Pemain ganda putri pelatnas bulu tangkis Indonesia akan fokus menjalani latihan meningkatkan daya tahan setelah mengikuti Mola TV PBSI Home Tournament. Fisik pemain dinilai belum memenuhi standar.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah selesai tampil dalam Mola TV PBSI Home Tournament, pemain ganda putri pelatnas bulu tangkis Indonesia akan kembali fokus menjalani latihan untuk meningkatkan daya tahan. Faktor tersebut dinilai belum memenuhi standar untuk tampil dalam pertandingan.
”Daya tahan otot yang bisa menunjang kekuatan, kecepatan, dan daya tahan untuk kebutuhan bermain di ganda putri belum memenuhi standar. Ganda putri biasanya butuh durasi panjang,” ujar pelatih kepala ganda putri pelatnas bulu tangkis, Eng Hian, Jumat (17/7/2020).
Untuk menuju target tersebut, pelatih akan membuat program berdasarkan kelemahan setiap pemain. ”Saya pakai barometer dari data fisik. Contohnya, jika atlet A lemah di bagian tubuh bagian bawah, saya pilah lagi bagian tubuh yang mana. Setelah itu, program latihan akan dibuat untuk fokus memperbaiki kelemahan itu hingga mencapai kapasitas atlet tersebut,” tutur Eng Hian.
Data tersebut akan dibuat berdasarkan penampilan Greysia Polii dan kawan-kawan dalam turnamen internal pelatnas bulu tangkis Indonesia, 15-17 Juli, di pelatnas Cipayung, Jakarta. Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto menjadi juara setelah mengalahkan Apriyani Rahayu/Mychelle Chrystine Bandaso, 21-17, 25-23 dalam final. Adapun peringkat ketiga ditempati Greysia/Febby Valencia Dwijayanti Gani yang menang atas Jesita Putri Miantoro/Lanny Tria Mayasari, 21-15, 21-8.
Apriyani, yang berpasangan dengan Mychelle sebagai pemain ganda campuran, mengatakan akan memperkuat lagi daya tahan fisiknya untuk menghadapi turnamen resmi. ”Kami memang sudah dilatih fisik saat tidak ada kejuaraan. Saya menjadikan turnamen internal ini untuk mengasah daya tahan itu. Setelah ini, harus diperkuat lagi dalam latihan,” kata pemain yang bersama Greysia menempati peringkat kedelapan dunia ganda putri itu.
Kompetisi bulu tangkis dihentikan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) sejak pertengahan Maret karena pandemi Covid-19. Pada masa vakum turnamen ini, demi menjaga kesehatan dan keselamatan, atlet-atlet pelatnas bulu tangkis diharuskan tinggal di asrama, termasuk pada hari libur.
Dengan fasilitas lengkap di tempat latihan yang berada di wilayah timur Jakarta itu, Greysia dan kawan-kawan pun bisa tetap berlatih. Setelah diberi kesempatan untuk memulihkan cedera dan berlatih dengan intensitas ringan pada pekan-pekan awal tanpa turnamen, pemain ganda putri mulai fokus meningkatkan daya tahan dalam sepuluh pekan terakhir. Program latihan inilah yang menjadi bahan evaluasi tim pelatih.
”Memang masih banyak yang perlu dievaluasi dari permainan kami. Namun, ke depannya, kami tahu mau latihan apa, tahu harus berbuat apa di pertandingan resmi nanti,” ujar Greysia.
Direncanakan, turnamen resmi akan berlangsung kembali pada Agustus. Berdasarkan data dalam laman BWF, turnamen besar akan dalam jadwal padat sejak September hingga Desember. Akan tetapi, belum ada kepastian kejuaraan yang akan menjadi momen awal kembalinya persaingan pebulu tangkis top dunia. Perkembangan situasi akibat Covid-19 akan menjadi pertimbangan.
Pesan dari Greysia
Sebagai pemain ganda putri paling senior, Greysia memanfaatkan turnamen internal untuk memantau perkembangan ”adik-adiknya” dalam pertandingan. ”Saya senang bisa ada di turnamen ini, ada hawa pertandingan yang saya dapat. Saya, juga, melihat kemampuan adik-adik, bagaimana mereka di pertandingan. Kami jarang ketemu di turnamen. Jadi, ajang ini bagus untuk tim ganda putri,” tuturnya.
Seusai bertanding, tak jarang pemain berusia 32 tahun itu berbagi pengalaman kepada pemain lain. Fadia/Ribka, misalnya, mendapat masukan untuk bermain pada level elite dunia. ”Kak G (Greysia) bilang, di level top, yang paling berperan adalah pola pikir, bukan hanya kemampuan,” kata Fadia.
”Semua pemain punya potensi, tetapi waktu masuk level senior bukan teknik lagi yang utama, melainkan kemauan. Mereka akan diuji bagaimana menghadapi kekalahan dan kemenangan. Nanti akan ada seleksi alam, kita harus tahan banting dalam latihan, kehidupan di asrama, dan dalam pertandingan,” ujar Greysia.