Juventus akan memulai laga kontra Sampdoria dengan ambisi mengunci ”scudetto” kesembilan secara beruntun. Juventus juga harus mencari jalan keluar dari badai cedera yang dialami para pemain utama.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
TURIN, SABTU – Sampdoria akan menjadi sasaran pelampiasan kemarahan Juventus setelah tumbang dari Udinese di laga pekan ke-35, Kamis dini hari lalu. “Si Nyonya Besar” ingin segera mengunci gelar Liga Italia ke-36 sebelum berkonsentrasi penuh untuk menghadapi laga kedua babak 16 besar Liga Champions menghadapi Olympique Lyon, 8 Agustus mendatang.
Pertandingan pekan ke-36 Liga Italia kontra Sampdoria di Stadion Allianz Arena, Senin (27/7/2020) pukul 02.45 WIB, merupakan kesempatan kedua bagi Juventus untuk mengunci scudetto sebelum musim ini berakhir. Juventus sebenarnya bisa mengamankan scudetto ketika bertandang ke markas Udinese, Stadion Dacia Arena, tetapi secara mengejutkan anak asuhan Maurizio Sarri justru tumbang 1-2.
Oleh karena itu, Juventus mencoba untuk membenahi diri selama tiga hari ini untuk menemukan kembali motivasi dan semangat agar tidak lagi membuang poin. Pasalnya, “Si Putih Hitam” hanya membutuhkan dua poin untuk meraih trofi Liga Italia sembilan kali beruntun. Hal itu dipastikan setelah Atalanta, yang berada di posisi kedua, hanya mampu berbagi poin dengan AC Milan dalam laga di Stadion San Siro, Sabtu (25/7/2020) dini hari WIB.
Pelatih Juventus Maurizio Sarri menuturkan, kekalahan dari Udinese membuat seluruh pasukannya memiliki motivasi lebih untuk melampiaskan amarah pada laga melawan Sampdoria. Sarri menambahkan, Juventus telah menutup buku dari kekalahan menyakitkan di laga lalu dan berupaya untuk memperbaiki setiap kesalahan agar raihan tiga poin tidak kembali menguap. Dalam laga melawan Udinese, Juventus sempat unggul lebih dulu lewat sepakan jarak jauh bek, Matthijs De Ligt, tiga menit sebelum turun minum. Tetapi, tim tuan rumah mampu membalas di babak kedua lewat Illija Nestrovoski dan Seko Fofana.
“Di kepala saya dan seluruh pemain hanya memikirkan laga melawan Sampdoria. Kami harus berada di tempat yang tepat untuk mengunci gelar liga, lalu setelah itu kami akan fokus memikirkan Liga Champions,” tutur Sarri, Sabtu (25/7/2020), seperti dikutip laman klub.
Sementara itu, De Ligt mengakui, kekecewaan tengah menyelimuti J-Village, pusat latihan Juventus, di Continassa, Turin. “Kami harus tetap menegakkan kepala. Kami hanya berjarak tiga poin dari scudetto,” kata De Ligt.
Menurut jurnalis La Gazzetta dello Sport, Fabiana Della Valle, jelang laga melawan Sampdoria, Sarri tidak bisa hanya menekankan pola permainan yang diinginkannya kepada seluruh pemain, tetapi Sarri juga perlu melakukan pendekatan secara personal kepada setiap pemain Juventus. Pasalnya, dalam lima laga terakhir, Juventus telah mengalami dua kekalahan dan dua kali imbang akibat kesalahan pemain.
Valle menyebutkan, kesalahan mendasar yang dilakukan Bonucci ketika melakukan handball dan gagal mengadang pergerakan Franck Kessie yang menjadi proses terciptanya dua gol penyama kedudukan AC Milan dalam laga pekan ke-31. Juventus harus mengakui keunggulan Milan 2-4. Kemudian, kelengahan Alex Sandro menutup area di sisi kiri pertahanan menyebabkan Nestrovoski mampu menyamakan kedudukan pada pertandingan melawan Udinese.
