Dua seri awal Formula 1 di Red Bull Ring, Austria, menegaskan kualitas mental pebalap Mercedes, Lewis Hamilton. Juara dunia F1 enam kali itu bisa tetap menjaga pikiran positif meskipun dalam situasi yang sulit dan pelik.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
Lewis Hamilton tidak mengeluh dan mencari kambing hitam saat mendapat dua kali hukuman hingga gagal meraih podium pada seri perdana Formula 1 2020 di Sirkuit Red Bull Ring, Austria. Dia juga tetap percaya kepada para mekanik dan insinyur di timnya saat mobil Mercedes W11 yang dia pacu mengalami penurunan performa pada sesi latihan seri kedua di sirkuit yang sama. Dua pekan terakhir menjadi etalase mentalitas juara Hamilton yang selalu bisa menciptakan atmosfer positif di saat sulit.
Pada seri pertama, Minggu (5/7/2020), Hamilton mendapat dua kali hukuman. Pertama, dia dihukum turun tiga posisi start, hingga mengawali balapan dari posisi keempat, karena tidak menurunkan kecepatan saat bendera kuning. Hukuman ini sangat mendadak, hanya 90 menit sebelum balapan dimulai. Ini menjadi pukulan psikologis bagi Hamilton. Namun, dia tetap bisa membalap dengan brilian dan memperbaiki posisinya dari start kelima hingga ke posisi kedua di belakang rekan setimnya, Valtteri Bottas.
Namun, saat balapan menyisakan beberapa lap, Hamilton terbukti bersalah karena tidak memberi ruang bagi pebalap Red Bull, Alexander Albon, untuk menyalipnya. Mobil mereka bersenggolan hingga RB16 yang dipacu Albon melintir dan keluar lintasan. Hamilton pun dijatuhi penalti lima detik.
Namun, Hamilton terus memacu mobilnya seraya berharap bisa memperlebar selisih waktu dengan para pebalap di belakangnya supaya tetap bisa naik podium. Usaha itu gagal. Ia pun terlempar ke posisi keempat meskipun finis di posisi kedua.
Meskipun hasilnya tidak baik, dia enggan menyalahkan siapa pun dan tetap fokus pada dirinya. Hal itu untuk menangkal energi negatif merusak performanya. ”Hari ini sedikit janggal. Tiba-tiba, saya mendapat penalti (turun tiga posisi). Akan tetapi, itu tidak menggoyahkan saya. Justru, itu mendorong saya membalap sebaik mungkin,” kata Hamilton, seusai balapan seri pertama itu, dikutip situs resmi Formula 1.
”Jelas, saya memiliki pace yang bagus untuk mengejar Valtteri dan kemudian sungguh disayangkan ada kejadian dengan Alex. Saya tidak percaya kami seperti itu lagi. Ini sungguh terasa seperti insiden balapan. Akan tetapi, apa pun itu, saya terima penalti yang mereka rasa pantas untuk saya dan terus maju,” kata Hamilton.
Finis di posisi keempat memang mengecewakan bagi Hamilton, tetapi dia tidak membiarkan itu berkembang menjadi racun pikiran. Dia kembali mempersiapkan diri tampil di seri kedua yang masih digelar di Red Bull Ring pekan berikutnya. Namun, dia sempat mengalami masalah performa mobil Mercedes W11 pada sesi latihan bebas kedua pada Jumat lalu. Mobilnya kehilangan kecepatan sehingga dia hanya mencatatkan waktu tercepat keenam.
Masalah itu dia percayakan kepada para mekanik dan insinyur di timnya untuk bisa dipacu maksimal pada sesi kualifikasi. Kerja keras timnya membuahkan setelan mobil yang sangat memuaskan. Kondisi mobil prima, yang dipadukan dengan kemampuan teknik mengemudi tingkat ”dewa”, membuat Hamilton meraih start terdepan dengan selisih waktu 1,2 detik dari peraih start kedua, Max Verstappen dari tim Red Bull.
Pencapaian itu mengesankan mengingat kondisi lintasan balap yang basah akibat guyuran hujan, hingga banyak terdapat aquaplaning (semacam genangan air). Pandangan para pebalap pun sangat terbatas, hingga sulit melihat zona pengereman saat hendak memasuki tikungan.
Namun, Hamilton mampu mengatasi semua masalah itu. Performanya pun dinilai Kepala Tim Mercedes Toto Wolff seperti dari ”luar bumi”. ”Sangat jarang Anda melihat performa yang bukan dari dunia ini,” ujar Wolff memuji Hamilton.
”Ketika melihat ke layar monitor terkait waktu lapnya, dia mampu menyeimbangkan mobil di titik kritis, aquaplaning, dan pengendalian bukaan gas yang luar biasa,” kata Wolff.
Performa brilian Hamilton itu berlanjut hingga balapan seri Styria, Minggu (12/7/2020). Ia finis terdepan dengan selisih waktu 13,719 detik dari Bottas (finis kedua) dan 33,698 detik dari Verstappen yang finis ketiga.
Ini pencapaian yang di luar perkiraan Hamilton karena Red Bull Ring adalah salah satu sirkuit kelemahannya. Dia jarang menang di sirkuit ini, terakhir sebelumnya pada 2016.
”Jujur, ini salah satu sirkuit terlemah saya. Jadi, bisa meraih performa seperti ini, saya merasa terbang ke bulan. Saya sangatlah senang, tetapi saya juga tahu jalan masih panjang (menjadi juara dunia),” ujar Hamilton kepada Sky Sports F1.
Saat ditanya bagaimana dia membalikan keadaan hingga bisa meraih kemenangan pertamanya musim ini, Hamilton berkata, kuncinya adalah kerja keras dan berpikir positif.
Dalam kesulitan besar, di mana pun ada kemauan, di sana ada jalan.
Itu tidak mudah, tetapi bisa dilakukan. ”Dalam kesulitan besar, di mana pun ada kemauan, di sana ada jalan,” tegasnya.
”Pekan lalu, jelas secara psikologis sangat menantang setelah mendapat penalti dan dipanggil stewards (pengawas balapan) pada Minggu pagi sesaat sebelum balapan. Kemudian, mendapatkan penalti serta satu lainnya saat balapan,” ujarnya.
”Ini tidaklah pernah mudah. Tetapi, tidak ada yang bisa Anda lalukan terkait sesuatu yang telah berlalu. Apa yang bisa Anda lakukan adalah fokus dan menyalurkan energi pada masa depan,” ujar Hamilton kemudian.
Hal tidak kalah penting, bagi Hamilton, adalah berefleksi dari kesalahan. ”Saya bekerja keras bersama Bono (Peter Bono, teknisi balapan Hamilton) dan anggota tim untuk memahami di mana letak kesalahan pada pekan lalu. Lalu, memperbaikinya pada pekan ini,” pungkas Hamilton.
Mentalitas itu kini akan dipakainya untuk mengejar rekor juara dunia terbanyak, yaitu tujuh kali, yang diukir legenda F1, Michael Schumacher.