Pelari Amerika Serikat, Michael Norman, mencatat waktu tercepat pada tahun ini di nomor lari 100 meter. Padahal, dia sudah empat tahun tidak berlomba di nomor ini.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
TEXAS, SELASA — Bukan juara dunia Christian Coleman, atau rekan seniornya sesama pelari Amerika Serikat Justin Gatlin, yang menjadi sprinter tercepat tahun ini. Bukan juga peraih medali perunggu Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan Kejuaraan Dunia 2019 asal Kanada, Andre De Grasse.
Gelar itu untuk sementara dikuasai pelari spesialis 400 meter asal AS, Michael Norman. Pelari berusia 22 tahun itu mencatat waktu terbaik dunia nomor 100 meter pada tahun ini dalam sebuah kejuaraan kecil di Texas, AS, Senin (20/7/2020). Norman mengikuti ajang ini saat pelari elite dunia masih vakum dari kejuaraan karena wabah Covid-19.
Pelari kelahiran San Diego, California, 3 Desember 1997, itu mencatat waktu 9,86 detik ketika finis tercepat pada kejuaraan di Fort Worth, Texas, tersebut. Catatan waktu itu melampaui rekor tercepat tahun ini yang dibukukan pelari 100 m Afrika Selatan (Afsel), Akani Simbine, dengan 9,91 detik dalam kejuaraan di Pretoria, Afsel, Maret lalu.
Meski cukup cepat, catatan waktu Norman masih terpaut hampir 0,3 detik dengan rekor dunia lari 100 m milik pelari legendaris Jamaika, Usain Bolt, dengan waktu 9,58 detik. Hasil itu juga masih terpaut 0,1 detik dengan perolehan waktu Coleman, 9,76 detik, saat merebut gelar juara dunia 2019 di Doha, Qatar.
Namun, Norman meraih prestasi itu di saat yang menguntungkan, yakni ketika para pelari elite dunia belum kembali ke lintasan setelah pandemi Covid-19 menghentikan hampir semua kegiatan olahraga di seluruh dunia. Hasil ini juga cukup fenomenal mengingat Norman terakhir kali terjun di nomor 100 meter pada 2016.
Bahkan, pelari bertinggi 185 sentimeter itu bisa mempertajam catatan waktu nomor 100 m dengan cukup drastis, dari 10,27 detik pada 2016 menjadi 9,86 detik. Hasil itu menjadikannya sebagai pelari kedua di dunia yang mampu masuk kelompok elite di tiga nomor berbeda.
Norman mampu berlari di bawah 10 detik pada nomor 100 m, di bawah 20 detik pada nomor 200 m, dan di bawah 44 detik pada nomor 400 m. Sebelumnya, hanya pelari asal Afsel, Wayde van Niekerk, yang mampu melakukan itu. ”Setelah empat tahun yang panjang, akhirnya saya bisa berlari 100 m lagi,” ujar Norman dikutip dari akun Twitter resminya.
Bersiap kembali
Para atlet atletik tengah bersiap kembali ke lintasan seusai penguncian cukup panjang akibat pandemi Covid-19, yang membuat semua kejuaraan level nasional dan internasional ditunda sejak Maret. Namun, secercah harapan muncul karena Atletik Dunia (WA) mengumumkan akan menggulirkan kembali seri kejuaraan elite dunia, Liga Berlian dan Tur Emas, mulai Agustus.
Menurut laman WA, Sabtu (18/7/2020), wabah Covid-19 telah memberikan dampak besar terhadap para atlet atletik dunia, terutama di wilayah Amerika Utara dan Kepulauan Karibia. Kendati demikian, para atlet tetap memiliki semangat tinggi untuk berlatih dan kembali ke kejuaraan dalam waktu dekat.
Pelari 100 m gawang putri asal Kosta Rika, Andrea Carolina Vargas, menuturkan, dirinya tidak pernah lagi turun di kejuaraan sejak Maret. Namun, dirinya tidak mau berdiam diri atau pasrah dengan situasi tersebut.
Pelari berusia 24 tahun itu tetap berlatih mandiri di dalam dan luar ruangan sekitar tempat tinggalnya. Dirinya membeli sejumlah alat berat untuk latihan beban di rumah. Selama beberapa waktu, dia berlatih lari gawang di fasilitas olahraga setempat atau melakukan latihan luar ruangan di jalan dan di bukit sekitar rumah.
”Wabah Covid-19 memang menjadi tantangan luar biasa. Namun, kami mendapatkan dukungan besar dari masyarakat di sekitar tempat tinggal (di Portland, AS),” kata pelari peraih emas 100 m gawang putri di Pan American Games 2019 dan urutan kelima dalam final 100 meter gawang putri di Kejuaraan Dunia 2019 tersebut.
Segenap persiapan itu dilakukan para atlet untuk menjaga kebugaran dan kemampuan agar tetap dalam kondisi prima atau performa terbaik ketika kejuaraan sudah dimulai lagi. ”Saya berharap segera kembali bersaing di Eropa (kejuaraan atletik di Eropa) akhir tahun ini,” kata pelari 100 m dan 200 m asal Dominika, Yancarlos Martinez.
Sebelum Liga Berlian dan Tur Emas dimulai lagi mulai Agustus, beberapa negara sudah menggelar kembali kejuaraan lokal dan tak sedikit atlet terbaik negara masing-masing berpartisipasi. Hasilnya pun tak buruk. Sejumlah rekor baru lahir untuk level personal, nasional, bahkan internasional, seperti yang dilakukan Norman tersebut.
Semua itu juga termasuk bagian untuk menuju Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar pada tahun depan. Apalagi cabang atletik semakin mendapatkan tempat terbaik di pesta olahraga empat tahunan dunia tersebut. Baru-baru ini, WA mendapatkan lagi status keanggotaan Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan upacara penghormatan pemenang lari maraton putra dan putri akan dilakukasn saat upacara penutupan Olimpiade Tokyo, untuk pertama kali dalam sejarah Olimpiade. (AFP)