Arsenal kembali kehilangan kesempatan untuk memenangi laga karena kesalahan individu pemain. Posisi mereka di klasemen sementara Liga Inggris pun sudah diambil alih oleh Tottenham Hotspur.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
LONDON, SENIN — Arsenal menyesal telah memberikan ”hadiah” kepada Tottenham Hotspur pada laga derbi London Utara yang berakhir Senin (13/7/2020) dini hari WIB. Hadiah itu berupa kesalahan individu yang membuat para pemain Spurs dengan mudah menerobos pertahanan Arsenal. Spurs pun menang, 2-1, dan optimistis bisa meraih tiket Liga Europa musim depan.
Kemenangan ini mengantar Spurs naik ke peringkat kedelapan dengan 52 poin, sedangkan Arsenal tergeser ke peringkat ke-9 dengan 50 poin. Dengan sejarah rivalitas kedua klub ini, penting bagi Spurs untuk bisa finis di atas Arsenal.
”Kami memberikan ’hadiah’ lagi, kesalahan individu dan bola mati yang membuat kami kehilangan tiga poin lagi,” kata Manajer Arsenal Mikel Arteta. Padahal, skuad Arsenal sudah membahas dua hal penting itu sebelum menjalani laga.
Arsenal sudah bisa unggul melalui gol yang dilakukan Alexandre Lacazette melalui tendangan keras dari luar kotak penalti pada menit ke-16. Namun, kesalahan pemain Arsenal membuat penyerang Spurs Son Heung-min bisa menyamakan kedudukan tiga menit kemudian.
Kesalahan itu dilakukan dua bek Arsenal, yaitu Sean Kolasinac dan David Luiz. Kesalahpahaman terjadi di antara kedua pemain itu sehingga ketika Kolasinac hendak mengoper bola ke belakang, Luiz tidak siap. Bola direbut oleh Son yang kemudian bisa membobol gawang Arsenal untuk pertama kalinya dalam kariernya di Liga Inggris.
Menjelang akhir laga, Son mengambil tendangan pojok yang berbuah gol yang diciptakan Toby Alderweireld. Inilah yang dikhawatirkan Arteta ketika lawan memiliki kesempatan untuk menendang bola mati dan bisa memanfaatkannya dengan baik. Spurs pada laga itu mendapat enam tendangan pojok.
Berdasarkan data dari penyedia statistik sepak bola, Opta Sports, Arsenal sering menyia-nyiakan kesempatan untuk menang. Musim ini, Arsenal telah kehilangan 21 poin pada laga ketika mereka unggul lebih dulu, termasuk pada laga kontra Spurs. Hanya West Ham United yang kehilangan lebih banyak poin dalam kasus yang sama, yaitu 24 poin.
Kehilangan banyak kesempatan untuk memenangi laga di Liga Inggris berarti kehilangan kesempatan untuk tampil di kompetisi Eropa musim depan. Arsenal beruntung masih berpeluang meraih tiket Liga Europa jika mampu menjuarai Piala FA. Mereka akan menghadapi Manchester City pada laga semifinal, Sabtu (18/7/2020).
Meski demikian, Arteta masih melihat sisi positif dengan memuji para pemainnya karena secara keseluruhan berhasil membuat Spurs tertekan dan sulit mengembangkan permainan. Arsenal menjadi kubu yang mendominasi penguasaan bola hingga 62,7 persen.
”Jika kami bisa bermain seperti ini tetapi tanpa melakukan kesalahan, kami akan memenangi banyak laga,” kata Arteta. Sayangnya, tim ”Meriam London” ini sudah terlambat untuk berbenah dan memperbaiki situasi pada musim ini karena mereka tinggal memiliki tiga laga tersisa, yaitu melawan Liverpool, Aston Villa, dan Watford.
Pembelaan Mourinho
Spurs sedang menjalani musim yang sulit dan sudah tidak memiliki peluang mendapatkan trofi musim ini. Namun, berkaca dari kemenangan atas Arsenal, Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho memberi pembelaan dan menegaskan Spurs masih punya peluang untuk mendapatkan masa depan yang cerah.
”Kami masih bisa berjuang untuk mendapatkan tiket ke Liga Europa musim depan,” kata Mourinho. Ia mengakui Liga Europa kalah bergengsi dibandingkan dengan Liga Champions, tetapi tetap saja merupakan kompetisi antarklub Eropa terbesar kedua.
Mourinho yang pernah dua kali menjuarai Liga Champions bersama Porto dan Inter Milan mengakui, tidak pernah menempatkan Liga Europa sebagai target standarnya. Apalagi, Spurs merupakan tim yang pada musim lalu tampil di final Liga Champions meski kalah dari Liverpool.
”Saya hanya tampil dua kali di Liga Europa sepanjang karier saya dan dua kali menjuarainya (bersama Porto dan Manchester United). Tidak ada salahnya tampil untuk ketiga kalinya dan menjuarainya untuk ketiga kalinya,” kata Mourinho.
Manajer asal Portugal ini punya kesempatan untuk membuktikan ucapannya itu, setidaknya hingga kontraknya di Spurs berakhir pada 30 Juni 2023. Itu pun jika ia bisa bertahan lama tanpa dipecat seperti yang ia alami di MU. (AFP/REUTERS)