Ambisi Sean Gelael, pebalap Indonesia, mendulang poin di balap pertama seri Hongaria pada ajang Formula 2 gagal terwujud, Sabtu malam. Ia finis ke-17 akibat sejumlah kendala di balapan itu.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
HUNGARORING, MINGGU — Harapan besar pebalap Indonesia, Sean Gelael, meraih poin pada feature race Formula 2 seri Hongaria, Sabtu (18/7/2020), tidak terwujud. Ia hanya mampu finis ke-17 akibat masalah manajemen pemakaian ban dan gangguan elektronik di mobilnya.
Sean, pebalap DAMS yang start dari posisi kesembilan, tampak kesulitan memacu cepat mobilnya di balapan pertama seri Hongaria yang digelar di Sirkuit Hungaroring itu. Seperti sebagian besar pebalap lainnya, mobilnya kehilangan daya cengkeram setelah mengganti ban jenis prime option(soft) dengan jenis medium.
Ban kompon medium di sirkuit itu mengalami keausan yang sangat tinggi dalam balapan yang berlangsung dalam kondisi kering itu. Sean bahkan harus masuk pit dua kali di fase awal balapan itu.
Ia sempat lama terhenti di pit seraya teknisinya mengecek keadaan mobil, termasuk mengukur suhu di ban. Berdasarkan rilis Jagonya Ayam KFC Indonesia, Sean juga mengalami kendala elektronik pada mobilnya selepas pitstop pertama, yaitu di lap ketujuh.
Mantan pebalap Prema Racing itu pun terpental dari rombongan di posisi tengah dan finis paling belakang. Padahal, ia sempat berada di posisi ketujuh di awal balapan sebelum pit.
”Hari ini, kalaupun mobil saya tak bermasalah, tampaknya memang sulit bersaing dengan mereka yang memakai strategi (ban) prime option (di awal). Walau begitu, saya yakin bisa finis di sepuluh besar dan meraih angka kalau tak ada masalah elektronik,” ujar Sean seusai balapan itu seperti disampaikan dalam siaran pers Jagonya Ayam.
Hilangnya daya cengkeram ban pada awal balapan itu juga dialami rekan setim DAMS, Dan Ticktum. Ia juga memakai strategi pemilihan ban yang sama dengan Sean. Ticktum, pebalap asal Inggris itu, begitu cepat kehilangan posisinya di depan.
Start dari posisi keempat, di awal balapan, Ticktum disalip para pebalap lainnya, seperti Luca Ghiotto (Hitech GP), Guanyu Zhou (UNI-Virtuosi), dan Louis Delétraz (Charouz Racing), dengan mudahnya, tanpa perlawanan berarti. Ia pun sempat melorot ke posisi ke-12.
”Mobil (saya) kehilangan cengkeraman. Saya tidak bisa mempertahankan posisi ini,” ujar Ticktum, yang tampak menderita dan tak berdaya saat berbicara dengan timnya lewat sambungan radio di balapan itu.
Sensasi jebolan Ferrari
Meski demikian, Ticktum masih mampu meraih poin dengan finis kesembilan di akhir balapan itu.
Adapun balapan itu dimenangi Robert Shwartzman, pebalap asal Rusia yang membela Prema Racing. Pebalap jebolan Akademi Ferari itu tampil sensasional, yaitu melewati satu per satu para rivalnya setelah memulai balapan dari posisi ke-11.
Shwartzman diuntungkan dengan strategi pemilihan ban timnya. Strategi itu memungkinkan ia memakai ban prime-option atau kompon lunak yang lebih cepat di akhir balapan ketika mayoritas pebalap lain memakai kompon medium yang mudah aus.
”Jujur saja, saya mengharapkan meraih poin. Namun, saya tidak menyangka memenangi balapan ini. Itu adalah salah satu start terbaik dalam karier saya. Ketika pebalap lainnya masuk pit, saya tetap bertahan lebih lama,” ujar Shwartzman yang memenangi dua feature race beruntun seperti dikutip Formula 2.
Berkat raihan itu, Shwartzman kini memuncaki klasemen pebalap, disusul Calum Ilott (UNI Virtuosi), Christian Lundgaard (ART GP), dan Ticktum. Adapun Sean menempati peringkat ke-17 di klasemen itu.
Balapan F2 seri Hongaria akan dilanjutkan dengan sprint race pada Minggu sore nanti.