Olimpiade Tokyo Tidak Akan Berlangsung Tanpa Penonton
Olimpiade Tokyo 2020 tetap akan berlangsung dengan penonton. IOC dan tuan rumah Jepang bekerja keras mencari cara untuk mewujudkan hal tersebut.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·2 menit baca
GENEVA, KAMIS — Komite Olimpiade Internasional (IOC) tidak ingin Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung tertutup tanpa penonton. Meski situasi pandemi Covid-19 masih mengancam, IOC bersama tuan rumah Jepang akan mencari cara untuk tetap bisa menghadirkan penonton.
Presiden IOC Thomas Bach, dalam telekonferensi pada Rabu (15/7/2020), mengatakan, Olimpiade harus tetap melibatkan penonton. ”Olimpiade yang tertutup sudah jelas bukan sesuatu yang kami inginkan,” katanya, setahun menjelang perhelatan Olimpiade.
Keputusan yang diambil Bach bisa dibilang cukup berani. Sebab, di tengah pandemi, seluruh penyelenggaraan kompetisi olahraga profesional dilangsungkan tanpa penonton. Hal itu untuk mencegah semakin menyebarnya virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Apalagi, belum ada waktu pasti kapan vaksin akan siap.
Menurut Bach, kehadiran penonton tidak bisa dihindari. Penonton merupakan roh dari penyelenggaraan Olimpiade. ”Jadi, kami sedang bekerja mencari solusi agar di satu sisi menjaga kesehatan peserta. Di sisi lain tetap bisa mencerminkan semangat Olimpiade,” ujarnya.
Tentu hal ini akan menjadi pekerjaan berat bagi tuan rumah. Mereka harus menjaga kesehatan dari ribuan atlet dan ofisial. Mereka juga perlu mengawasi ribuan penonton yang berpotensi menjadikan Olimpiade sebagai episentrum pandemi. Adapun sebelumnya tuan rumah membuka opsi penyelenggaraan tertutup tanpa penonton.
Setelah penundaan setahun, dari 2020 ke 2021, IOC meyakini penyelenggaraan tidak akan mundur lagi. ”Kami sangat berkomitmen menyelenggarakan Tokyo 2020 pada tahun depan, di Juli dan Agustus,” ujar Bach.
Di lain sisi, tuan rumah masih berupaya mengembalikan kepercayaan masyarakat yang hilang terhadap Olimpiade. Dalam survei Japan News Network (JNN) diketahui 77 persen masyarakat Jepang tidak menginginkan ajang multicabang terbesar itu berlangsung tahun depan.
Hanya 17 persen yang percaya Olimpiade bisa diselenggarakan tahun depan. Aspek-aspek utama yang dipertimbangkan masyarakat antara lain ekonomi dan kesehatan. Dalam hal ekonomi, banyak pengamat meyakini Olimpiade bisa memperburuk kondisi perekonomian Jepang yang sudah terdampak oleh pandemi.
Untungnya, Olimpiade kembali jatuh di tangan yang tepat. Kandidat petahana Gubernur Tokyo Yuriko Koike kembali menjabat setelah menang dalam pemilihan umum pada awal Juli. Koike merupakan pendukung berlangsungnya Olimpiade. Saat pemilu, nyaris seluruh kandidat gubernur lain menolak kehadiran Olimpiade pada tahun depan.
Koike mengatakan, proses persiapan Olimpiade masih berjalan sesuai rencana. ”Saya mau menjadikan Olimpiade sebagai simbol bersatunya dunia melewati situasi saat ini. Menguatkan ikatan di antara umat manusia,” katanya. (REUTERS)