Liverpool FC merasa masih harus memperbaiki diri untuk menghadapi persaingan juara yang bakal lebih ketat pada musim depan. Tugas untuk mempertahankan trofi Liga Inggris diyakini akan jauh lebih sulit.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LIVERPOOL, KAMIS — Liverpool mencoba merefleksi perjalanan mereka hingga bisa kembali mengangkat trofi Liga Inggris di Stadion Anfield, Kamis (23/7/2020) dini hari WIB. Trofi juara yang mereka angkat saat itu memantulkan bayangan akan masa depan yang lebih sulit. Para rivalnya terus berbenah sehingga ”The Reds” pun pantang terlelap.
Sejak musim lalu, Liverpool tidak henti-henti berpesta karena menjuarai Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub, dan terakhir Liga Inggris. Sejak ditangani manajer Juergen Klopp, Liverpool nyaris tak pernah terlelap. Mereka terus berbenah diri setiap musim agar bisa senantiasa mencapai puncak.
Setelah mengalahkan Chelsea, 5-3, pada laga kandang terakhirnya di Liga Inggris, kemarin, Klopp melihat hal sama yang terjadi pada klub lain. ”Kami punya peluang untuk terus memperbaiki diri. Kami harus terus berkembang karena tim-tim lain juga tidak tidur,” katanya.
Liverpool kini memasuki fase lebih sulit karena mereka tidak lagi merebut, melainkan mempertahankan gelar juara. Dari empat trofi yang diraih dalam dua musim terakhir, ”Si Merah” telah gagal mempertahankan tiga trofi di antaranya.
Kami punya peluang untuk terus memperbaiki diri. Kami harus terus berkembang karena tim-tim lain juga tidak tidur. (Juergen Klopp)
Di Liga Champions musim ini, mereka telah disingkirkan Atletico Madrid pada babak 16 besar dan gagal mempertahankan gelar juara. Otomatis, mereka tidak bisa mempertahankan trofi Piala Super Eropa maupun Piala Dunia Antarklub. Untuk meraihnya kembali, mereka harus memulai lagi dari awal, musim depan.
Tinggal trofi Liga Inggris yang masih bisa dipertahankan, tetapi Klopp sudah membayangkan tugas yang sulit. Laga kontra Chelsea itu bisa menjadi gambaran nyata bagaimana salah satu rivalnya itu telah kian sulit ditaklukkan.
Pertengahan Agustus tahun lalu, Liverpool mengalahkan Chelsea, tim juara Liga Europa musim 2018-2019, untuk meraih trofi Piala Super Eropa. Pada pertemuan pertama kedua tim musim ini di Liga Inggris, Liverpool juga bisa mengalahkan Chelsea, 2-1.
Namun, Chelsea adalah tim yang bisa menyingkirkan Liverpool pada ajang Piala FA musim ini dan nyaris merusak kegembiraan sang tim juara saat mengangkat trofi di Anfield, kemarin. ”Chelsea adalah tim penuh talenta. Kami harus mengerahkan seluruh kekuatan malam ini,” ujar Klopp.
Liverpool memang bisa langsung membobol gawang Chelsea tiga kali pada babak pertama melalui Naby Keita, Trent Alexander-Arnold, dan Georginio Wijnaldum pada laga kemarin. Namun, di luar dugaan, Chelsea masih mampu melawan dan membalas dengan tiga gol dari Olivier Giroud, Tammy Abraham, dan Christian Pulisic.
Beruntung, Klopp punya sepasang bek kiri dan kanan yang jeli melihat peluang menciptakan dua gol tambahan pada babak kedua. Umpan Alexander-Arnold dari sisi kanan menjadi asis bagi gol Roberto Firmino. Adapun umpan Andrew Robertson dari sisi kiri menjadi gol yang dicetak Alex Oxlade-Chamberlain.
[embed]https://youtu.be/UAixsyx70AM[/embed]
Meskipun bisa memenangi laga itu, Klopp pun menyadari Chelsea akan lebih tangguh pada musim depan ketika para pemain baru mereka sudah bisa tampil. Chelsea bisa mempertajam lini serangnya dan menjadi pesaing Liverpool setelah membeli Timo Werner dan Hakim Ziyech.
Begitu pula dengan tim-tim lain seperti Manchester United yang mulai bangkit pada paruh kedua musim ini. Pada laga lain, Kamis kemarin, MU ditahan West Ham United, 1-1. Hasil itu cukup bagi MU untuk sementara ini naik ke peringkat ketiga di klasemen Liga Inggris. Sementara itu, Chelsea justru melorot ke peringkat keempat.
Karena itu, Chelsea wajib memenangi laga terakhirnya, melawan Wolverhampton Wanderers, untuk tetap berada di peringkat empat besar dan merebut tiket ke Liga Champions musim depan. ”Kami sangat memahami situasi ini. Nasib ada di tangan kami sendiri pada laga terakhir nanti,” ujar Manajer Chelsea Frank Lampard seusai laga itu.
Terkait perayaan juara Liga Inggris, kapten Liverpool, Jordan Henderson, mewakili timnya untuk menerima trofi juara Liga Inggris yang diserahkan Sir Kenny Dalglish, manajer legendaris Si Merah, kemarin. Setelah itu, mereka pun mengangkat trofi, bergembira, dan menyanyikan lagu ”You’ll Never Walk Alone” tanpa didampingi para pendukung.
Sebelum melawan Chelsea, Liverpool sudah meminta para pendukungnya agar tetap berada di rumah karena pandemi Covid-19 masih berlangsung. Namun, kawasan di luar Stadion Anfield tetap ramai dipadati pendukung Liverpool yang tidak bisa menahan hasratnya untuk berpesta. Polisi pun turun membubarkan massa dan memblokir beberapa akses jalan ke Anfield.
Meskipun terasa janggal berpesta di tengah stadion yang kosong, Klopp dan para pemain Liverpool tetap bersyukur bisa mengangkat piala yang telah tiga dekade didamba itu. Mereka sempat membayangkan momen itu tidak akan pernah terjadi ketika pandemi menghentikan kompetisi, Maret-Juni lalu.
”Ini musim yang luar biasa. Sebuah perjalanan dan proses panjang yang melibatkan semua pemain,” kata Klopp penuh syukur. (AP/AFP/REUTERS)