Mobil Mercedes W11 memiliki kecepatan yang sulit ditandingi pada dua seri awal Formula 1 di Austria. Namun, kelemahan di tikungan lambat berpotensi membuat W11 kalah dari mobil Red Bull di Hongaria, akhir pekan ini.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SPIELBERG, SELASA — Seri ketiga Formula 1 2020 di Sirkuit Hungaroring, Hongaria, pada 19 Juli, menghadirkan tantangan berbeda bagi Mercedes. Kedua pebalapnya, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas, akan menghadapi tekanan lebih besar dari para pebalap Red Bull, khususnya Max Verstappen. Mobil Red Bull RB16 unggul di sirkuit dengan banyak tikungan lambat seperti di Hungaroring.
Karakter Hungaroring sangat berbeda dengan Sirkuit Red Bull Ring, lokasi balapan di dua seri sebelumnya yang lebih didominasi trek lurus dan tikungan kecepatan tinggi. Sirkuit seperti itu sangat sesuai dengan karakter mobil Mercedes yang sangat kencang. Adapun Hungaroring lebih didominasi jenis tikungan kecepatan rendah dan menengah.
Tak pelak, Kepala Tim Mercedes Toto Wolff menilai Hungaroring membuat timnya dalam posisi rentan kalah dari Red Bull. ”(Sektor) di mana kami kalah dari Red Bull adalah pada (tikungan) kecepatan rendah, terutama di tikungan 3 dan 4. Di bagian lain, pada trek lurus dan (tikungan) kecepatan tinggi, kami lebih cepat,” ujarnya dikutip Crash, Selasa (14/7/2020).
Namun, pernyataannya itu terdengar klise. Sejak 2018, Wolff selalu berkata, timnya rawan kalah dari Red Bull dan Ferrari di Hungaroring. Realitasnya, Mercedes mengatasi kelemahan itu, dibuktikan lewat kemenangan Hamilton pada 2018 dan 2019.
Pada 2019, misalnya, saat mobil W10 kalah cepat dari Ferrari SF90 pada trek lurus, Mercedes tidak kehilangan dominasinya berkat performa brilian W10 di tikungan kecepatan rendah. ”Hongaria adalah trek yang kami nikmati untuk membalap. Tetapi, performa Mercedes di tikungan kecepatan rendah sangat perkasa,” kata Kepala Tim Red Bull Christian Horner memuji Mercedes saat itu.
Musim ini, berdasarkan data dari dua seri awal F1 di Austria, Mercedes kalah dari Red Bull di tikungan-tikungan lambat. Namun, itu bukanlah kendala yang akan membuat mobil W11 tidak kompetitif di sirkuit dengan banyak tikungan lambat. Mercedes memiliki tim mekanik dan insinyur yang sangat handal dalam menyiasati karakter di berbagai jenis sirkuit.
Bahkan, masalah kelistrikan yang membuat girboks mereka rawan rusak di Red Bull Ring mampu diatasi dalam empat hari. Begitu pula dengan kendala menurunnya tenaga mobil yang sempat dialami Hamilton pada sesi latihan. Masalah itu selesai dalam semalam, hingga akhirnya ia merajai sesi kualifikasi dan menjuarai balapan seri kedua di Red Bull Ring.
”Kami hanya perlu terus melakukan pengembangan dan mendorong diri serta memahami mobil. Hongaria sudah pasti jadi pertarungan yang berbeda. Banyak downforce juga tikungan kecepatan lambat-menengah. Jadi, kami akan melihat bagaimana (pengembangan) ini berfungsi di sana,” ujar Wolff.
Tetap membumi
Hamilton, yang menjadi pebalap F1 dengan kemenangan terbanyak di Hungaroring, yaitu tujuh kali, tetap membumi. Dia sangat mewaspadai ancaman Red Bull, meskipun Verstappen ditinggalkannya hingga 33 detik pada seri kedua di Austria. ”Menurut saya, mereka melakukan pekerjaan yang fantastis. Jadi, kami harss tetap fokus dan siap untuk bereaksi. Kami akan pergi ke tempat-tempat lain seperti Hongaria, di mana Red Bull biasanya sangat kuat,” tegasnya.
Ini sirkuit di mana Red Bull tampil sangat baik. Mereka memimpin balapan seri ini pada tahun lalu. Ini akan menjadi persaingan yang ketat, tetapi saya bersemangat untuk pergi ke sana.(Lewis Hamilton)
Ia mengakui, tidak akan mudah memenangi seri Hongaria. ”Ini sirkuit di mana Red Bull tampil sangat baik. Mereka memimpin balapan seri ini pada tahun lalu. Ini akan menjadi persaingan yang ketat, tetapi saya bersemangat untuk pergi ke sana. Saya sangat menyukai balapan di trek itu,” pungkas Hamilton.
Musim ini, Red Bull dinilai satu-satunya tim yang mampu menyaingi Mercedes. Red Bull mengetahui, mobil RB16 milik mereka berpotensi mengungguli W11 di Hungaroring. Potensi itu akan dimaksimalkan mereka untuk memetik kemenangan dalam balapan dengan jumlah 70 putaran itu. ”Kecepatan mereka (Mercedes) di lintasan lurus sangat mengesankan. Tetapi, tidak terlalu dalam hal kecepatan saat menikung,” ujar Horner dikutip Motorsport.
”Ada beberapa tikungan di mana kami lebih baik, beberapa lainnya kami tidak terlalu bagus. Tetapi, yang jelas, di trek ini kecepatan mereka pada lintasan lurus sangat mengesankan. Jadi, mereka telah melakukan kemajuan yang sangat bagus sepanjang musim dingin,” ujar Horner kemudian.
Kepala Insinyur Red Bull Paul Monaghan menegaskan, RB16 memiliki potensi besar untuk mengalahkan W11 di Hungaroring. ”Hongaria adalah sirkuit yang sangat berbeda, bukan begitu? (Sirkuit) ini memiliki lintasan-lintasan lurus yang mudah dan banyak kelokan. Kecepatan pada tikungan lebih lambat dibandingkan sirkuit ini (Red Bull Ring),” tegasnya.
”Siapa tahu, kami mungkin bisa lebih baik di sana? Jadi kami akan memperbaiki diri kami, meningkatkan performa mobil sebaik yang kami bisa. Lalu, berusaha memberi mereka pertarungan yang pantas. Dan, semoga (bisa) mengalahkan mereka (Mercedes),” pungkas Monaghan kemudian.
Masalah Ferrari
Adapun tim favorit lainnya, Ferrari, sulit mengejar kedua tim papan atas itu. Mereka bahkan kesulitan melewati tim-tim papan tengah seperti Mclaren dan Racing Point. Gagal finisnya kedua pebalap mereka, Charles Leclerc dan Sebastian Vettel, akibat saling bersenggolan di seri Styria, akhir pekan lalu, memperburuk situasi Ferrari.
Mereka kehilangan kesempatan mengumpulkan data paket aerodinamika barunya. Ini membuat beban kerja para insinyur Ferrari guna menghasilkan paket perbaikan mobil SF1000 jadi lebih berat. ”Manajemen (Ferrari) harus mampu menghadapi (tekanan) ini dan memastikan stafnya tetap yakin dan fokus pada hal-hal yang perlu dilakukan. Mereka tidak akan menyelesaikan (masalah) ini dalam semalam,” ujar Ross Brawn, Direktur Motorsport F1 yang juga mantan bos Ferrari.