AC Milan Kembali Menanti Tuah Ibrahimovic
Kedatangan penyerang Zlatan Ibrahimovic di awal tahun ini memberikan dampak besar pada AC Milan. Penyerang berusia 38 tahun itu juga diharapkan membawa efek positif ketika AC Milan menjamu Atalanta, Sabtu (25/7/2020).
MILAN, KAMIS — AC Milan kembali mengharapkan tuah penyerang gaek asal Swedia, Zlatan Ibrahimovic, untuk menundukkan Atalanta. AC Milan akan menjamu ”Sang Dewi” asal Bergamo itu di Stadion San Siro, Milan, Sabtu (25/7/2020) dini hari WIB. Sejak kedatangannya pada awal tahun ini, penyerang berusia 38 tahun itu memberikan banyak efek positif, mulai dari dorongan semangat untuk tim hingga gol-gol yang menyelamatkan maupun memenangi tim.
Bagi AC Milan, Ibrahimovic menjadi orang yang tepat di waktu yang tepat. Pada paruh pertama musim ini, klub berjersei merah-hitam itu kehilangan sosok pemimpin dalam tim. Hal itu yang membuat penampilan klub yang berdiri sejak 13 Desember 1899 tersebut terpuruk, yakni di peringkat ke-11 dengan 21 poin dari 17 laga atau per pekan ke-17. Ketika itu, mereka hanya meraih enam kemenangan, tiga imbang, dan delapan kekalahan.
Namun, kehadiran Ibrahimovic pada jendela transfer musim dingin atau pada 27 Desember lalu mengubah suasana ruang ganti tim pada paruh kedua musim ini. Penyerang bertinggi 195 sentimeter itu mampu membimbing para pemain muda dan turut berkontribusi langsung lewat penampilan maupun gol di setiap laga.
Paling tidak, sejak pekan ke-18 hingga pekan ke-35, Ibrahimovic bermain di 15 laga dari 18 laga. Bahkan, dia bermain penuh dalam sembilan laga dari 15 laga dan berkontribusi langsung dengan tujuh gol serta empat asis. Dua golnya memastikan kemenangan AC Milan, 2-1, atas Sassuolo dalam laga tandang di pekan ke-35, Rabu (22/7/2020) dini hari WIB.
Tak berlebihan, keberadaan Ibrahimovic turut mengangkat grafik permainan tim. Posisi AC Milan pun terangkat di papan klasemen, yakni menjadi ke peringkat keenam dengan 59 poin dari 35 laga. Mereka pun memiliki asa untuk kembali ke kompetisi Eropa musim depan, yakni Liga Europa. Apalagi AC Milan terakhir kali bermain di kompetisi Eropa dua tahun lalu, yakni di Liga Europa musim 2018/2019 dan tersingkir di babak penyisihan grup.
Ibrahimovic pun diharapkan kembali memberikan tuah atau magisnya kala AC Milan menjamu tim penuh kejutan, Atalanta, dalam laga pekan ini. ”Kontribusi Ibra (sapaan Ibrahimovic) luar biasa dari beberapa sudut pandang dalam periode ini. Kami berharap ini bisa terus berlanjut,” ujar Pelatih AC Milan Stefano Pioli, dikutip Corre dello Sport, Kamis (23/7/2020).
Menjaga momentum
Bagi AC Milan musim ini, laga menghadapi Atalanta bukan perkara mudah. Dari data rekor pertemuan kedua tim, klub peraih 18 gelar scudetto atau juara Serie A itu boleh jadi unggul atas Atalanta. Menurut Soccerway, kedua tim sudah bertemu 41 kali di Serie A. Sejauh ini, AC Milan unggul 20 kemenangan, sedangkan Atalanta hanya mencatat sembilan kemenangan. AC Milan pun superior ketika menjamu Atalanta, yakni menang sembilan kali dan hanya takluk empat kali.
Namun, kali ini, AC Milan akan menghadapi Atalanta yang jauh berbeda dari musim-musim lalu. Atalanta sekarang adalah tim yang menghuni empat besar klasemen dan sempat menjadi penantang scudetto untuk Juventus di puncak klasemen. Atalanta saat ini pun tercatat sebagai tim yang sulit ditaklukkan, antara lain belum pernah takluk dalam 15 laga terakhir setelah terakhir kali tumbang 1-2 dari SPAL pada 21 Januari lalu.
