Duel kontra West Ham United menjadi laga krusial bagi Manchester United sebelum menjalani laga pamungkas musim ini melawan Leicester City. Tim ”Setan Merah” harus segera bangkit dan melupakan kekalahan di ajang Piala FA.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MANCHESTER, SELASA — Manchester United berusaha menghindari hantaman ”palu” yang diayunkan West Ham United di Stadion Old Trafford, Kamis (23/7/2020) pukul 00.00 WIB. Jika terhantam di laga ini, peluang MU finis di empat besar Liga Inggris dan merebut tiket ke Liga Champions bakal remuk.
West Ham, tim yang kebetulan dijuluki ”Si Palu”, bisa menjadi ancaman serius bagi MU. Performa tim asuhan manajer David Moyes, yang tidak lain merupakan eks manajer MU, itu mulai membaik dalam beberapa laga terakhir. Awal Juli lalu, mereka bahkan mampu memukul Chelsea, 3-2.
Target utama West Ham saat ini adalah menghindari zona degradasi. Mereka kini berada di peringkat ke-16 Liga Inggris dengan koleksi 37 poin atau unggul enam poin di atas Aston Villa, tim yang menempati peringkat ke-18 atau batas teratas zona degradasi.
Maka, West Ham berharap bisa meraih poin di dua laga terakhir musim ini guna menjauh dari kejaran Villa. ”Dari perhitungan kami, tugas ini belum tuntas. Jadi, kami harus bersiap untuk laga nanti (kontra MU) dan merebut tiga poin jika bisa,” kata Moyes.
Pada dua laga terakhir, West Ham menaklukkan Norwich City 4-0 dan Watford 3-1. Menurut Moyes, di Old Trafford, timnya akan memakai pendekatan serupa ketika memenangi kedua laga tersebut.
Duel di Old Trafford ini sangatlah spesial bagi Moyes. Di stadion berjuluk ”Teater Impian” itulah mimpi Moyes untuk membesarkan MU pupus di tengah jalan. Setelah direkrut sebagai pengganti Sir Alex Ferguson pada 2013, Moyes hanya bertahan selama 10 bulan di MU meskipun diikat kontrak selama enam tahun.
Moyes lantas membandingkan dirinya dengan Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer. ”Solskjaer juga sempat menjalani awal sulit. Bedanya, ia punya banyak kesempatan. Ia membawa pemain dari akademi (MU), cara yang menjadi prinsip klub,” katanya.
Kesempatan yang diberikan kepada Solskjaer itu telah membuahkan hasil. Tim ”Setan Merah” telah menjalani 12 laga di Liga Inggris tanpa kalah sejak awal Februari lalu. Dari 12 laga itu, delapan laga mereka menangi.
Perbaikan penampilan itu mengantar MU ke peringkat kelima dengan 62 poin.
Dua laga terakhir MU musim ini akan menentukan klimaks tidaknya upaya kebangkitan mereka pada tahun ini. MU, yang sempat terjerembab di peringkat ke-12 di awal musim ini, menargetkan finis di empat besar agar bisa tampil di Liga Champions. Musim ini, mereka absen di kompetisi antarklub elite Eropa tersebut.
Jadi modal MU
Laga kontra West Ham juga menjadi modal MU menjalani laga pamungkas melawan Leicester City. Laga tersebut sangat krusial karena Leicester dan MU kini memiliki poin dan jumlah selisih gol (28 gol) yang sama.
Leicester kini berhak berada di peringkat keempat karena unggul dalam jumlah gol yang dicetak. Leicester telah mencetak 67 gol, sedangkan MU baru 63 gol.
Maka itu, laga kontra West Ham menjadi kesempatan bagi MU untuk tidak hanya mengumpulkan tiga poin, tetapi juga memperbaiki produktivitas golnya. Jika MU mengalahkan West Ham, mereka akan mengumpulkan 65 poin.
Namun, Leicester juga akan finis dengan poin yang sama jika membekap MU pada laga terakhir. Maka, selisih gol dan jumlah gol yang dicetak akan menjadi penentu nasib kedua tim terkait upaya mengejar peringkat empat besar Liga Inggris atau tiket ke Liga Champions.
Sebelum fokus ke Leicester, Solskjaer harus mewaspadai calon tamunya saat ini, West Ham. ”Moyes adalah manajer yang fantastis dan saya tahu ini bakal menjadi laga yang sulit. Perhatian kami tertuju ke West Ham. Kami tahu seperti apa ancaman dari mereka,” ujarnya.
Hal yang perlu dilakukan MU saat ini adalah memperbaiki mental dan bangkit setelah dikalahkan Chelsea, 1-3, pada laga semifinal Piala FA.
Hal yang perlu dilakukan MU saat ini adalah memperbaiki mental dan bangkit setelah dikalahkan Chelsea, 1-3, pada laga semifinal Piala FA, akhir pekan lalu. Kiper MU, David De Gea, dituding sebagai biang kekalahan karena melakukan dua kesalahan fatal. Namun, Solskjaer sekali lagi mengatakan, mental De Gea dan pemain lainnya masih kuat saat ini.
Di Liga Inggris, MU dan Leicester masih berpeluang melengserkan Chelsea dari peringkat ketiga. Chelsea masih mengantongi 63 poin dan bakal menjalani laga sulit melawan Liverpool di Stadion Anfield, Kamis dini hari WIB.
Laga kontra Chelsea itu akan menjadi laga kandang terakhir Liverpool. Dengan demikian, mereka bisa menggelar seremoni yang telah dinanti-nanti, yaitu penyerahan trofi juara Liga Inggris susai laga itu. Kemenangan pada laga terakhir itu tidak hanya memperindah perayaan itu, tetapi juga kesempatan bagi Liverpool menyamai pencapaian MU, Manchester City, dan Chelsea dalam memenangi 18 laga dalam satu musim.
”Ini akan menjadi hari terindah dalam hidup saya, tentu saja. Tidak ada yang menduga hal ini bisa terjadi. Satu hari yang penting bagi kami, tetapi bukan yang terakhir. Kami akan tampil dengan semangat terbaik,” kata Manajer Liverpool Juergen Klopp dikutip Liverpool Echo.
Bermain di kandang dan dalam suasana gembira merupakan kekuatan Liverpool yang harus diwaspadai Chelsea. (AFP/REUTERS)