Inter Milan kembali diperhitungkan sebagai pesaing juara Liga Italia musim ini seusai membekap tamunya, Torino, Selasa dini hari WIB. Berkat kemenangan itu, hanya Juventus yang kini berdiri lebih baik daripada mereka.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
MILAN, SELASA – ”Si Ular Besar”, julukan Inter Milan, melumat tim ”Banteng” Turin alias Torino 3-1 dalam laga pekan ke-32 Liga Italia Serie A di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Italia, Selasa (14/7/2020) dini hari. Kemenangan itu membuat Inter merangsek ke peringkat kedua klasemen dan mulai mengincar posisi ”Si Zebra” dari Turin, Juventus, di puncak klasemen.
Inter Milan menjalani laga tersebut dengan sulit. Romelu Lukaku dan kawan-kawan sempat tertinggal lebih dahulu 0-1 dari Torino, yakni lewat gol penyerang Andrea Belotti di menit ke-17. Inter terus tertinggal sepanjang babak pertama laga tersebut.
Setelah turun minum atau memasuki babak kedua, Inter Milan bisa bermain lebih baik. Klub berjersi biru-hitam itu pun bisa membalikkan kedudukan menjadi 3-1 atas Torino, yakni lewat gol gelandang Ashley Young pada menit ke-48, bek Diego Godin (menit ke-51), dan penyerang Lautaro Martinez (menit ke-61).
[embed]https://youtu.be/CofLhMtOnGY[/embed]
Kemenangan itu mematahkan dua rentetan hasil negatif di dua laga sebelumnya. Inter Milan pun naik dari peringkat ketiga ke posisi kedua dengan raihan 68 poin dari 32 laga. Klub peraih 18 gelar juara Serie A itu hanya terpaut delapan poin dari Juventus di peringkat pertama dengan koleksi 76 poin dari 32 laga. Posisi itu justru memotivasi mereka untuk bisa mengudeta posisi klub berjersi putih-hitam itu dalam enam laga tersisa di musim ini.
Pelatih Inter Milan Antonio Conte, dikutip Sky Sport Italia, seusai laga itu mengatakan, dirinya mengapresiasi para pemain yang mampu bangkit setelah tertinggal lebih dahulu. ”Kesalahan Samir Handanovic (yang menyebabkan Inter tertinggal 0-1) telah membuat kami gugup, menyebabkan masalah. Namun, kami berhasil dengan baik untuk mencetak gol (bangkit),” ujarnya.
Ingin menangkap Juventus
Pada awal musim ini, Inter sempat digadang-gadang sebagai penantang scudetto alias gelar juara. Hal itu tidak terlepas dari hadirnya Conte, manajer yang sukses memberikan sejumlah trofi juara liga bersama Juve dan Chelsea. Namun, jelang paruh kedua, performa Inter menurun. Mereka mulai dilanda inkonsistensi.
Inter kerap kehilangan poin dari tim-tim kecil, seperti Lecce, Cagliari, dan Parma. Saat Serie A digulirkan kembali, Juni lalu, performa mereka juga masih naik turun. Mereka hanya empat kali menang, termasuk versus Torino, dari tujuh laga di era normal baru. Tiga laga sisanya berakhir imbang dan kalah. Tak ayal, mereka sempat terlempar dari persaingan juara.
Meskipun demikian, Godin meyakini timnya dapat mengejar Juventus. Mereka kini berada di belakang Juve. Godin sesumbar, timnya memiliki mental untuk juara. Secara matematis, selisih delapan poin antara Inter Milan dan Juventus bisa dipangkas lewat tiga kemenangan dengan catatan Juve terjerembab dalam tiga laga. Semua itu ditentukan enam laga terakhir kompetisi musim ini.
Sekarang, kami pun berpikir untuk memenani setiap pertandingan sisa agar lebih dekat dengan Juventus.
”Ketika kami berada di tempat yang merepotkan, penting untuk memenangi apa pun yang kami bisa. Kami memiliki kesempatan untuk tetap di posisi kedua dan kami akan melakukan segalanya untuk mempertahankan posisi ini. Sekarang, kami pun berpikir untuk memenangi setiap pertandingan sisa agar lebih dekat dengan Juventus,” tuturnya.
Direktur Inter Milan Beppe Marotta berkata, manajemen klub sangat puas dengan kinerja klub dan pelatih Conte sejauh ini. ”Kami melihat segalanya sejak awal musim dan kami melihat hasil yang memuaskan sejauh ini. Tujuan Conte adalah memanfaatkan sumber daya sebaik mungkin dan juga meningkatkan tim. Kami telah mencapai semua itu. Jadi, kami bahagia dengan kinerja pelatih dan klub,” tuturnya.