Atalanta pun menjadi salah satu tim paling menghibur musim ini, yakni dengan raihan 95 gol dari 35 laga atau terproduktif di Serie A musim ini dan salah satu tertinggi di antara klub-klub liga elite Eropa. Bahkan, pada pertemuan pertama musim ini di Bergamo, 22 Desember lalu, Atalanta mampu melibas AC Milan, 5-0.
Karena itu, AC Milan tidak terlalu diunggulkan dari Atalanta dalam pertemuan ke-42 mereka di Serie A tersebut. Pioli pun menyadari itu. ”Kami tahu kekuatan Atalanta dalam semua statistik kompetisi di musim ini. Mereka adalah tim yang solid, agresif, dan penuh determinasi. Tidak mudah untuk menghadapi mereka,” kata pelatih berusia 54 tahun itu dalam konferensi pers di laman resmi AC Milan, Kamis.
Kendati demikian, Pioli tidak ingin timnya pesimistis sebelum berlaga. Pelatih kelahiran Parma, 20 Oktober 1965, itu ingin semua pemain ingat bahwa mereka bermain untuk AC Milan yang merupakan tim besar Italia. Lagi pula, skuad ”Setan Merah” dari Milan itu harus menjaga momentum demi meraih tiket langsung ke Liga Europa musim depan.
Sejauh ini, penampilan AC Milan juga cukup apik setelah Serie A musim ini dimulai kembali per 20 Juni. Mereka belum pernah kalah dari sembilan laga, yakni meraih tujuh kemenangan dan dua imbang. Mereka pun menjadi pesaing terberat AS Roma di peringkat kelima dengan 61 poin dari 35 laga dalam perburuan tiket langsung Liga Europa tersebut.
”Kami ingin melakukan segalanya untuk menjaga momentum kami. Lagi pula, kami banyak berubah dibandingkan pertemuan pertama kami dengan Atalanta di musim ini. Kami dalam kondisi ideal saat ini dan mencoba mengatasi siapa saja yang ada di depan kami,” tutur Pioli.
Melanjutkan rekor
Bagi Atalanta, peluang mereka membuat kejutan lebih besar dengan meraih scudetto musim ini sudah terlalu sulit. Saat ini, mereka berada di peringkat kedua dengan 74 poin dari 35 laga, tertinggal enam poin dari Juventus di peringkat pertama dengan 80 poin dari 34 laga. Dengan sisa tiga laga di musim ini, berat untuk menggeser posisi ”Si Zebra” yang cenderung stabil di jalur kemenangan.
Atas dasar itu, selain terus melanjutkan kiprah di Liga Champions musim ini, target Atalanta adalah terus mempertajam rekor di Serie A. Mereka telah memecahkan sejumlah rekor pribadi di liga sepak bola kasta tertinggi Italia itu, antara lain melampaui rekor poin tertinggi dengan 72 poin ketika mereka duduk di peringkat keempat musim 2016/2017.
Atalanta pun melampaui rekor kemenangan terbanyak dengan 21 kemenangan ketika mereka duduk di peringkat keempat musim 2016/2017. Papu Gomez dan kawan-kawan juga melampaui rekor tidak pernah kalah terlama selama 14 laga saat mereka duduk di peringkat keenam musim 1988/1989. Selain itu, mereka melampaui rekor selalu mencetak gol di setiap laga terlama selama 21 laga saat duduk di peringkat ke-15 musim 1955/1956.
Di samping ingin terus mempertajam rekor yang sudah dipecahkan, Atalanta kini ingin melampaui rekor peringkat terbaik yang pernah diraih di Serie A, yakni peringkat ketiga pada musim 2018/2019 atau musim lalu. Peluang itu terbuka mengingat mereka unggul satu poin atas Inter Milan di peringkat ketiga dengan 73 poin dari 35 laga dan unggul lima poin atas Lazio di peringkat keempat dengan 69 poin dari 35 laga.
”Setiap pekan, sejumlah rekor berhasil dipatahkan. Sekarang, penting untuk tetap menjaga konsentrasi hingga akhir musim. Dan, kami selalu ingin menjadi lebih kuat ketika mendapatkan tantangan di lapangan,” ucap Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini yang diusir dari lapangan ketika Atalanta menang 1-0 atas tamunya, Rabu dini hari, dan bakal melewatkan laga ketika Atalanta bertandang menghadapi AC Milan nanti.