Cristiano Ronaldo membantu Juventus mengalahkan Lazio 2-1 dalam laga Liga Italia, Selasa dini hari WIB. Gol-gol dicetak Ronaldo dan Ciro Immobile yang bersaing sengit memimpin daftar pencetak gol terbanyak dengan 30 gol.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
TURIN, SELASA — Cristiano Ronaldo kembali menjadi bintang kemenangan Juventus dalam lanjutan Liga Italia pekan ke-34, Selasa (21/7/2020). Dwigol megabintang asal Portugal itu membuat Juventus menang 2-1 atas Lazio. Juve kini hanya berjarak empat poin dari gelar kesembilan beruntun di Liga Italia.
Tidak hanya mengantarkan ”Si Nyonya Besar” kembali meraih tiga poin setelah paceklik kemenangan di tiga laga sebelumnya, ”CR7” juga membukukan rekor baru dengan raihan dua golnya di menit ke-51 dan 54 pada laga di Arena Allianz, Turin, itu. Golnya, lewat sepakan penalti di menit ke-51, merupakan catatan gol ke-50 Ronaldo di Liga Italia sejak bergabung dengan Juventus di musim lalu.
Hal itu menjadikannya sebagai pemain tercepat yang mampu mencetak 50 gol di Liga Italia karena hanya membutuhkan 61 pertandingan. Rekor sebelumnya dipegang oleh legenda AC Milan, Andriy Shevchenko, yang mencetak gol ke-50 di Liga Italia ketika menjalani laga ke-68 bersama ”Si Setan Merah”.
Sementara itu, pemain Juventus yang sebelumnya memegang rekor pencetak 50 gol tercepat adalah David Trezeguet, striker asal Perancis yang mencapai catatan istimewa itu dalam 78 pertandingan.
[embed]https://youtu.be/g5WyB9akenE[/embed]
Pada musim ini, Ronaldo juga telah mencetak 30 gol di Liga Italia sehingga memimpin daftar pencetak gol terbanyak bersama penyerang Lazio, Ciro Immobile. Ia mencetak satu-satunya gol untuk Lazio lewat tendangan penalti di menit ke-83 pada laga di Turin itu.
Menurut Opta, perusahaan data dan analisis olahraga, Ronaldo menjadi pemain Juventus ketiga yang mampu mencetak 30 gol dalam satu musim Serie A. Dua pemain yang mencapai 30 gol sebelumnya ialah Felice Borel (musim 1933-1934) dan John Hansen (1951-1952).
Rekor (pribadi) selalu penting, tetapi yang terpenting adalah kemenangan tim. Kami adalah tim yang luar biasa dan menunjukkan itu dalam laga melawan Lazio. (Cristiano Ronaldo)
”Rekor (pribadi) selalu penting, tetapi yang terpenting adalah kemenangan tim. Kami adalah tim yang luar biasa dan menunjukkan hal itu dalam laga melawan Lazio meskipun kami masih bisa menaikkan standar kualitas,” ujar Ronaldo seusai laga itu kepada Sky Sport Italia.
Ronaldo pun secara terbuka mengejar ambisi lain di musim ini, yakni melewati rekor gol koleganya, Gonzalo Higuain, yang memegang rekor gol terbanyak dalam satu musim di Serie A dengan 36 gol. Rekor itu diciptakan Higuain ketika membela Napoli pada musim 2015-2016.
”Senang rasanya kalau saya bisa memecahkan rekor Higuain,” kata Ronaldo sembari tersenyum. Ronaldo memiliki empat laga tersisa untuk melampaui rekor Higuain itu.
Kokoh di puncak
Keberhasilan Juventus mengalahkan Lazio, yang merupakan salah satu pesaing scudetto, membuat gelar Liga Italia ke-36 semakin dekat berlabuh ke tim asal Turin itu. Situasi itu tidak terlepas dari kegagalan dua rival lainnya, Inter Milan dan Atalanta, gagal meraih kemenangan di pekan ke-34.
Juve pun kini kokoh di puncak klasemen dengan keunggulan delapan poin dari pesaing terdekatnya, Inter. Juventus pun hanya membutuhkan tambahan empat poin di empat laga tersisa untuk menyegel trofi Liga Italia kesembilan beruntun mereka.
