Pelatih Barcelona Quique Setien berada di ambang pemecatan. Patrick Kluivert pun digadang-gadang menjadi pelatih baru Barca menghadapi lanjutan Liga Champions Eropa, yaitu kontra Napoli, pada laga kedua babak 16 besar.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BARCELONA, SENIN — Pelatih Barcelona Quique Setien seolah memasuki ”lorong gelap” seusai membawa timnya menjalani pekan penutup Liga Spanyol musim ini, Minggu (20/7/2020). Nasibnya penuh ketidakpastian, antara dipecat atau dipertahankan, akibat kegagalan meraih trofi juara Liga Spanyol.
Kemenangan 5-0 atas Deportivo Alaves di Stadion Mendizorroza, Minggu malam, kemungkinan menjadi laga terakhir Setien bersama ”Blaugrana”, julukan Barcelona. Menurut media lokal Spanyol, Mundo Deportivo, Barca sudah tidak lagi menginginkannya setelah kegagalan meraih juara liga.
Penampilan inkonsisten tim bersama Setien dikhawatirkan akan terulang lagi saat Barca melanjutkan perjalanan di Liga Champions Eropa, yaitu kontra Napoli pada laga kedua babak 16 besar, 9 Agustus mendatang.
Setien pun kemungkinan akan diganti jelang latihan perdana Barca menghadapi Liga Champions pada 27 Juli mendatang. Kandidat utama penggantinya adalah Patrick Kluivert, legenda dan direktur sepak bola pemain muda Barca.
Menurut mantan bintang Barca, Rivaldo, tim asal Catalunya itu memang membutuhkan pelatih baru. ”Ada ancaman besar kalah dari Napoli. Sebagai mantan pemain dan penggemar, saya khawatir. Dalam kondisi buruk saat ini, yaitu semangat mereka yang turun dan ikut terdampak, saya pikir akan sangat sulit (bagi Barca untuk menang melawan Napoli),” kata Rivaldo.
Rivaldo menilai Presiden Klub Josep Maria Bartomeu harus berani membuat keputusan tegas dengan memecat Setien secepatnya. Sebab, pelatih baru pasti membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan tim.
Apa yang membuat Barca gagal? Itu adalah mentalitas medioker dari dia dan asistennya (Eder Sarabia). (Hristo Stoichkov)
Hristo Stoichkov, striker Barca pada era 1990-an, menyebut Setien tidak pantas melatih Lionel Messi dan rekan-rekan. ”Apa yang membuat Barca gagal? Itu adalah mentalitas medioker dari dia dan asistennya (Eder Sarabia),” katanya dikutip Marca.
Setien sebelumnya memang tidak pernah memegang klub besar sepanjang 29 tahun karier melatihnya. Itu membuatnya gagap saat melatih tim besar seperti Barca. Dia tampak seolah ranting kecil rapuh yang tidak tahan akan terjangan angin besar di pucuk ketinggian.
Di sisi lain, tidak adil menilai kinerja Setien hanya dari hasil setengah musim, yaitu sejak kedatangannya di Barca, Januari 2020. Namun, bukan hanya prestasi tim yang membuatnya kini berada di ambang pemecatan, melainkan inkonsistensi dalam menerapkan skema bermain Barca.
Kebingungan
Pelatih berusia 61 tahun itu seperti kebingungan menentukan skema yang tepat untuk Blaugrana. Dalam 23 laga bersamanya, skuad Barca sudah empat kali berganti formasi, mulai dari 4-3-3, 4-4-2, 3-4-3, hingga formasi berlian 4-3-1-2.
Bahkan, setelah setengah tahun melatih Barca, Setien masih belum menentukan pola yang akan dipakai. Terbukti, Barca menggunakan tiga formasi berbeda dalam tiga pertandingan terakhir. Hal itu membuat para pemain kebingungan.
Pada Jumat lalu, Messi bahkan sempat mengkritik langsung timnya di bawah kepemimpinan Setien. Sang megabintang Barca itu meyakini harus ada perubahan di tubuh tim jika tidak ingin terus terpuruk hingga akhir musim ini.
Meskipun dalam tekanan, pelatih asal Spanyol itu mengaku masih didukung para pemain. ”Tentu saja saya merasa didukung oleh semuanya (skuad). Soal pernyataan Messi, saya rasa itu hanya reaksi yang wajar setelah kalah,” sebut Setien.
Menurut Setien, dirinya telah berbicara dengan skuad Barca sebelum melawan Alaves. Dalam pertemuan itu, dia telah meluruskan banyak hal, termasuk rencana menghadapi pertarungan selanjutnya di Liga Champions.
Setien pun mengaku tidak khawatir jika memang dipecat dalam waktu dekat. ”Saya hanya sebuah kepingan di klub besar dan saya tidak khawatir (dipecat) sama sekali. Ada beberapa hal yang tidak bisa saya kendalikan,” tambahnya.
Sementara itu, mantan pemain dan pelatih Barca, Carles Rexach, berbeda pandangan dari Rivaldo maupun Stoichkov. Dia menilai Setien belum mendapatkan waktu yang cukup untuk bisa beradaptasi dengan Barca.
”Saya percaya Setien harus melanjutkannya (melatih Barca) saat ini. Dia, kan, masuk pada pertengahan musim. Mengganti pelatih di tengah musim adalah sebuah bencana. Seharusnya, Barca tidak membuang Ernesto Valverde setelah Desember. Tetapi, dia justru dipecat, Januari,” kata Rexach.
Kucing dalam karung
Di lain sisi, penunjukan Kluivert sebagai pelatih baru bisa menjadi pertaruhan besar bagi Barca. Mantan penyerang andalan Barca itu minim pengalaman melatih. Menjadikannya pelatih sama saja dengan membeli kucing dalam karung.
Apalagi, dengan waktu yang sangat minim, yaitu kurang dari dua minggu, dia harus bisa mengenalkan gaya bermainnya kepada Messi dan rekan-rekan. Sementara itu, pertandingan pertama yang akan dihadapinya adalah laga besar seperti Liga Champions. Tak hanya itu, Napoli adalah tim yang sedang naik daun di Liga Italia.
Namun, di lain pihak, kehadiran Kluivert juga bisa membawa efek langsung, berupa peningkatan moral dan kepercayaan diri tim Barca yang sempat terkikis pada era Setien. (AP)