bagi mereka. Meski para pemain terlihat keletihan akibat jadwal padat, skuadnya bisa menunjukkan konsistensi yang tidak terdapat di tim lain.
Kapten MU, Harry Maguire, begitu bahagia karena timnya akan tampil lagi di Liga Champions seusai absen pada musim ini. ”Sebagai sebuah tim pasti tujuan kami ingin berada di Liga Champions. Apalagi, kami berhasil membuktikan kepada pendapat mayoritas yang tidak yakin kami bisa mengakhiri musim di empat besar,” katanya.
Bagi Manajer Leicester Brendan Rodgers, pencapaian timnya musim ini sudah melampaui target. Meski gagal masuk empat besar karena inkonsitensi di paruh kedua, mereka berhasil meraih tiket ke Liga Europa musim depan.
”Tentu saja kami sangat tertarik dengan Liga Europa. Kami mengakhiri musim di posisi tertinggi kedua dalam sejarah klub. Saya sangat senang dengan itu. Ini adalah langkah besar untuk skuad kami. Ini akan menjadi pengalaman yang sangat baik untuk berkembang pada musim depan,” ucap Rodgers.
Pada pertandingan lain, Chelsea juga mengamankan jatah ke Liga Champions seusai menumbangkan Wolverhampton Wanderers, 2-0, di Stamford Bridge. Dalam musim debutnya, sang manajer Frank Lampard mampu membawa Chelsea finis di peringkat ke-4. Jumlah poin mereka sama dengan MU, tetapi kalah dalam selisih gol. (AP/REUTERS)