Di empat laga pemungkas liga, Si Nyonya Besar akan bertandang ke Udinese, menjamu Sampdoria di Turin, berkunjung ke markas Cagliari, dan menutup musim ini di Stadion Allianz Arena dengan menghadapi AS Roma.
Juventus bisa mengunci scudetto atau trofi juara Liga Italia pada pekan ke-35 apabila menang melawan Udinese, Jumat (24/7/2020) dini hari WIB, sedangkan Inter gagal menang atas Fiorentina dalam laga di Stadion Giuseppe Meazza, Kamis (23/7/2020) dini hari WIB. Tetapi, andai Inter menang melawan Fiorentina, maka Juventus cukup meraih kemenangan atas Udinese dan Sampdoria.
Meskipun trofi Liga Italia sudah di depan mata, Ronaldo meminta rekan setimnya tidak lengah. Kelengahan sempat membuat Juve kehilangan tujuh poin di tiga laga sebelumnya. Mereka sempat dikalahkan AC Milan 2-4 serta ditahan Atalanta 2-2 dan Sassuolo 3-3. Padahal, pada laga kontra Milan dan Sassuolo, Juve sempat unggul 2-0 lebih dulu.
”Kami masih membutuhkan dua kemenangan untuk meraih scudetto. Kami tidak bisa bermain buruk karena setiap pertandingan Serie A selalu sulit dan tidak ada tim yang bisa diremehkan,” ucap penyerang berusia 35 tahun itu.
Menjaga fokus
Hal serupa juga disampaikan Pelatih Juventus Maurizio Sarri. ”Kami membutuhkan empat poin, tetapi setiap poin memerlukan kerja keras karena kami harus menjaga fokus dalam setiap laga yang hanya berjarak tiga hari,” ujar Sarri.
Pada musim ini, Juventus mampu mencatatkan rekor baru, yaitu mencetak dua gol atau lebih dalam 11 pertandingan beruntun. Itu adalah capaian baru bagi Si Nyonya Besar di Serie A yang tidak bisa dicapai dua pelatih terdahulu, yaitu Massimiliano Allegri dan Antonio Conte.
Meski begitu, Sarri tetap belum puas dengan permainan anak asuhannya. Meski terbilang cukup produktif, pertahanan mereka sangatlah rapuh. Mereka telah kemasukan 36 gol hingga pekan ke-34. Hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan era Allegri dan Conte yang lebih mengutamakan solidnya lini pertahanan.
”Kami telah kebobolan lebih banyak gol. Akan tetapi, banyak gol ini tercipta dari hukuman tendangan penalti. Hal itu menunjukkan kami sering kebobolan karena menurunkan tekanan ketika pertandingan belum usai,” tutur Sarri yang semakin dekat meraih scudetto perdananya selama 30 tahun berkarier sebagai pelatih.
Adapun Pelatih Lazio Simone Inzaghi menilai, anak asuhannya tidak beruntung dalam laga di Stadion Allianz Arena itu. Menurut dia, Lazio telah menunjukkan karakter permainan untuk memberikan perlawanan kepada Juventus. Hal itu ditunjukkan ketika di menit ke-44, tendangan Immobile dari luar kotak penalti membentur tiang gawang.
Meskipun hanya meraih satu poin di lima laga terakhir, Inzaghi mengecam keras setiap orang yang melemparkan kritik kepada skuadnya.
”Saya marah kepada orang yang mengkritik tim ini karena kami telah mengumpulkan 14 poin lebih banyak dibandingkan dengan musim lalu, memenangi Piala Super Italia, dan selangkah lagi meraih tiket Liga Champions musim depan,” kata Inzaghi.
Sementara itu, satu gol di laga melawan Juventus menjadikan Immobile sebagai pemain Italia kelima yang mampu mencetak 30 gol dalam satu musim Serie A. Immobile bergabung dengan penyerang legendaris ”Negeri Piza”, seperti Giuseppe Meazza yang mencetak 31 gol pada musim 1929-1930, Felice Borel dengan 31 gol pada musim 1933-1934, Antonio Angelillo yang membukukan 33 gol pada musim 1958-1959, dan Luca Toni dengan 31 gol pada musim 2005-2006. (AP)