Pemain bintang Paris Saint-Germain mengalami cedera saat menjalani laga final Piala Perancis. Ini bisa menjadi kerugian besar bagi PSG yang sedang mengincar empat trofi pada musim ini.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
PARIS, SABTU — Paris Saint-Germain tidak bisa terlalu bergembira ketika meraih trofi Piala Perancis seusai mengalahkan Saint-Etienne, 1-0, di Stade de France, Paris, Sabtu (25/7/2020) dini hari WIB. Mereka mencemaskan kondisi pemain bintangnya, Kylian Mbappe, yang mengalami cedera pergelangan kaki pada laga tersebut.
Mbappe dijatuhkan bek sekaligus kapten Saint-Etienne, Loic Perrin, ketika laga baru berjalan sekitar 30 menit. Saat berusaha menekel Mbappe, lutut kaki kanan Perrin ikut menekuk pergelangan kaki kanan pemain bintang PSG yang baru berusia 21 tahun itu. Mbappe langsung tersungkur dan meraung kesakitan.
Sontak para pemain PSG menghampiri Perrin dan terjadi keributan. Pemain dari kedua kubu saling dorong ketika Mbappe masih terkapar dan belum dihampiri staf medis klub. Wasit yang semula memberi kartu kuning kepada Perrin lantas mengubah keputusannya setelah melihat ulang kejadian itu dengan menggunakan asisten video wasit (VAR). Perrin akhirnya diganjar kartu merah.
Situasi ini menyulitkan Saint-Etienne untuk terus melawan setelah tertinggal 1-0. Sebelum insiden Mbappe dan Perrin, PSG mencetak gol lebih dulu melalui tendangan Neymar Junior pada menit ke-14. Gol itu pun berawal dari serangan yang dibangun Mbappe. Setelah mendapat bola, Mbappe melakukan sprint dan langsung menembak.
Tendangan itu masih bisa digagalkan kiper Saint-Etienne, Jessy Moulin. Namun, bola terpental dan mengarah ke Neymar yang malam itu mengemas total 19 gol untuk PSG di semua kompetisi. Gol itu menunjukkan betapa pentingnya peran Mbappe untuk PSG. Jika tidak mencetak gol, Mbappe bisa membangun peluang gol bagi rekan-rekannya.
Wajar apabila PSG pada malam itu sangat cemas melihat Mbappe meringis kesakitan dan berjalan dengan menggunakan kruk saat tim menjalani seremoni penyerahan trofi di akhir laga. ”Setiap orang cemas. Semua yang melihat kejadian itu akan cemas. Tentu saya sendiri sangat cemas,” kata Pelatih PSG Thomas Tuchel.
Pelatih Saint-Etienne Claude Puel mengatakan, Perrin yang menjadi pahlawan tim nasional Perancis pada Piala Dunia Rusia 2018 itu tidak bermaksud mencederai. ”Saya harap itu hanya cedera ringan. Maksud kami (Perrin) hanya merebut bola, tetapi memang benar Mbappe terlalu cepat berlari,” kata Puel.
Saint-Etienne untuk pertama kalinya tampil di final Piala Perancis sejak tahun 1982. Oleh karena itu, mereka tampil ngotot dan berharap bisa menciptakan keajaiban. Rupanya keajaiban itu adalah kemampuan Saint-Etienne tetap bertahan hingga akhir laga tanpa kebobolan lagi meski tampil dengan 10 orang.
Kerugian besar
PSG malam itu berhasil memperkokoh posisi sebagai tim yang paling banyak menjuarai Piala Perancis, yaitu 13 kali. Namun, mereka cemas tidak bisa diperkuat Mbappe saat tim sedang memburu target bersejarah, yaitu merebut empat trofi dalam semusim atau gelar quadruple. Cedera ini bisa menimbulkan kerugian besar.
PSG musim ini sudah dinobatkan sebagai juara Liga Perancis ketika kompetisi dihentikan sepenuhnya akibat pandemi. Mereka bisa merebut dua trofi lainnya, yaitu trofi Liga Champions dan Piala Liga Perancis. PSG akan menghadapi Lyon pada laga final Piala Liga Perancis pada 1 Agustus 2020 dan menghadapi tim kuda hitam asal Italia, Atalanta, pada laga perempat final Liga Champions pada 13 Agustus 2020.
Laga kontra Saint-Etienne ini pun baru laga kompetitif pertama yang digelar di Perancis sejak kompetisi dihentikan pada Maret lalu akibat pandemi. PSG yang sebetulnya masih butuh banyak waktu untuk beradaptasi memulihkan performa tim justru kehilangan pemain bintangnya.
Saat penyerahan trofi, Mbappe berusaha menunjukkan bahwa kondisinya tidak seburuk yang diperkirakan dan masih bisa membantu tim mewujudkan target empat trofi tersebut. Ia sempat mengobrol dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron, yang hadir pada laga tersebut. ”Saya rasa tidak,” kata Mbappe ketika Macron bertanya apakah ada yang patah pada pergelangan kakinya. Meski demikian, klub masih menunggu kepastian dari tim medis.
Berbeda dengan liga-liga lainnya di Eropa ketika kembali melanjutkan kompetisi, Stade de France tidak benar-benar kosong pada laga final Piala Perancis tersebut. Selain Macron sebagai tamu kehormatan, ada sekitar 5.000 penonton yang diperbolehkan menonton langsung. Adapun total kapasitas stadion itu mencapai 80.000 penonton. (AFP/REUTERS)