AS Roma hanya membutuhkan tiga poin lagi dari dua laga tersisa untuk menempati posisi kelima klasemen Serie A dan lolos ke Liga Europa musim depan setelah mengalahkan Fiorentina, 2-1.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
ROMA, SENIN — AS Roma tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih poin penuh kala menjamu Fiorentina pada laga pekan ke-36 Serie A Liga Italia di Stadion Olimpico, Roma, Italia, Senin (27/7/2020) dini hari. Lewat permainan ketat, Edin Dzeko dan kawan-kawan menang tipis 2-1 atas klub asal Firenze itu. Kemenangan itu membuat ”Serigala Ibu Kota” hanya perlu satu kemenangan lagi dari dua laga sisa untuk mengunci tiket Liga Europa musim depan.
Kemenangan AS Roma ditentukan oleh dua gol penalti yang dieksekusi oleh gelandang Jordan Veretout pada menit ke-45 dan ke-87. Penalti pertama diperoleh menyusul pelanggaran gelandang Fiorentina, Pol Lirola, terhadap gelandang Roma, Bruno Peres, pada menit ke-44. Adapun penalti kedua didapat setelah pelanggaran penjaga gawang Fiorentina, Pietro Terracciano, kepada kapten Roma, Dzeko, pada menit ke-86.
Sementara itu, gol balasan Fiorentina dilesatkan bek Nikola Milenkovic melalui sundulan pada menit ke-54 seusai menerima umpan tendangan sudut oleh Erick Pulgar dari sisi kanan.
”Kemenangan yang sangat penting. Kami bermain bagus dan kami ingin memastikannya terus berlanjut. Kami tahu laga ini tidak akan mudah, Fiorentina adalah tim bagus. Namun, kami mempersiapkan pertandingan dengan baik dan kami melakukan apa yang pelatih minta di lapangan,” ujar gelandang AS Roma, Amadou Diawara, dikutip laman resmi AS Roma, Senin.
Pelatih AS Roma Paulo Fonseca kepada Sky Sport Italia seusai laga mengakui, laga itu sulit mengingat Fiorentina dalam grafik menjanjikan, tidak pernah kalah dalam enam laga terakhir. Akan tetapi, timnya mampu menjalani laga dengan tak kalah baik. Hal itu menjadi kunci kemenangan mereka.
Jaga jarak
Raihan tiga poin dari laga itu membuat AS Roma kokoh di peringkat kelima dengan 64 poin dari 36 laga. Mereka menjaga jarak empat poin atas AC Milan di peringkat keenam dengan 60 poin dari 36 laga. Sebelum laga Roma, ”Rossonerri” memangkas selisih poin menjadi hanya satu poin seusai menahan imbang Atalanta, 1-1, pada laga kandang pekan ke-36, Sabtu (25/7).
Raihan tersebut juga membuat AS Roma mempertahankan keunggulan lima poin atas Napoli di peringkat ketujuh dengan 59 poin dari 36 laga walau ”Keledai Biru” itu menang 2-0 atas Sassuolo, Minggu (26/7). AC Milan dan Napoli adalah dua pesaing utama Roma mengejar peringkat kelima, atau posisi yang berhadiah tiket langsung ke Liga Europa.
AC Milan menjadi pesaing terberat AS Roma, yang menjadi target utama Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan musim ini. Milan ebrtekad kembali bersaing di Eropa setelah terakhir kali tampil di Liga Europa musim 2018/2019. Sementara itu, Napoli dinilai tak lagi ngotot karena sudah mendapatkan tiket Liga Europa melalui trofi Piala Italia musim ini.
Namun, peluang Roma untuk mengamankan posisi kelima lebih besar karena hanya perlu satu kemenangan lagi, atau meraih tiga poin dengan sisa dua laga. Roma masih akan bertemu Torino dan Juventus. Peluang terbesar Roma untuk meraih tiga poin berada saat melawan Torino. Di atas kertas, mereka bisa memetik kemenangan melawan klub yang tengah terpuruk di peringkat ke-16 dengan 39 poin dari 36 laga tersebut.
”Kami perlu memastikan agar tetap fokus karena musim ini belum berakhir. Kami memiliki keunggulan empat poin atas AC Milan. Namun, Kamis dini hari nanti, kami akan menjalani laga sulit menghadapi Torino. Kami harus benar-benar konsentrasi menyiapkan laga tersebut,” kata Veretout dikutip laman resmi AS Roma, Senin.
Kontroversi penalti
Meski unggul atas dua gol tendangan penalti, Roma memang lebih unggul atas Fiorentina pada laga itu. Statistik memperlihatkan mereka unggul penguasaan bola 60 persen berbanding 40 persen, dan menciptakan 20 tembakan ke arah gawang dengan lima peluang emas. Adapun Fiorentina hanya membuat sembilan tembakan ke gawang dengan dua peluang emas.
Tak urung tercipta kontroversi untuk hukuman penalti kedua. Tendangan penalti itu bermula dari sundulan gelandang AS Roma, Leonardo Spinazzola, yang menyentuh lengan wasit Daniele Chiffi. Pergerakan bola itu pun berubah menuju gelandang Roma, Carles Perez, sehingga pemain muda asal Spanyol itu bisa melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti Fiorentina.
Sepakan keras Perez sempat dibendung kiper Fiorentina, Terracciano. Namun, penjaga gawang kelahiran San Felice a Cancello, Italia, 8 Maret 1990, itu tidak menghalau bola dengan sempurna. Bola muntahan tersebut coba direbut penyerang Roma, Dzeko, tetapi pemain asal Bosnia itu justru ditekel oleh penjaga gawang berusia 30 tahun tersebut.
Menurut kubu Fiorentina, penalti kedua itu tak seharusnya terjadi karena sentuhan Chiffi telah menguntungkan AS Roma, posisi Dzeko diduga off-side, dan gerakan kaki Terracciano tak murni tekel. ”Chiffi harus mengecek video asisten wasit (VAR) (sebelum menentukan insiden itu sebagai penalti). Saya telah melihatnya dari kejauhan (meragukan insiden yang menjadi penalti),” tutur Pelatih Fiorentina Giuseppe Iachini dikutip laman resmi klubnya seusai laga.
Milenkovic menilai, Fiorentina pantas mendapatkan sekurangnya satu poin dari laga tersebut sebab mereka sudah bermain baik dan penalti kedua penuh kontroversi. ”Bahkan, hari ini, sesuatu telah diambil dari kami. Sayang sekali, tetapi kami berharap bisa memberikan kepuasan lain kepada semua penggemar. Sekarang, mari kita akhiri musim dengan cara terbaik,” katanya pada laman resmi Fiorentina.