Kehebatan sang debutan Bol Bol menginspirasi kemenangan Nuggets dalam laga uji coba. Saking mengejutkannya, dia sampai diminta melakukan tes doping acak.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
ORLANDO, KAMIS — Pebasket rookie Denver Nuggets Bol Manute Bol ”menggila” di laga debutnya melawan Washington Wizards. Laga uji coba itu digelar pada Kamis (23/7/2020) dini hari WIB, di Orlando. Bol menjadi pahlawan kemenangan Nuggets dengan mencetak double-double dan membuat 6 blok. Penampilan itu pun membuat NBA melakukan tes doping acak kepadanya.
Pemain jangkung setinggi 2,18 meter asal Sudan itu membuat debut spesial dengan menghasilkan 16 poin, 10 rebound, dan 6 blok, dalam kemenangan Nuggets 89-82 atas Wizards. Meski gerakannya tampak kaku dengan tubuh kurus yang tinggi menjulang, pergerakan Bol dalam bertahan dan menyerang sangat efektif.
Bol yang bermain selama 32 menit, terbanyak di tim, bersinar di tengah keberadaan bintang Nuggets, Nikola Jokic. Menurut ESPN, Bol merupakan rookie pertama dalam 20 tahun terakhir yang bisa menghasilkan setidaknya 15 poin, 10 rebounds, dan 5 blok pada laga pramusim.
”Saya telah bekerja sangat keras, terutama sejak berada di gelembung. Saya hanya mencoba untuk tidak grogi selama pertandingan dan semuanya datang begitu saja kepada saya,” kata anak dari mantan pebasket NBA, Manute Bol tersebut, seusai laga, seperti dikutip dari ESPN.
Uniknya, Bol dengan tubuh setinggi 7,2 kaki, justru bermain di posisi ketiga (small forward). Padahal, pemain yang punya tubuh setinggi itu biasa digunakan sebagai center. Sebagai gambaran, Bol bahkan lebih tinggi daripada center Nuggets Mason Plumlee (2,11 meter).
Ternyata, ini merupakan bagian dari strategi Pelatih Kepala Nuggets Michael Malone. Permainannya di sisi sayap untuk memanfaatkan kemampuan lemparan tiga poin pebasket berusia 20 tahun tersebut. Total dia memasukkan 2 dari 8 percobaan lemparan tiga poin sepanjang laga.
Meski belum pernah bermain untuk tim utama sejak diambil pada awal musim, sang pelatih melihat potensi Bol selama bermain di Universitas Oregon. Bol dipercaya bermain di ”luar” karena persentase lemparan tiga poin mencapai 52 persen saat musim terakhir di universitas.
Saat bertahan, Bol bisa menjadi kejutan bagi pemain lawan. Dia yang berada di posisi ketiga membuat keunggulan tinggi daripada pemain lawan dalam posisi yang sama. Dia pun sering berpindah posisi ke area bawah keranjang, membantu center tim. Terbukti, dengan jangkauan tangan hingga 2,34 meter, Bol begitu mudah membuat 6 blok ketika melawan Wizards.
Debutnya menjadi kabar bahagia untuk Nuggets menjelang kelanjutan musim yang akan berlangsung mulai pekan depan. ”Debut yang hebat darinya. Dia akan bertambah baik lagi. Kami akan terus mencobanya di dua laga uji coba dan berharap perkembangannya terus berlanjut,” kata Malone.
Bol menjadi kepingan dari eksperimen Malone yang menampilkan gaya bermain dengan ”tembok tinggi”. Dalam laga itu, pemain di semua posisi berukuran raksasa. Jokic, center setinggi 2,13 meter, bahkan dipercaya sebagai point guard yang tingginya rata-rata berkisar 1,7-1,8 meter. Hal ini karena tiga guard Nuggets, yakni Jamal Murray, Gary Harris, dan Will Barton, tidak dapat dimainkan Malone pada laga itu.
Rata-rata tinggi pemain utama Nuggets dalam laga malam itu adalah 2,09 meter. Menurut Biro Olahraga Elia, hanya ada lima tim yang pernah menggunakan skuad utama lebih tinggi daripada rata-rata skuad Nuggets selama 50 tahun terakhir.
Adapun penampilan spesial ini sudah ditunggu-tunggu Bol sejak lama. Dia ingin membuktikan dirinya tidak pantas diambil pada malam draf di urutan ke-44 atau nyaris tidak diambil tim mana pun. Tekad itu juga sempat tertunda karena cedera yang mengharuskannya bermain di G-League bersama Windy City Bulls.
Penampilan luar biasa Bol mengejutkan NBA. Seusai laga, sang pemain terlambat saat menghadiri konferensi pers. Ternyata, dia diminta melakukan tes doping acak oleh pihak liga. (AP)