Giannis Antetokounmpo berhadapan dengan LeBron James dalam perebutan MVP NBA musim ini. Giannis unggul dalam statistik, sedangkan James punya ”narasi” lebih baik.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
ORLANDO, MINGGU — Megabintang Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo, berpeluang besar mempertahankan gelar pemain terbaik (MVP) NBA musim 2019-2020. Giannis bersaing langsung dengan pebasket paling fenomenal abad ini yang memperkuat Los Angeles Lakers, LeBron James.
Pemungutan suara oleh media untuk gelar MVP ini akan berakhir pada Selasa (28/7/2020). Adapun penilaian musim ini hanya akan menghitung performa pemain sampai Maret, yaitu sebelum pandemi Covid-19 menghentikan liga basket ternama Amerika Serikat itu. Penampilan dalam laga di ”gelembung” Orlando tidak dihitung karena hanya diikuti 22 dari 30 tim.
Perdebatan menuju MVP lantas mengerucut ke dua nama. yaitu Giannis, pemegang gelar musim sebelumnya yang membawa Bucks mencatatkan rekor terbaik pada musim reguler (rekor 53-12); dan James yang memimpin Lakers berada di puncak klasemen Wilayah Barat (49-14).
Kemenangan akan sangat penting bagi karier keduanya. Jika menang lagi tahun ini, Giannis akan menyamai rekor James sebagai pemain yang bisa meraih dua gelar MVP pada usia 25 tahun. Bagi James, gelar musim ini akan menyamainya dengan rekor Michel Jordan, legenda Chicago Bulls (lima kali MVP).
JurnalisESPN, Zach Lowe, telah memutuskan pilihan MVP, Sabtu lalu. Dia menempatkan Giannis di peringkat pertama, disusul James. ”Tidak ada satu angka statistik pun yang memperlihatkan James lebih baik dari Giannis. Musim ini, Giannis adalah pemain paling efektif di liga (NBA),” tulisnya.
Statistik pribadi Giannis memang lebih cemerlang dengan rata-rata double-double per gim, yaitu 29,6 poin, 13,7 rebound, serta 5,8 asis. Pemain asal Yunani ini sangat efektif karena bisa menghasilkan 30 poin setiap bermain 31 menit.
”Si Raksasa Yunani”, julukan Giannis, semakin sempurna musim ini. Dari sisi menyerang, dia melengkapi keahliannya mendominasi di area bawah keranjang dengan peningkatan lemparan tiga angka. Jumlah tiga angka yang diciptakan naik dua kali lipat dari musim lalu dengan akurasi mencapai 30 persen.
Tebing kokoh
Dari sisi bertahan, pebasket berusia 25 tahun itu seperti tebing kokoh. Setiap dia dicadangkan, Bucks ketinggalan dari lawan-lawannya, setidaknya 4 poin per 100 penguasaan bola. Itulah alasannya Giannis juga masuk ke dalam kandidat gelar pemain bertahan terbaik.
Meskipun demikian, catatan James juga berkilau dengan rata-rata 25,7 poin, 7,9 rebound, dan 10,6 asis. Namun, kontribusi peraih empat kali MVP itu turut disokong rekan setimnya, Anthony Davis, yang memproduksi 26,7 poin dan 9,4 rebound.
Menurut Lowe, Giannis lebih pantas menang karena dia seperti menyokong Bucks seorang diri. Pemain pelapis Bucks memang lebih baik dari Lakers. Akan tetapi, Bucks tidak memiliki duet maut seperti James yang punya seorang Davis.
Satu-satunya yang bisa membuat James meraih MVP hanyalah karena narasi lebih menarik. ”Sang Raja” dihargai lebih tinggi karena mampu tetap berada di performa terbaik pada usia 35 tahun. Tidak banyak pemain yang bisa melakukan itu.
Peran baru James
Apalagi, musim ini, dia memainkan peran baru sebagai point guard murni. Itu adalah posisi baru dalam 17 tahun kariernya di NBA. Dia seperti menghadirkan lagi sosok Magic Johnson ke dalam tubuh Lakers. Adapun James dan Johnson sama-sama merupakan pengatur serangan bertubuh tinggi, di atas rata-rata point guard lain.
”Ini sama seperti pada pemilihan MVP 1993 dan 1997. Saat itu, Charles Barkley dan Karl Malone menang karena punya cerita yang lebih menarik. Padahal, statistik memihak Michael Jordan,” pungkas Lowe.
Pelatih Kepala LA Lakers Frank Vogel melihat, kontribusi James lebih dari cukup untuk membuatnya meraih gelar MVP ke-5. Nilainya sangat besar untuk skuad Lakers. Dia bisa menghadirkan mentalitas juara ke dalam tim yang terpuruk dalam 10 tahun terakhir. ”Tidak ada yang memengaruhi kemenangan lebih dari seorang James. Dia seharusnya memenangi MVP musim ini,” katanya.
Peran James sebenarnya lebih besar di balik layar. Dia merupakan alasan utama Lakers berbenah dalam dua musim terakhir. Kedatangan Davis dan pemain-pemain lainnya, seperti Dwight Howard dan Danny Green, tidak lepas dari daya tariknya. Sayangnya, peran itu tidak masuk dalam kategori penilaian MVP.
Tujuan saya hanya untuk lebih baik setiap hari agar bisa membantu tim saya meraih kemenangan. Jadi, hanya itulah fokus utama saya. Biarkan topik pembicaraan MVP jadi fokus orang lain.
Menanggapi gelar yang sudah di depan mata, Giannis sama sekali tidak memikirkannya. Fokus satu-satunya sang pemain adalah meraih cincin juara NBA. Pencapaian itu akan menyempurnakan perjalanan kariernya.
”Tujuan saya hanya untuk lebih baik setiap hari agar bisa membantu tim saya meraih kemenangan. Jadi, hanya itulah fokus utama saya. Biarkan topik pembicaraan MVP jadi fokus orang lain,” ucapnya. (AP/REUTERS)