Skuad Manchester United akan bertarung melawan kelelahan saat menghadapi Chelsea pada semifinal Piala FA, Senin dini hari WIB. Sementara itu, Chelsea akan mencoba berlari dari rekor buruknya menghadapi "Setan Merah".
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SABTU — Malam panjang menanti Manchester United dalam laga semifinal Piala FA melawan Chelsea, Senin (20/7/2020) pukul 00.00 WIB, di Stadion Wembley. Masalah kelelahan menghantui skuad utama tim berjuluk ”Setan Merah” itu setelah melalui jadwal ”neraka” Liga Inggris.
MU baru saja melewati laga sengit selama 102 menit, ditambah injury time, kontra Crystal Palace, Jumat dini hari WIB. Skuad asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu hanya punya jeda 48 jam menghadapi semifinal.
Persoalannya, Solskjaer telah lama tidak mengistirahatkan skuad utamanya, termasuk saat menghadapi Palace. Ia nyaris memainkan pemain yang sama di setiap laga sejak Liga Inggris dimulai kembali, Juni lalu.
Gelandang serang Bruno Fernandes, misalnya, bermain lima kali dalam 15 hari. Ia tampil 399 menit dari total 450 menit laga. Maka, ia tampak lelah saat bermain penuh melawan Palace.
Tak ayal, akumulasi kelelahan dan waktu pemulihan yang minim membayangi MU. Di sisi lain, Solskjaer tampaknya enggan mengambil risiko melakukan rotasi masif skuad timnya.
”Kami tidak bisa mengatakan (jadwal) tidak baik kepada kami. Namun, itulah yang terjadi. Ketika punya kesempatan bermain di semifinal, Anda akan memaksakannya meskipun harus bermain pada hari yang sama,” ucap Solskjaer.
Guna menyiasati kelelahan, Solskjaer kemungkinan sedikit membongkar timnya. Pemain cadangan yang berpotensi tampil adalah penyerang muda, Jesse Lingard. ”Dia punya kesempatan tampil. Namun, kami belum membuat keputusan siapa yang akan bermain,” ucapnya.
Laga semifinal ini akan menjadi malam panjang bagi MU. Apalagi, jika imbang, laga akan berlanjut dengan dua kali babak tambahan waktu, masing-masing 15 menit. Jika masih imbang, digelar adu tendangan penalti.
Di lain pihak, skuad Chelsea lebih bugar jelang semifinal itu. Tim asuhan Frank Lampard ini memiliki waktu pemulihan sekitar empat hari. Pemain utama mereka, seperti Andreas Christensen, Mason Mount, dan Tammy Tabraham, bahkan punya tenaga lebih karena tidak tampil sejak menit awal pada laga terakhir Chelsea. Itu bisa menjadi modal menghadapi kerasnya laga semifinal nanti.
Meski lebih bugar, tim berjuluk ”Si Biru” itu tidaklah diunggulkan. Mereka dihantui rekor buruk saat menghadapi MU. Chelsea, bersama Lampard, selalu kalah dalam tiga pertemuan terakhir kontra ”Setan Merah”.
Mereka (MU) menyerang balik dengan efek yang luar biasa. Kami akan mencoba lepas dari jebakan itu dan membalas kekalahan.
Antitesis Lampard
Permainan menyerang dengan penguasaan bola tinggi ala Lampard adalah antitesis dari gaya menyerang balik MU versi Solskjaer. ”Mereka menyerang balik dengan efek yang luar biasa. Kami akan mencoba lepas dari jebakan itu dan membalas kekalahan,” ucap Lampard.
Statistik menunjukkan, Chelsea selalu menguasai bola rata-rata 60 persen saat bertemu MU. Jumlah tendangan Chelsea pun nyaris dua kali lipat lebih banyak. Namun, dalam tiga duel terakhir, mereka hanya mampu mencetak satu gol, sedangkan MU delapan 8 gol.
Lampard pun mewaspadai kemampuan individu pemain MU yang punya teknik dan kecepatan tinggi, terutama trio Fernandes, Anthony Martial, dan Marcus Rashford. Belakangan, mereka selalu menampilkan performa terbaik.
Pertahanan pun akan menjadi fokus utama tim asal London itu. Mereka perlu mengantisipasi lubang yang ditinggalkan N\'Golo Kante, gelandang bertahan yang bakal absen akibat cedera.
Pengamat BT Sport, Gary Neville, menilai, MU lebih diuntungkan dalam duel kali ini. Selain punya rekor pertemuan lebih baik, mereka juga sedang dalam tren tidak terkalahkan selama 19 pertandingan terakhirnya di semua kompetisi.
”Musim lalu MU menumbangkan Chelsea pada babak kelima Piala FA. Saya pikir, mereka akan melakukan hal yang sama di semifinal kali ini. Saya melihat MU akan menang dan menembus final,” kata Neville yang juga merupakan mantan pemain MU.
Semasa menjadi pemain, Lampard dan Solskjaer sangat akrab dengan trofi Piala FA. Lampard memenangi empat gelar, sedangkan Solskjaer dua gelar. Hal itu menunjukkan kedua manajer mengetahui apa yang dibutuhkan di Wembley untuk memenangi laga krusial itu.
Pembuktian Ighalo
Sementara itu, penyerang pelapis MU, Odion Ighalo, berharap mendapat kepercayaan untuk tampil melawan Chelsea. Dia ingin merasakan atmosfer Wembley yang terkenal sakral. ”Semuanya pasti ingin bermain melawan tim sebesar Chelsea, juga bermain di Wembley. Anda tahu, jika menang, akan berada di final. Hal itu membuat Anda terpacu memberikan segalanya untuk meraih kemenangan,” tutur Ighalo.
Walaupun jarang bermain, Ighalo selalu tampil cemerlang saat dipercaya turun di Piala FA. Penyerang asal Nigeria itu sudah mencetak tiga gol saat tampil pada dua babak sebelumnya. Dia merupakan pahlawan yang membuat ”Setan Merah” kini bisa menembus posisi lima besar di klasemen Liga Inggris.
Ighalo merupakan pemain yang baru didatangkan MU di bursa transfer musim dingin lalu dari klub Liga Super China, Shanghai Shenhua. Kedatangannya terbukti efektif sebagai pemain pelapis di posisi penyerang tengah. (AP/REUTERS)