“Sarri harus mampu melakukan pendekatan kepada seluruh skuad untuk mengembalikan kemampuan para pemainnya yang gagal mengikuti instruksi Sarri sekaligus melakukan kesalahan mendasar ketika bertahan. Kesalahan individu itu tidak sekedar didasari kelelahan, sehingga perlu ada pendekatan yang dilakukan Sarri untuk mengembalikan kepercayaan diri setiap pemain,” tulis Valle dalam koran La Gazzetta dello Sport edisi Sabtu.
Badai cedera
Untuk mengunci gelar scudetto, Juventus harus pula mencari jalan keluar dari badai cedera yang tengah dialami oleh sejumlah pemain utama. Giorgio Chiellini, Sami Khedira, Mattia De Sciglio, Miralem Pjanic, dan Gonzalo Higuain, sudah absen di dua laga terakhir “Si Nyonya Besar” karena harus menjalani perawatan cedera.
Terakhir, penyerang sayap, Douglas Costa, menjadi nama terbaru yang harus menjalani perawatan intensif di J-Medical. Costa mengalami masalah di otot paha kanan, sehingga harus menepi paling sedikit selama 14 hari. Itu menyebabkan Costa tidak bisa lagi bermain di tiga laga pemungkas Liga Italia musim 2019/2020.
Ketiadaan Higuain dan Costa membuat stok penyerang Juventus menipis. Praktis hanya Cristiano Ronaldo, Paulo Dybala, dan Federico Bernardeschi yang fit dan bisa diturunkan sejak menit awal saat menghadapi Sampdoria.
“Costa pemain yang luar biasa, tetapi dia memiliki beberapa masalah fisik selama musim ini. Tetapi, Sarri telah menangani persoalan (cedera) dengan baik,” ujar Direktur Olahraga Juventus Fabio Paratici.
Paratici pun berjanji akan mendukung penuh Sarri di musim depan, terutama dengan menghadirkan pemain di lini tengah yang sesuai dengan sistem permainan yang diinginkan sang pelatih. Di musim panas ini, Paratici telah merampungkan pertukaran Miralem Pjanic dengan gelandang Barcelona, Arthur Melo.
“Musim ini bukan musim yang mudah bagi kami karena tengah dalam proses mengubah sistem permainan. Seperti di tahun sebelumnya, kami akan berusaha untuk meningkatkan kualitas tim untuk musim depan,” tuturnya.
Rekor baru
Laga melawan Sampdoria akan menjadi momen bagi Ronaldo untuk menyamai rekor individu yang telah bertahan 86 tahun. Ronaldo hanya membutuhkan satu gol untuk menyamai rekor Felice Borel sebagai pemain Juventus dengan jumlah gol terbanyak dalam satu musim. Pada musim 1933/1934, Borel mencetak 31 gol.
Ronaldo juga masih bersaing dengan penyerang Lazio, Ciro Immobile, untuk menjadi pencetak gol terbanyak Liga Italia musim ini. Apabila mampu menjadi pencetak gol terbanyak Liga Italia sekaligus mengantarkan Juventus scudetto, maka “CR7” akan menjadi pemain pertama yang mampu mengawinkan gelar “sepatu emas” dan trofi liga di tiga liga top Eropa. Sebelumnya, Ronaldo telah menggandakan raihan individu dan gelar liga bersama Manchester United dan Real Madrid.
Adapun Sampdoria hingga pekan ke-35 berada di posisi ke-14 dengan raihan 41 poin. Sampdoria telah lolos dari ancaman degradasi musim ini. Pelatih Sampdoria Claudio Ranieri mengatakan, laga di Stadion Allianz Arena akan berlangsung sulit bagi anak asuhannya. “Kami ingin mengakhiri liga dengan permainan penuh determinasi, semangat untuk bermain baik, dan penuh konsentrasi,” kata Ranieri yang sempat menangani Juventus pada periode 2007-2009. (AFP)